40. Maafkan key

3.1K 136 26
                                    

Maaf, jika aku tak bisa menjadi seseorang yang kau harapkan.

🐢🐢🐢

Jam menunjukkan pukul 5 sore, gadis berambut coklat yang duduk diatas sofa itu menghela nafas, dia menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Matanya tergerak, menatap kesetiap penjuru ruangan dan berakhir pada seorang laki laki yang duduk dilantai tak jauh dari tempatnya duduk.

Gadis itu menatapnya lama, menopang dagunya kemudian tersenyum "ngapain lo senyum senyum?" tanya laki laki itu tanpa menatap orang yang diajaknya bicara.

Ekspresi gadis itu berubah, tangannya mengambil bantal kemudian memeluknya "pengen aja" jawabnya "o ya, Rell, bentar lagi kita lulus, lo mau lanjut kemana?" tanyanya lagi pada Karell yang masih fokus pada playstation nya.

"Disini aja, emang lo mau lanjut kemana?" Gita menautkan kedua alisnya "loh, katanya lo mau kuliah diluar negeri" tanyanya

"Berubah pikiran"

Gita tertawa hambar "Apa karena pacar lo?" tanyanya pelan, dia sempat ragu untuk menanyakan hal itu, namun rasa penasarannya lebih besar, lagi pula Karell tak akan marah padanya.

"Gak sepenuhnya"

"Tapi tetep salah satunya"

Karell menaruh stik playstation nya kemudian meregangkan badannya, merasa pegal karena sedari tadi duduk bermain cukup lama. Dia ada dirumah Gita saat ini, beberapa jam yang lalu Gita memintanya untuk datang dan menemaninya yang sendirian dirumah, orang tuanya sedang pergi keluar kota, Karell yang sedang menganggur pun akhirnya datang menemani sahabatnya.

"Besok gue mau ke toko buku, anter yah" pinta Gita

Karell memutar matanya malas, hal itu membuat Gita yang baru saja membaringkan badannya kembali dalam posisi duduk "kenapa, gak mau? Yaudah gak usah, gue gak bakal maksa, gue bisa pergi sendiri" kesalnya

Karell tersenyum melihat tingkah sahabatnya, dia ambil ponselnya memastikan semuanya baik baik saja "makanya lo cari cowok, biar kalo kemana mana gak sendiri"

"Mentang mentang udah pacaran lo!" ucap Gita sembari melemparkan bantal yang ada ditangannya kearah Karell.

Karell berhasil menangkap bantal itu, dia tatap sahabatnya yang baru saja dia buat kesal membuat Gita heran dan buang muka karena salah tingkah.

"Ta, lo pernah suka sama cowok gak sih?" tanyanya dengan tatapan menyelidik. Gita melotot, bisa bisanya Karell mengatakan hal itu.

"Yaiyah! Lo kata gue gak normal! Sembarangan lo kalo ngomong!" Karell tertawa.

"Yaa takut aja"

"Lo tambah songong sejak punya pacar! Ngeselin tahu gak!" Karell bangkit dari duduknya, mengambil kunci motornya diatas meja lalu kembali memakai jaketnya.

"Lo aja yang sirik, gue pulang ah" pamit Karell sembari berjalan keluar.

"Jangan lupa besok anter ke toko buku!" teriak Gita.

Gue gak perlu khawatir lagi, Karell gak lupain gue, dia masih peduli meski sekarang dia udah jadi pacar key.

Karell melajukan motornya meninggalkan rumah Gita dengan kecepatan yang rendah, menikmati suasana sore hari yang cerah tak seperti biasanya. Sesekali dia edarkan pandangannya kesekitar, meski hari sudah sore namun masih banyak kendaraan yang masih saja berlalu lalang, begitulah kehidupan di ibu kota, semua orang selalu sibuk dengan urusan mereka.

Keyla [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang