Mungkin hidupku tidak seberuntung orang orang diluar sana.
Geurae, itu aku.Aku memiliki Eomma dan Appa yang sibuk bekerja demi pendidikanku.
Aku memiliki Oppa yang bekerja disalah satu rumah sakit swasta disini. Dia sungguh populer. Akan kuberitahu namanya, ia adalah Kim Jiwon.
Dan.. Aku juga memiliki sepupu yang bernama Go Hae Soo.
Huft, molla semakin hari aku semakin tidak menyukainya.
Awalnya aku merasa senang karena memiliki teman dirumah ini, namun seiring berjalannya waktu ia menyita waktu dan perhatian orang orang terdekatku.Ia selalu berhasil menarik perhatian kedua orang tuaku. Yaa.. Harus kuakui, ia adalah yeoja yang pintar dan memiliki banyak teman.
Sementara tidak denganku.Aku lebih suka menyendiri dan mendengarkan musik diwaktu istirahatku.
Aku tidak memiliki teman sama sekali, kecuali teman sekelasku."Aishh... Yak! Go Hae Soo. Apa kau tidak menggunakan kedua matamu itu eoh?? Kau membuatku kesal!"
"Mi.. Mianhae (y/n)-ah. Aku tidak sengaja. Aku benar benar minta maaf"
"Hh.. Kuperhatikan, semakin hari kau semakin sering berulah. Kemarin kau memecahkan vas bungaku. Merusak hasil karya seniku. Lantas sekarang, kau menumpahkan teh dipakaianku!"
"Jeongmal mianhae (y/n)-ah. Aku benar benar tidak sengaja"
"Ige mwoya?" ucap Oppaku yang baru saja keluar dari kamarnya.
"Oppaa.. Lihat pakaianku. Dia menumpahkan teh dipakaianku."
"Aku tidak sengaja Oppa" balasnya dengan wajahnya yang menurutku aah.. Sudahlah.
"Tidak sengaja kau bilang??!! Yak Haesoo. Kau harusnya sadar akan posisimu dirumah ini. Jangan karena uri Eomma dan Appaku bersikap baik padamu, kau jadi tidak tahu diri!"
"Geumanhae (y/n)-ah. Mengapa kau membesar besarkan masalah sepele seperti ini?"
"Oppa, mengapa kau malah membela yeoja tidak tahu diri ini eoh?? Kau harusnya membelaku. Aku ini adikmu"
"Geuman.. "aku memotong ucapan Oppaku.
"Aku berharap kau segera meninggalkan rumahku!!""(y/n)-ah!!!" Oppa membentakku.
Seketika aku terdiam dan menatap mata tajam Oppaku.
Ia terlihat begitu marah saat ini."Op.. Oppa. Mengapa kau malah membentakku? Yak!! Go Hae Soo, ini semua karenamu!! Aku mem..
Plak..
Aku merasakan satu tamparan keras dipipi sebelah kananku.
Untuk sesaat aku merasakan sakit yang amat terasa dipipiku.
Aku tidak menyangka Oppa akan membentak dan menamparku dihari ini.Setidaknya jika kedua orangtuaku tidak lagi memperhatikanku, aku tetep menginginkan Oppaku tetap berada dipihakku dan mendengarkan keluh kesahku.
Karena.. Aku tidak memiliki siapa siapa untukku membagi cerita."(y/n)-ah" aku mendengar nada lemah Oppaku. Tch.. Apa kini ia merasa bersalah karena telah menamparku?
"Apa kau puas?" ucapku pada Haesoo. Kemudian meninggalkan tempat itu dan menuju kekamarku.
..
Keesokan harinya.
Kini mereka sedang menyantap sarapan disertai dengan cerita dari masing masing anaknya."Jamkkan, (y/n)-ah. Ada apa dengan bibirmu? Mengapa bisa terluka?" tanya Appa.
"Hh.. Bahkan sudah lebih dari lima menit kuberada disini, mengapa baru bertanya sekarang? Menyebalkan." Batin (y/n)