Terima kasih kau telah mencintaikuTerima kasih kau telah menyayangiku
Tetap di sini, temani aku sepanjang hidupku
-Tetap di Sini_Tri SuakaBAB 28 - PADA AKHIRNYA
“Dari 150,4 juta jiwa penduduk laki-laki di Indonesia, mengapa pilihan saya jatuh di kamu?”
Bodoh, aku benar-benar bodoh. Rezal serius dengan ucapannya, membiarkan aku tenang terlebih dahulu. Namun, menghilangnya dia selama empat hari ini justru membuatku semakin tidak tenang. Aku hanya bisa merasakan makanan yang dikirimnya setiap jam makan siang saja. Sedangkan dirinya, entah kemana selama empat hari ini.
Aku tidak berani bertanya Nesta apalagi Adnan, yang notabennya adalah sahabat Rezal. Nesta pun tampak diam dan tidak membahas Rezal seolah tahu aku dan Rezal sedang tidak baik-baik saja. Bosku tersebut hanya selalu berkata, "saya akan mendengar cerita kamu, kalau kamu bersedia cerita." Namun sampai sekarang aku masih bungkam.
Dering panggilan dari ponsel yang berada di atas meja membuatku meletakan sendok yang tadi aku pegang. Nama Vino tertera di layar ponselku, dan aku pun segera menggeser ikon telepon, kemudian memencet loudspeaker. "Assalamu'alaikum."
"Wa'alaikum salam. Gab, gak ganggu kan?"
Aku menggelengkan kepala meskipun di sana Vino tidak melihat. "Gak. Lagi istitahat."
"Besok aku pulang ke Jogja, lo mau nitip apa?"
"Gak mungkin seorang Vino telepon cuma tanya mau nitip apa. Langsung to the poin aja deh," jawabku kemudian mendengus kesal.
"Mas Endaru kemarin telepon. Lagi ada masalah sama Rezal, ya kamu?"
Vino memang sudah mengetahui hubunganku dengan Rezal semenjak lamaran Rezal aku terima. Dan responnya sangat berbeda saat mengetahui aku berpacaran dengan Gentha. Sahabatku tersebut sangat mendukung, meskipun mengintrograsi Rezal dulu selama setengah jam via telepon.
Terdengar helaan nafas dari sana ketika aku tidak kunjung menjawab. "Gab, Gentha masa lalu kamu. Sekarang dia sudah tenang di sana. Doakan, Gab... Jangan justru berlarut dalam kesedihan. Itu akan menyebabkan dirinya susah, dan tak tenang."
"I know. Aku hanya tidak tahu harus bersikap apa, Vin. Kamu tahu sendiri, hubunganku dan Gentha bukan hanya satu dua tahun."
"Sekarang, Gab. Kita hidup di masa sekarang, jangan hidup di masa lalu. Hubunganmu dengan dia memang terjalin lama, namun sudah berakhir bukan. Bahkan kalian sama-sama sudah punya pasangan." Vino menghela nafas kesekian kalinya. "Maaf, aku gak ada waktu kamu saat sedih. Seharusnya sebagai sahabat, ak—"
KAMU SEDANG MEMBACA
Palpable [Selesai]
Romance#Love and Hapinness 2 Perempuan keras kepala yang bertahan dengan rasa sakit. Bukannya mengobati luka, justru membuat luka untuk dirinya. Kapan menyerah? Kapan mau mencari obat untuk lukanya? Dan sampai kapan mengabaikan seseorang yang menawarkan di...