BAB 5 - ADA APA?
Setelah pertemuanku dengan Rezal di Malioboro beberapa minggu yang lalu. Rezal sama sekali tidak kelihatan batang hidungnya. Nesta pun sempat bingung mengapa Rezal tiba-tiba menghilang begitu saja. Bosku itu pun juga menanyakan kepadaku, apakah ada masalah dengan aku. Dan aku hanya bisa menjawab, tidak ada apa-apa.
Sekarang Nesta jarang ke butik karena mempersiapkan pernikahannya yang akan diadakan sepuluh hari lagi. Dan semua pekerjaannya dilimpahkan ke aku. Sehingga aku harus berkerja lebih keras dari seminggu yang lalu.
Akhirnya bosku itu akan menikah juga. Aku selalu melihat sorot kesedihan dari kedua matanya meskipun dia selalu menutupi dengan sifat galaknya. Namun setelah bertemu dengan Adnan, sorot kesedihan itu berganti dengan sorot kebahagiaan.
"Gabby."
"Ada apa, Ta?"
"Gaun untuk resepsi sudah berapa persen?" Nesta menanyakan pembuatan gaun yang akan dipakainya saat resepsi.
Aku menatap gaun yang bersiluet A di manekin. Gaun yang indah berwarna biru navy rancangan Nesta sendiri. Sederhana namun terlihat cantik dan menawan. "Tinggal finishing aja, Ta. Alhamdulillah bisa selesai tepat waktu."
"Alhamdulillah." Nesta kemudian duduk di sofa. "Soal Rezal, kata Mas Adnan lagi sibuk mengurus restorannya di Jakarta, Gab."
"Wih udah panggil Mas nih," godaku mengalihkan pembicaraan Rezal. Bisa-bisa aku ditanya-tanya lagi.
Nesta tersipu malu. Ya ampun wajahnya terlihat bahagia, dan aku sangat bersyukur dia menemukan Adnan. Kemudian perempuan yang akan segera menikah itu pun menceritakan Adnan yang menyuruhnya memanggil Mas.
"Kata Mas Adnan, Rezal lagi pengen di sana dulu sambil move on dari aku."
Mendengar ucapan Nesta membuat garis pola yang seharusnya lurus jadi berbelok saking kagetnya aku. Apa tadi katanya? Move on dari Nesta? Waktu di Malioboro bilangnya tertariknya sama aku. Dasar cowok!
"Oh..."
"Kok oh sih Gab? Kenapa? Cemburu ya?" Duh ucapan Nesta benar-benar mengacaukan pekerjaanku. Pola yang aku buat tercoret lagikan.
"Cemburu? Gak lah. Terus saya harus jawab apa kalau tidak oh, Ta. Ada-ada saja kamu."
Nesta menghampiriku, waduh gawat nih kalau dia sampai tahu polanya tercoret-coret. "Tumben salah Gab?"
"Hm... Anu, yang namanya manusia pasti salahkan Ta," jawabku asal.
"Halah ngaku aja terganggu ucapan saya." Setelah itu Nesta masuk ke dalam ruang kerjanya.
***
Pernikahan Nesta dan Adnan di gelar di Surabaya, tepatnya di sebuah hotel terkenal di sana. Namun, meskipun di hotel mewah pernikahan mereka sederhana sesuai dengan permintaan Nesta. Nesta menginginkam pesta pernikahan yang sederhana, tapi kebahagiaannya terasa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Palpable [Selesai]
Romance#Love and Hapinness 2 Perempuan keras kepala yang bertahan dengan rasa sakit. Bukannya mengobati luka, justru membuat luka untuk dirinya. Kapan menyerah? Kapan mau mencari obat untuk lukanya? Dan sampai kapan mengabaikan seseorang yang menawarkan di...