Btw, lagunya yang di atas itu cocok deh sama cerita si Gabby dan Gentha🤭
BAB 12 - PIL PAHITRestoran bergaya klasik ini sangat menarik. Sangat instagramabel, sehingga sangatlah bagus untuk mengabadikan momen. Apalagi jaman sekarang, anak muda suka sekali foto di tempat-tempat yang unik dan bagus. Pemilik restoran ini melestarikan makanan tradisional. Namun meskipun makanannya tradisonal, ada yang dikreasi menjadi makanan masa kini tanpa mengubah rasa aslinya.
"Gab, makanannya enak banget deh," puji Tina ketika sudah menyuapkan makanannya ke dalam mulut.
Aku menatap seseorang yang menatapku dari lantai dua. Sebuah tatapan yang bisa diartikan rindu, namun aku segera menatap ke arah Tina. "Iya, enak."
"Tidak salah pilih tempat aku. Teman-teman kita merekomendasikan restoran ini loh. Oh ya dan katanya, pemilik resto ini tampan, duh jadi pengen ketemu. Katanya sih tinggalnya di Jogja."
Aku memutar kedua bola mataku, ketika Tina membicarakan pemilik restoran ini. "Emang tahu pemilik resto ini siapa? Kok tahu orangnya tampan?"
"Belum ketemu sih... Tapi di grup selalu ramai kalau sudah membahas pemilik restoran ini. Masih muda loh, Gab. Sudah punya restoran dan cabangnya lebih dari dua. Di Bali loh ada." Tina terus membicarakan seseorang yang kini masih menatapku dari lantai dua.
"Na..." Aku memberi jeda, kemudian melanjutkan ucapanku, "ingat suami!"
"Ish... Supaya anak aku nanti mirip gitu loh, Gab. Bukan mirip wajahnya loh ya... kalau wajah sih mirip bapaknya aja nanti orang-orang jadi bingung kalau mirip pemilik resto ini. Mirip kesuksesannya gitu loh, katanya orangtua dulu gitu kalau kita lagi hamil membicarakan orang lain, bisa-bisa mirip."
Aku melirik ke lantai dua, seseorang yang sejak tadi menatapku sudah pergi entah ke mana. "Kamu dari tadi lihat ke atas, emang ada apa sih, Gab?" Tina mendongakkan kepalanya melihat ke arah lantai dua.
"Anu..." Aku melihat salah satu temanku satu kampus turun dari lantai dua, bisa untuk dijadikan alasan. "Eh itu bukannya Indy ya?"
"Indy!" Tina langsung memanggil Indy. Perempuan seumuranku itu pun langsung melihat ke arah kami dan tersenyum senang ketika melihat siapa yang memanggilnya. Kemudian pamit dengan teman-temannya dan menuju ke tempat aku dan Tina.
"Hai, Gab, Na." Indy menyapa kita, kemudian duduk di salah satu bangku yang kosong. "Apa kabar, Tina? Sejak kapan pulang ke Yogyakarta?"
Tina tersenyum. "Baru kemarin, In."
"Aku baru pulang dari Jakarta juga loh! Sayang, waktu di Jakarta tidak sempat bertemu kamu. Alhamdulillah dipertemukan di sini." Indy kemudian menatapku. "Gab, kamu serius kekasihnya Gentha?"
Dengan tersenyum aku menganggukan kepalaku. "Iya."
"Gab! Seriously?" Indy memandangku tak percaya. "Bukannya Gentha pacarnya bernama Kirana ya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Palpable [Selesai]
Romance#Love and Hapinness 2 Perempuan keras kepala yang bertahan dengan rasa sakit. Bukannya mengobati luka, justru membuat luka untuk dirinya. Kapan menyerah? Kapan mau mencari obat untuk lukanya? Dan sampai kapan mengabaikan seseorang yang menawarkan di...