(3)

12K 1.2K 98
                                    

Pagi ini Namjoon tak datang, mengirimi Seokjin pesan bahwa ia ada kegiatan lain dikampusnya, semalam saat makan bersama Ken, rasa mualnya kembali datang, beruntung ia membawa obat dan memakai pakaian yang tebal, kencan semalam termasuk sukses, yeah, bisa dibilang begitu.

Pagi inipun Seokjin tidak mual parah seperti biasanya, lebih mendingan, ia bahkan dapat menyiapkan untuk diri sendiri. Seokjin melirik pada tempat penyimpanan susunya, haruskah ia minum sekarang atau menunggu bulan depan saja? Setelah terdiam berpikir Seokjin memilih kapan-kapan saja meminum susunya, dirinya belum tertarik untuk minum.

Seokjin berangkat kuliah seperti biasa, menyapa teman-temannya, duduk di bangku agak belakang, makan siang dikantin dan pulang dengan keadaan sehat. Beruntung perutnya hari ini baik-baik saja. Saat malam ia merasa begitu lapar dan menginginkan sesuatu yang berkuah pedas, ah juga buah semangka, kenapa kemarin ia tidak membeli buah itu si?

Dengan rasa malas, Seokjin memakai jaketnya, mencari minimarket terdekat lalu mencari kedai makanan yang menjual sesuatu yang pedas. Rasa inginnya pada semangka seolah tak bisa tertahan, ia melangkah dengan cepat, sebelumnya ia tak pernah semenginginkan ini pada semangka. Bibirnya mengerucut, ia malas berlari dicuaca dingin seperti ini tapi perutnya sudah meronta-ronta. Beruntung ada minimarket yang terlihat, mata indah itu segera bersinar dengan bibir yang tersenyum lebar. "Selamat dat—Seokjin ?"

"Oh Namjoon?" Seokjin maju melangkah mendekat, "Aku lupa kau kerja disini, ada semangka tidak?" Itulah yang membuat Namjoon sering bertemu Seokjin, lokasi kerja Namjoon dekat dengan apartemen Seokjin, jadi Namjoon terkadang datang untuk mampir dan melepas penat. Aneh, kenapa dirinya tadi lupa kalua Namjoon kerja?

"Oh mau semangka? Yang sudah dipotong adanya."

"Tak apa, ambilkan tiga." Namjoon mengerutkan kening tetapi tetap mengangguk melangkah menuju rak tempat semangka sementara Seokjin sudah berdiri didekat kasir tak sabar untuk segera memakan semangka. Bahkan saat Namjoon datang dirinya bertepuk tangan dengan heboh, beruntung tak ada pelanggan lain selain dirinya.

"Senang sekali? Ada tamu?" Seokjin menggeleng menyodorkan uang.

"Sedang ingin semangka."

"Oh ini untukmu semua?" Seokjin mengangguk menerima semangkanya. "Aku makan disini saja, sudah tidak sabar." Namjoon memerhatikan Seokjin yang dengan riang duduk pada kursi yang memang disediakan untuk pembeli. Seokjin langsung membuka tiga bungkus semangka itu, memakannya dengan lahap.

Namjoon datang dengan sebotol air mineral. "Makan jangan buru-buru, tak ada yang minta." Seokjin hanya diam saja bahkan saat Namjoon duduk di depannya.

"Pagi mual?"

"Jangan ngomongin mual !" Namjoon langsung menutup mulut saat Seokjin mengomelinya. "Eh kenapa aku seperti itu?-" dirinya mengerjapkan mata. "Pagi masih mual tapi tidak separah kemarin."

"Oh baguslah-"

Tiba-tiba Seokjin menatapnya dengan selidik, matanya memincing tak suka, membuat Namjoon sedikit kikuk "Ada ap-"

"Kenapa tidak pakai kaos hitam?"

"Huh?"

"Kan aku sudah bilang untuk memakai kaos hitam saat bertemu denganku."

Namjoon menunduk menatap kaos yang terbungkus rompi kerja. "Oh, kan aku tidak berniat menemuimu?" Namjoon berkilah.

"Tapi sekarang bertemu kan?" Seokjin tak mau kalah.

"Ya si tapi-"

"Ganti baju !"

Namjoon mengernyit tak suka. "Kok jadi ngatur-ngatur bajuku si?"

He is OursTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang