Jurnalku.
Hari ini masih sama dengan hari hari biasanya. Aku kembali mengatakan kata yang paling tidak ia ingin dengar dariku.. Yaitu..
Aku mencintaimu.Aku mencintaimu, Ha Yoonbin.
Mengapa aku bisa mencintaimu? Kau itu menyebalkan, kau selalu bersikap dingin padaku, kau juga selalu mengabaikanku. Hh.. Gwaenchana, bukankah cinta itu buta?
Ppfftt..~~~~
Setelah menulis semua isi keluh kesahnya hari ini, (y/n) tanpa sengaja membalikkan lembar jurnalnya dihalaman kemarin.
Ia mengerutkan dahinya sejenak dan menyiratkan senyum simpul dibibirnya."Tto, aku menuliskan perkataan yang sama persis seperti kemarin. Ckck.. Bagaimana mungkin aku bisa lupa?? Apakah ingatanku semakin memburuk??"
Dan lagi.. Itu merupakan ucapan yang selalu ia ucapkan setiap kali seusai ia membalikkan halaman jurnalnya yang kemarin.
Tidak, (y/n) tidak mengalami amnesia. Hanya saja ia mengalami kehilangan memori dalam jangka pendek.
Ia tidak tahu kapan pastinya Ia mulai mengalami hal itu, karena Ia juga tidak mengingatnya dengan baik.
Namun.. Belakangan ini keadaannya semakin memburuk. Ia bahkan lupa dengan kata yang baru saja ia ucapkan. Dan ketika Ia berusaha untuk mengingatnya, maka Ia akan merasakan sakit kepala yang teramat luar biasa menyiksanya.
Ha Yoonbin??
Ah.. Namja itu.
Ia adalah satu satunya Namja yang (y/n) cintai. Bagi (y/n), Yoonbin adalah segalanya.
Namun.. Itu justru berbanding terbalik dengan sikap Yoonbin padanya..
.
Keesokan harinya.
(y/n) kembali seperti biasa memantau melihat Yoonbin bermain basket dari kejauhan.
Itu merupakan salah satu rutinitasnya disekolah selain belajar.
Mungkin kalian pernah atau bahkan sering melihat di televisi tentang cinta bertepuk sebelah tangan bukan?
Geurae, inilah yang (y/n) rasakan.Sebenarnya kedua orang tua mereka saling mengenal satu sama lain, dan karena alasan itulah (y/n) menyukai Yoonbin.
"Yak.. Yoonbin-ah. Suatu hari nanti kau pasti akan menyesal karena tidak memberikanku kesempatan untuk memilikimu" ucap (y/n) seraya masih berfokus pada pujaan hatinya itu.
Tiba tiba bola basket hasil operan dari temannya Yoonbin melesat jauh meninggalkan lapangan. Dan sialnya, bola itu mendarat mulus dikepala (y/n).
Beruntung (y/n) tidak sampai pingsan karena kecepatan bola yang datang tidaklah terlalu maksimal."Omo.. Kepalaku? Aku tidak apa apa kan? Apa aku kembali kehilangan ingatanku? Ani, aniya.. Hm aniya. Aku masih ingat kalau aku duduk disini untuk melihat Yoonbin bermain bola bass..
Ucapan (y/n) terhenti tatkala ia melihat sosok Yoonbin dihadapannya.
"Ck.. Kau seharusnya segera melemparkan kembali bolanya ke lapangan, kau membuatku membuang buang waktuku hanya untuk menghampirimu" Yoonbin merebut bola basket yang masih dalam genggaman (y/n).
Yoonbin hendak berbalik badan untuk kembali bergabung dengan teman temannya di lapangan, namun..
"Yaa.. Kau seharusnya mengkhawatirkanku karena aku baru saja terkena bola basket itu." ucap (y/n) seraya memegang pergelangan tangan kiri Yoonbin.
"Aku tidak punya waktu untuk mengkhawatirkanmu" Yoonbin menepis tangan (y/n) dari pergelangan tangan kirinya dan berjalan meninggalkannya.
"Huftt.. Jinjja. Aushhhfft.. Menyebalkan sekali dia." ucap (y/n)