BAB 15 - IMPIAN KITA
Semua telah berlalu, aku tak lagi membahas perselingkuhan Gentha yang sangat mulus itu. Meskipun semua masih terasa menyakitkan di hati. Aku mencoba melupakan semua yang telah terjadi. Demi hubungan aku dan Gentha kedepannya.
Namun, hubungan kita satu bulan ini tidaklah berjalan baik. Dulu kita sangat jarang sekali bertengkar, bahkan hampir tidak pernah. Sekarang, hampir setiap pembahasan berujung adu mulut yang tak ada habisnya. Masalah sepele yang dulu hanya sebagai pemanis di hubungan kita justru menjadi pertengkaran yang tak berujung reda.
Sebuah hubungan, pasti ada yang namanya masalah. Dulu kita sering menyelesaikannya dengan bersama-sama. Mencari solusi bersama dan akhirnya semua akan kembali baik-baik saja. Tidak seperti sekarang. Hubunganku dengannya entah akan berakhir apa.
Selama hampir satu minggu ini pun kita jarang berkomunikasi. Setelah pertengkaran hebat gara-gara aku menyebutkan nama Kirana. Ah... Nama itu selalu membuat dadaku terasa sesak. Dia perempuan cantik, ideal, apalah dayaku yang mempunyai berat badan melebihi ideal ini. Wajahnya mulus, glowing, sedangkan aku pipi cubby seperti bapau.
"Gabby nanti kita meeting. Kumpulkan perwakilan dari tim jahit, tim payet, dan tim finishing." Nesta muncul tiba-tiba di hadapanku. Seingatku tadi dia baru saja keluar bertemu client, kok sekarang sudah di sini dan membuyarkan lamunanku. "Gab... Hei... Kamu ngelamun ya?"
"Eh enggak kok, Ta. Baik saya segera siapkan. Di ruangan kamu kan?" Setelah Nesta menganggukan kepalanya, aku pun segera meluncur ke lantai satu.
•••Palpable•••
Aku memandang Nesta yang menerangkan mengenai event yang akan diadakan untuk Starlyn Collection. Sekarang ini aku bersama perwakilan dari beberapa tim duduk di sofa yang berada di ruangan Nesta. Sedangkan Nesta berdiri di dekat papan tulis kecil, menerangkan event yang akan di adakan.
"Event ini akan saya adakan setiap tahun. Sesuai dengan apa yang telah saya jelaskan tadi, ini bertujuan agar butik kita dikenal lebih banyak orang lagi. Masih banyak waktu untuk mempersiapkan semuanya, saya akan mematangkan konsep yang sudah saya buat. Kalian persiapkan diri kalian untuk bekerja lebih semangat."
"Dan... tenang, kalian tidak perlu khawatir. Saya sudah mengurangi pesanan, sehingga kita bisa fokus tanpa lembur yang terlalu parah. Saya tidak ingin kesehatan kalian terganggu. Karena kesehatan kalian lebih berharga bagi saya." Nesta pun kemudian duduk di sofa single. "Ada yang ditanyakan?"
Aku mengangkat tangan. "Akan diadakan di Jogja?"
"Oh iya... Saya lupa belum bilang. Acaranya tahun ini akan diselenggarakan di Jogja. Tahun depan akan berganti daerah, dan seterusnya. Semoga acaranya lancar sehingga kita bisa mengadakan setiap tahunnya."
Kemudian dari perwakilan tim bertanya mengenai tema, dan memberikan masukan-masukan. Nesta pun menampungnya, menghargai setiap pendapat dari karyawannya. Aku sangat kagum, meskipun butik ini hasil jerih payahnya, Nesta selalu ingat bawasannya tanpa karyawan dibelakangnya Starlyn tidak akan sebesar ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Palpable [Selesai]
Romance#Love and Hapinness 2 Perempuan keras kepala yang bertahan dengan rasa sakit. Bukannya mengobati luka, justru membuat luka untuk dirinya. Kapan menyerah? Kapan mau mencari obat untuk lukanya? Dan sampai kapan mengabaikan seseorang yang menawarkan di...