Rintik-rintik air yang jatuh dari langit semakin deras. Disaat semua orang berlarian melindungi dirinya agar tidak basah, aku justru tetap berdiri di sana. Membiarkan setiap tetes air hujan membasahi tubuhku. Bukan hanya tetesan hujan dari langit yang membasahiku, tetapi juga tetesan hujan yang datang dari kedua mataku ikut membasahi kedua pipiku.
Aku menatap seseorang di depanku dengan raut muka kecewa. Dengan suara lirih, aku berkata, "puas kamu, puas sekarang membuat semua semakin hancur."
"Maaf."
"Aku sangat membencimu." Aku menatap laki-laki yang berjarak satu meter di depanku tersebut dengan tatapan kebencian, lalu aku berlari meninggalkannya yang terus memanggil namaku.
Aku terus belari menerpa hujan yang semakin deras. Tidak memperdulikan tubuhku kini semakin menggigil. Hingga, rasanya kakiku semakin lemas. Aku pun terjatuh dengan posisi terduduk.
Aku semakin menangis, mengingat semua yang terjadi. Aku membencinya, laki-laki yang aku cintai. Aku membencinya, aku benci mencintai laki-laki itu.
Air mata terus turun sederas hujan malam ini. Udara semakin dingin menusuk tulang. Jalanan semakin sepi, dan langit semakin menggelap. Aku memukul-mukul aspal, melampiaskan rasa benciku.
Tiba-tiba, aku tidak merasakan lagi tetesan hujan mengenai tubuhku. Padahal keadaan masih hujan, bahkan sangat deras. Kepalaku pun lantas mendongak ke atas. Di sana terdapat sebuah payung berwarna abu-abu dan seseorang yang menatapku dengan raut wajah khawatir.
•••PALPABLE•••
Hello!!!
Aku kembali...Cerita ini sebenarnya pernah aku publikasikan tapi belum selesai aku hapus. Dan sekarang aku publikasikan lagi.
Prolog dulu, BAB 1 besok ya😘
Aku rindu kalian...😭
KAMU SEDANG MEMBACA
Palpable [Selesai]
Romance#Love and Hapinness 2 Perempuan keras kepala yang bertahan dengan rasa sakit. Bukannya mengobati luka, justru membuat luka untuk dirinya. Kapan menyerah? Kapan mau mencari obat untuk lukanya? Dan sampai kapan mengabaikan seseorang yang menawarkan di...