Hoseok melirik sedikit pada Yoongi lalu menyungging senyum "Yoon, mau lihat sulap tidak?" Yoongi menaikkan alis total memberikan perhatiannya pada Hoseok.
"Namjoon Hyung dengan Seokjin Hyung seperti pasangan domestik sekali tidak si? Seperti sudah cocok mau jadi orang tua—ngomong-ngomong mereka lama sekali ya Hoseok Hyung?" Hoseok yang sudah membuka mulut dan mengangkat tangan hendak menunjukkan triknya pada Yoongi memejamkan mata lalu menurunkan tangannya.
"Ganggu sekali kau." Ucapnya sinis pada Taehyung. Lalu dirinya menghela nafas, hilang sudah minatnya menghibur Yoongi. "Ya begitu, dulu saja waktu masih berstatus teman saling perhatian sekali, aku bahkan yang lebih lama berteman dengan Namjoon tidak pernah dapat perlakuan manis seperti itu."
"Eh—Hoseok Hyung dengan Yoongi Hyung kekasih? Kok aku tidak pernah dengar Hyung? Biasanya kalau kau punya kekasih pasti bicara padaku seperti mantan kekasihmu itu siapa? – H ? Halsey kan? Yang dari biologi?"
Hoseok sudah ancang-ancang ingin memukul Jimin, 'aw' teriak Jimin saat merasakan Hoseok memukul kepalanya. "Jauh sekali. Hyemi, bodoh, namanya. Jauh sekali ke Halsey, kau kalau aku bercerita, kau pasti sambil mimpi ya?" Hoseok menyilangkan tangan di depan dada angkuh. "Ya bagaimana ya, ingat dulu Hyemi itu bertekuk lutut padaku, cantik si, bahkan—" Tak sengaja ia melirik Yoongi yang tengah menatapnya dengan raut dingin, Hoseok menurunkan tangannya mencoba menegapkan badannya yang mendadak gugup.
"Yak—apaan si." Jimin lagi-lagi meringis saat merasakan Hoseok kembali memukul kepalanya. "Siapa itu H-Hyemi Halsey? Kau bicara apa si? Aku bahkan tidak pernah bercerita apa-apa." Hoseok tersenyum kaku pada Yoongi.
"Astaga Namjoon lama sekali, apa dia salah jalan keluar ya?" Hoseok mencoba masuk ke dalam gedung flat Jimin dan Taehyung. Mereka awalnya menunggu Namjoon dan Seokjin di bawah dekat dengan mobil sementara Namjoon dan Seokjin masih berada di atas menyiapkan keperluan mereka untuk keberangkatan hari ini. "A-aku susul dulu."
Hoseok menengguk ludahnya kasar, terasa sulit karena pandangan Yoongi seolah mencekik lehernya. Ia berjalan dengan cepat, masuk dan mencari Namjoon.
"Jimin kau tipu-tipu aku." Jimin menoleh pada Taehyung yang tengah menyipitkan mata menuntut penjelasan Jimin.
"Aku serius. H—H itu pokoknya. Mata Hoseok Hyung kalau sedang cerita itu berbinar seolah ada pelanginya—kalian pacaran tidak si Hyung?" Kini pandangan Jimin beralih pada Yoongi yang menatapnya.
"Belum tapi—Coba ceritakan padaku bagaimana Hoseok dengan Hyemi?" Jimin mengangguk lalu mendekat , sedikit membungkukkan badan dengan jarak wajah yang begitu dekat dengan Yoongi membuat Yoongi memundurkan kepala.
"Oh, bulu mata Yoongi Hyung jatuh dipipi." Dengan gerakan mencubit Jimin mengambil bulu mata dipipi kiri Yoongi. "Bulu matamu lentik Hyung, cantik yah?" Ucap Jimin tersenyum menggoyangkan bulu mata yang ia genggam tanpa menjauhkan wajahnya.
.
.
.
Seokjung hanya dapat menatap pintu ruangan Ibunya dengan tatapan muak. Ia terkurung di dalam ruangan Ibunya. Sesekali ia melirik Ibunya yang hanya terdiam kosong.
"Ibu, kau harus meminum obatmu lalu tidur." Cara satu-satunya adalah Ibunya tertidur agar ia bisa pergi.
"Seokjung-ah." Ibunya memanggil tanpa menatap wajahnya. "Ingat dulu waktu kau kabur? Aku sangat terpukul dan sama sakitnya seperti sekarang meski aku terbaring di rumah bukan di rumah sakit." Seokjung hanya diam. "Lalu ada Seokjin yang selalu menenangkanku, dan berkata kau pasti akan pulang. Dia anak yang manis bukan?"
"Setelah kau mengecewakan dan membuat malu kami. Harapan kami tertuju pada Seokjin." Seokjung dapat mendengar kekehan Ibunya yang terasa kosong. "Tapi ini yang terjadi. Ini bahkan lebih memalukan dari dirimu dan berbekas."
KAMU SEDANG MEMBACA
He is Ours
FanfictionSiapa yang disalahkan? baik Seokjin maupun Namjoon keduanya bersalah. namun tak ada yang bisa mereka lakukan ketika mereka mendasari kata 'tak siap' dan dalam benak mereka, mereka membenci dunia, mungkinkah mereka akan bertahan hingga akhir? Namjin...