(7)

9.8K 1.1K 153
                                    

Beberapa minggu ini Namjoon memang dekat dengan seseorang, bahkan Namjoon sudah sering makan bersama dan hampir bertemu setiap hari. Namun tentunya Namjoon tak lupa jika hari ini adalah jadwal Seokjin untuk ke rumah sakit dan yang pasti Namjoon tak akan membiarkan Seokjin datang sendirian tanpa ada yang menemani. Usia kandungannya sudah memasuki 5 bulan.

Seokjin kini selalu memakai sweater tebal agar perutnya tak terlihat. Hanya Namjoon yang tahu perut Seokjin sedikit membesar saat pria itu memakai kaos saat di rumah. Awal mula Seokjin terlihat dengan perut membesar membuat Namjoon canggung sendiri. Beberapa kali ia harus memalingkan muka karena entah, ia mendadak merasa kaku. Seokjinpun sama, pria itu merasa malu. Terkadang terus menarik kaos agar perut besarnya tak terlihat. Rasanya Seokjin sudah tidak sanggup untuk terus datang ke kampus dengan perut terus membesar.

"Sudah siap?" Namjoon melongokkan badan ke dapur. Memperhatikan Seokjin yang tengah memasukkan sesuatu ke dalam tas kecil yang biasa mereka pakai untuk tempat buku kehamilan Seokjin. "Itu apa?"

Seokjin menoleh setelah menutup tasnya. "Susu. Aku sering haus sekarang jadi aku membawanya. Juga air mineral. Nanti jadi belanja kan?" seokjin berjalan mendekat dengan tas terselempang di bahunya lalu memakai masker.

Mendengar pertanyaan itu, membuat jantung Namjoon berdetak dengan cepat. Hari ini mereka memutuskan untuk belanja sesuatu, mereka sengaja belanja sejak dini, agar nantinya tak mengeluarkan uang terlalu besar jika harus sekali belanja, jadi mereka memutuskan untuk sedikit demi sedikit mencicil kebutuhan bayi. "Ayo?"

Tak ada pembicaraan khusus saat mereka tengah berjalan menuju halte. Laju langkah Seokjin memang sudah tak selebar biasanya dan Namjoon berusaha mengimbangi.

"Hidungku gatal." Seokjin berhenti lalu melepas masker sekedar untuk menggaruk ujung hidungnya, Namjoon juga ikut berhenti.

"Kubawakan sini tasnya." Tanpa penolakan Seokjin menyerahkan tas berisi dua botol minuman pada Namjoon. Setelah selesai menggaruk hidung dirinya kembali memakai masker. "Jadi beli samgyeopsal tidak?" Tanya Namjoon saat mereka kembali melangkah.

"Ih jadi dong, aku sudah nyidam dari kemarin. Oh iya Namjoon, juga sup alpukat, aku dengar itu sedang terkenal sekarang? Yoongi kemarin memamerkan fotonya padaku." Karena tertutup masker, Namjoon jelas tak mengetahui kalau bibir Seokjin tengah mengerucut.

"Kau nyidam atau mengikuti trend hm?" Goda Namjoon membuat Seokjin menoleh memicingkan mata.

"Nyidam! Sekalian iri sama Yoongi." Namjoon hanya terkekeh mengangguk. Mereka sudah masuk ke dalam bus dan duduk berhimpitan. "Bagaimana, kau masih sibuk akhir-akhir ini?"

"Masih, terlebih sebentar lagi akan ada ujian akhir kan?"

"Benar, akupun sangat lelah dengan tugasku. Yoongi terus meneleponku dan mengeluh, padahal aku juga sama lelahnya. Oh iya nanti makan dulu baru belanja kan? Aku membawa uang tak banyak, separuh ku tabung, sisanya ku buat untuk belanja ini dan makan sebulan." Namjoon menatap Seokjin, pria itu sedikit berubah dari terakhir kali Namjoon bertemu Seokjin, mungkin saat itu mood Seokjin sedang tidak baik dan hari ini kembali menjadi Seokjin yang cerewet.

"Aku ada uang kok, kalau di gabung pasti cukup. Jadi kemarin-kemarin bagaimana kau mengatasi nyidam-mu saat aku tak ada?"

"Ah itu.. aku bisa mengatasinya."

"Maaf ya, aku sangat sibuk. Sebagai gantinya boleh makan apa saja hari ini."

"Eum!" Seokjin terlihat bersemangat, terlihat dari mata Seokjin yang menyipit bahagia. "Samgyeopsal dan sup alpukat cukup kok, yang penting itu saja. Itu juga pasti mahal." Obrolan mereka terus berlanjut hingga giliran Seokjin di panggil oleh Dokter Han.

He is OursTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang