Seokjin berangkat kuliah dengan wajah lesu, bohong jika ia tidak kepikiran soal Ken semalam, Ken itu seseorang yang sudah ia sukai semenjak awal semester saat ini, lelaki itu tampan, bahkan beberapa bulan ini penuh perhatian ke Seokjin, sehingga ia merasa rasa sukanya juga terbalaskan. Naas, pikiran jernihnya kembali memukul telak hatinya, ia tak bisa kembali mendekati Ken, tidak dengan keadaan seperti ini. Menghela nafas, masa depannya sudah hancur dengan perlahan, termasuk kisah cintanya.
Bahkan saat di kelas Ken hanya tersenyum tak seperti biasanya yang akan duduk didekatnya dan mengobrol banyak hal, Seokjinpun seperti itu, mencoba menjaga jarak dengan Ken, biarlah hatinya sakit untuk saat ini, ia tak mau menyakiti Ken kedepannya dan tak mau menyakiti dirinya juga.
"Murung sekali ey?" Yoongi menyikut perut Seokjin saat mereka keluar dari kelas.
"Yak!!" Seokjin berteriak dan segera memegangi perutnya dan memundurkan badan membuat Yoongi terdiam menatap Seokjin dengan aneh. Tapi Seokjin memang suka berlebihan seperti itu si, pikirnya.
"Apa si?" Yoongi menatap Seokjin lalu wajahnya mendekat, terus mendekat hingga beberapa inchi dari wajah Seokjin. "Kau sakit?"
"Memang wajahku kenapa?"
"Pucat." Yoongi memundurkan badannya, kedua tangannya disilangkan didepan dada. "Kenapa? Putus cinta? Dengan siapa? Namjoon?"
Seokjin mengerutkan kening lalu melangkah mendekat, "Kok Namjoon si." Wajahnya cemberut tak suka. Yoongi hanya mengedikkan bahu tak acuh. "Kukira kalian dekat." Jawabnya dan Seokjin mendecih.
"Minggir aku mau pulang." Baru ia melangkah beberapa langkah, tubuhnya kembali mematung saat tiba-tiba seseorang bertubuh tinggi berhenti tepat di depannya.
"Seokjin." Seokjin sedikit menengadah mengedipkan mata, jantungnya mendadak berdetak ratusan kali lebih cepat, takut, jika saja tiba-tiba jantungnya copot. "Ken?"
Ken menghela nafas, mencoba menetralkan kembali rasa sebalnya pada kejadian semalam. "Mau pulang?"
"I-iya." Seokjin ingin memukul kepalanya, dirinya kenapa gugup seperti ini?
"Ku antar? Atau mau makan dulu?" Seokjin menatap Ken, ada perang batin dalam dirinya,
Mereka berdua mengabaikan Min Yoongi yang tengah menatap dengan wajah datar dan malas, 'Oh Ken toh' batinnya.
"Oh a-aku-" Seokjin celingukan membalikkan badan akhirnya ia menyeret Min Yoongi dan merangkul sahabatnya itu "Aku dengan Yoongi, Ken. Maafkan aku, kami ada janji."
"Kalian mau kemana?" Seokjin dan Yoongi saling memandang, seolah tengah berkomunikasi lewat mata mereka, Seokjin mengedipkan sebelah matanya, entah apa yang ia maksud intinya ia ingin Yoongi bekerjasama dengan Seokjin.
"M-mau, nugas?" Cicitnya melirih di akhir kata, merasa tak yakin dengan apa yang ia katakan.
"Tugas? Tugas apa?" Seokjin menunduk memejamkan singkat kedua matanya, merasa bodoh, Ken itu sekelas dengan dirinya, kenapa membahas hal yang Ken juga ketahui?
"Oh, tugas rumahku. Seokjin mau membantu tugas di rumahku. Kau mau bersih-bersih kan? Jadi babu, iya jadi babu, akan ada acara di rumahku." Awalnya Seokjin ingin menoyor kepala Min Yoongi saat ini, namun urung, nanti saja kalau omongan Yoongi tidak sukses.
"Oh—oke kalau begitu aku duluan?" Ken menatap Seokjin. "Nanti malam telepon aku ya?" Seokjin hanya mengangguk lalu melambaikan tangan, menghela nafas lega.
"OOOOOh jadi Ken?" Yoongi menaikturunkan alis menggoda Seokjin. "Pacaran tidak bilang-bilang, teman macam apa?" Lanjutnya menggoda.
"Aku tidak pacaran ya, berisik." Seokjin berjalan meninggalkan Yoongi yang segera melangkah menyusul Seokjin. "Yoon, mau makan sup ikan asam manis tidak?"
KAMU SEDANG MEMBACA
He is Ours
FanfictionSiapa yang disalahkan? baik Seokjin maupun Namjoon keduanya bersalah. namun tak ada yang bisa mereka lakukan ketika mereka mendasari kata 'tak siap' dan dalam benak mereka, mereka membenci dunia, mungkinkah mereka akan bertahan hingga akhir? Namjin...