BAB 8 - KARENA CINTA

644 55 0
                                    

BAB 8 - KARENA CINTA

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


BAB 8 - KARENA CINTA

"Cinta itu harus ada tiga hal, kesetiaan, keseriusan, dan kepercayaan. Apakah bersamanya kamu mendapatkan semua itu?"

Setelah dibujuk Nesta untuk masuk kerja lagi, aku pun kini telah sibuk dengan berbagai macam desain gaun yang dibuat Nesta untuk aku buatkan polanya. Bos kesayanganku itu kalau memberi tugas benar-benar tidak tanggung-tanggung. Katanya, "supaya kamu sibuk dan tidak kepikiran. Dan... Salah siapa izinnya kelamaan."

Sebaik apapun bos, pasti tidak suka karyawannya terus-terusan bersantai ria. Setelah memberiku tugas yang menumpuk, dia langsung pergi gitu aja dengan tawa yang masih terdengar meskipun Nesta sudah berada di lantai satu. Benar-benar mengerjaiku.

Setelah menyelesaikan pola dua gaun, Fani datang bersama seorang perempuan imut berbaju pink dusty. "Mbak Gabby, ini ada yang mau interview."

Oalah, ternyata calon karyawan baru toh. Aku pun berjalan menuju sofa. "Silakan duduk, mbak."

Perempuan berbaju pink dusty itu pun kemudian duduk, dan Fani lalu permisi kembali tempatnya. "Saya Gabriela, biasa dipanggil Gabby. Saya asisten Mbak Nesta. Kebetulan Mbak Nesta lagi ada kepentingan di luar, sehingga menugaskan saya untuk sedikit mengobrol sama kamu. Nama kamu siapa?"

"Selina, mbak."

"Sebelumnya sudah bekerja ya?" Aku bertanya untuk mencocokan dengan data yang sudah diberikannya saat melamar kerja di sini.

"Sudah mbak."

Aku mengangguk-anggukan kepala pelan. "Kalau boleh tahu kenapa berhenti bekerja di tempat yang sebelumnya?"

"Kurang nyaman sama bos saya dulu mbak. Beliau tidak menghargai saya."

"Tidak menghargai? Dalam hal apa?" Dulu sebelum kerja bersama Nesta, aku pernah bekerja di salah satu butik. Dan baru dua bulan aku berhenti karena perlakuan bosku yang dulu tidak mengenakan. Lemburnya melewati batas wajar dan setiap hari, membuat ibuku uring-uringan.

Selina menundukan kepalanya. "Meskipun hasil kerja saya sebanyak dan sebagus apapun tidak pernah terlihat di mata beliau. Saya juga pernah mendengar, beliau menyesal merekrut saya sebagai karyawannya. Padahal dulu waktu saya diterima, kata beliau jahitan saya bagus dan rapi. Duh mbak, maaf jadi curhat."

Aku terkekeh pelan. "Tidak apa-apa, Na. Oh iya, Mbak Nesta itu orangnya tegas, kalau marah jangan dimasukin hati ya nanti. Semua itu demi karyawan agar berkembang, tapi dia baik banget kok, pengertian orangnya."

"Iya mbak."

"Oke, mulai besok kamu training ya! Training dulu dua minggu, kalau kamu sesuai kriteria yang yang kami inginkan bisa jadi karyawan tetap. Tapi jika belum, tenang saja kamu masih bisa kerja di sini. Training dulu sampai bisa. Bagaimana?" Aku menjelaskan apa yang di sampaikan Nesta tadi pagi.

Palpable [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang