Special Chapter

11.5K 865 135
                                    

Special Chapter : SOPE 🌸

/Boleh di skip karena ini fokusnya ke sope/ hehe



.

































Yoongi tak pernah menyangka jika sosok yang Seokjin kenalkan dengan nama 'Hoseok' dan teman dari Namjoon itu-akan menjadi seseorang yang begitu berarti dalam hidup Yoongi saat ini. Awal pertemuan mereka memang begitu biasa meski ia sedikit terkejut dengan tingkat keramahan Jung Hoseok bahkan pria itu mengedipkan mata diawal pertemuan mereka hanya karena setuju dengan dirinya. Baginya Hoseok aneh dan berbanding terbalik dengan sifat yang Yoongi miliki.

Dan jujur ia awalnya tak menyukai Jung Hoseok. Bagaimana pria itu yang mengenalkan Namjoon dengan gadis lain, bagaimana Hoseok yang mendadak dekat dengan Seokjin dan bagaimana Hoseok selalu bercerita tentang hidupnya. Hoseok itu berisik-amat sangat berisik.

Terkadang Yoongi ketakutan ketika Hoseok berada di dekat Seokjin-takut membuat bayi Seokjin tiba-tiba keluar karena kebisingan Hoseok.

Awal ia seharusnya merasa canggung dengan Hoseok, Yoongi bukan seseorang yang ramah dan pandai bergaul. Tapi entah, ada sesuatu dalam diri Hoseok yang saat itu membuat Yoongi seolah melunturkan kekakuannya dan dapat dengan mudah mengobrol dengan Hoseok. Ia masih ingat bagaimana terkejutnya Yoongi karena penuturan Hoseok tentang Saeron dan Namjoon. Tapi Yoongi juga terkejut mengetahui bagaimana dewasanya Jung Hoseok dibalik sifatnya yang kekanakan.

Malam saat membeli kebab, Hoseok terus mengajaknya mengobrol. Pria itu banyak sekali mengeluh. Mengeluh tentang kisah cintanya. "Memang hidupku memang selalu segalau ini." Yoongi hanya diam mendengarkan. "Aku merasa bersalah sekali pada Namjoon dan Seokjin, memang ini dosaku. Hyemi juga tak mungkin bersamaku." Yoongi tetap diam.

"Apa menurutmu setelah ini aku bisa menemukan cinta sejati?"

"Bisa diam?" Hoseok melirik sengit pada Yoongi dan hanya menghela nafas.

Pernah suatu ketika Hoseok mengajaknya jalan berdua dengan dalih merasa bosan. Dan meminta Yoongi yang menjemputnya-"Jangan naik motorku, nanti kau kepanasan. Kau menjemputku saja bagaimana? Min Yoongi tidak boleh terkena terik matahari dan debu."

Hoseok tiba-tiba menggenggam tangannya. Dan dengan terkejut pula Yoongi segera menarik tangannya dengan canggung. "H-haus, d-dimana penjual minuman?" Ujar Yoongi gugup.

"Ingin tahu?"

Yoongi menoleh dengan ragu lalu mengangguk. "Mau diantar cari penjual minuman? Pegang tanganku dulu makanya."

Yoongi terdiam menghentikan langkah. Memandang tak percaya pada Hoseok, pria itu lancar sekali saat berbicara. Bahkan kini tengah memandangnya dengan cerah. "Pegang-pegang tangan? Kau gila?"

"Oh, ya sudah cari penjual minumannya sendiri. Silahkan." Hoseok bertingkah layaknya pelayan dengan sedikit membungkuk dan menjulurkan tangan pada Yoongi seolah menyuruh Yoongi pergi sendiri. Yoongi membuang wajahnya dengan warna merah mulai menjalar pada leher dan telinganya.

"Y-yasudah, a-ayo, dima-ugh, dimana?" dengan sedikit gemetar, Yoongi mulai mendekatkan tangannya pada tangan Hoseok dan menggenggam tangan pria itu. Wajahnya masih menoleh tak memandang Hoseok. Dan Hoseok yang diam-diam mengulum senyum lalu menarik Yoongi dan mulai melangkah bersama.

Yoongi terkadang bingung harus bagaimana terhadap Hoseok. Dia bukan seseorang yang terbiasa dengan kontak secara langsung, dengan sikap yang sok dekat jika baru mengenal, dan ia terkadang tak tahu harus menanggapi seseorang yang menatapmu dalam.

He is OursTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang