01

4.6K 338 359
                                    

Ini cerita pertama yang aku buat saat belum mengerti dunia kepenulisan, jadi maaf jika banyak typo. Cerita ini sedang ku Revisi nyicil-nyicil. : v

Tapi tenang, cerita ini masih layak di nikmati.

Happy Reading 💙
________________________

"Buruan masuk gih sana!" kata kakak ku setelah aku turun dari motornya.

"Iya-iya."

"Belajar yang pinter jangan males-malesan di sekolah baru," tambahnya lagi.

"Iya-iya, bawel banget, sana pergi," jawabku kesal.

"Hahaha" dia tertawa sebelum akhirnya pergi dari hadapanku.

Dasar menyebalkan. Umpatku pelan saat kakakku melajukan motornya menjauh dan hampir tak terlihat.

Dia kakak laki laki ku, namanya Galih Bagaskara. Dia masih kuliah.
Dan karna arah kampus nya searah dengan sekolah ku, jadi setiap hari kami berangkat bersama.

Aku membenarkan letak tas ransel ku, dan berjalan menuju kelas.

Hari ini adalah hari pertamaku sekolah di SMA Harapan Bangsa, hari pertama ku menjalani masa putih abu-abu setelah seminggu kemarin menjalani masa MOS.
Akhirnya masa-masa MOS yang membuatku seperti seorang tahanan berakhir juga, senang rasanya karna tidak ada lagi senior yang selalu mencari-cari kesalahan adek kelasnya.

"Salsaaaa!" sontak aku menoleh mendengar suara yang memangilku dari belakang, aku sudah tau siapa pemilik suara cempreng yang mirip seperti toa itu.

Dia berlari ke arahku dan berhenti tepat di depanku dengan cengirannya yang sok manis tentunya, namanya Evita Angela.

"Vitaaa, kebiasaan deh, kaget tau..." kataku.

"Yah, alay lo" Evita nyengir, membuatku semakin ingin menjitak kepalanya.

Cewek tengil di sampingku ini memang sedikit menggemaskan, dia lucu dan unik, walau terkadang menyebalkan.

Aku pertama kali berkenalan dengan nya saat masa MOS beberapa hari yang lalu, yang kebetulan kami se-regu. Aku masih ingat saat aku dan Evita di hukum kakak senior karna datang telat saat berkumpul di halaman dan lupa tidak membawa coklat.

Aku masih ingat bagaimana kejadian memalukan itu terjadi, lebih tepatnya saat hari terakhir masa MOS, begini Ceritanya...

Flashback on

"Sa anterin gue ke toilet yuk, buruan..." Evita merengek sambil menarik-narik tanganku.

"Bentar lagi kan kumpul di halaman Vit,nanti telat gimana?" jawabku.

"Masih lama deh kayaknya, ayo Sa... udah kebelet nih."

"Eh eh" Evita menarik tanganku dan aku hanya bisa pasrah, aku mengantarnya ke toilet.
Padahal niat ku setelah dari kantin tadi aku ingin langsung ke halaman karna takut telat, tapi mau gimana lagi. Tidak ada pilihan lagi selain mengantarkan Evita ke toilet. Semoga aja nanti tidak sampai terlambat.

Jam istirahat sudah habis, dan aku yakin semua anak-anak sudah berkumpul di halaman saat ini.

"Vit, ayo buruan," aku mengedor pintu toilet.

"Iya-iya,bentar."

Aku melihat beberapa anak lari menuju halaman dengan tergesa-gesa, membuat ku semakin panik. Baru saja aku ingin mengedor pintu lagi, tiba tiba-tiba Evita sudah keluar.

"Udah pada ke halaman yah?" tanyanya dengan merapikan rambut serta roknya.

"Kayaknya sih, udah buruan yuk."

REHAN ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang