19

1.2K 81 2
                                    


"Nael, sini duduk! " Ujar Tante Sarah.

Dia sungguhan Kak Nael?

Aku mengerjap-ngerjapkan mataku sekali lagi. Mengamati setiap langkahnya, penampilannya, dan ...  Wajah datarnya itu. Dingin tanpa ekspresi.

"Malam Om, malam Tante. " Kak Nael menyapa Papa dan Mama dengan tersenyum singkat.

"Selamat malam, " Balas Mama tersenyum pula, sedang Papa turut mengangguk membalas sapaan Kak Nael.

"Papa sama Mama kenapa ngga bilang kalau Om Herman dan Tante Mirna ke sini? " Tanya Kak Nael kemudian. Lantas dia duduk di kursi kosong,  yang kebetulan tepat di depanku.

Ternyata Kak Nael sudah mengenal Mama dan Papa. Tapi aku sama sekali tidak tau tentang hal itu.

Kak Nael mengedarkan pandangan ke arah sekitar. Seperti meng-absen siapa-siapa saja yang duduk melingkari meja makan saat ini. Sampai beberapa detik setelahnya,  dia menatap kearahku. Kami saling pandang dalam hitungan detik. Tanpa tersenyum. Lalu aku segera mengalihkan perhatianku, tidak ingin berlama-lama mendapati kecanggungan ini.

Yang membuatku terheran, Kak Nael tampak tidak terkejut saat mendapati aku di rumahnya. Dia tidak terkejut saat tau aku anak dari teman orang tuanya. Berbeda sekali denganku. Apa mungkin Kak Nael sudah terlebih dahulu tau akan hal itu?

"Mama sengaja ngga kasih tau kamu dulu, biar surprise gitu hahaha. " Tante Sarah tertawa ringan.

Kak Nael yang duduk berhadapan denganku tersenyum singkat.

"Oh iya Nael,  kamu sudah kenal  belum sama anaknya Tante Mirna yang cantik ini, kalau nggak salah,  kalian satu sekolah kan? " Kalimat Om Jaya spontan membuatku menoleh kearahnya. Begitupun dengan Kak Nael.

"Iya pa,  kami satu sekolah, " Jawab Kak Nael.

"Berarti kalian sudah saling kenal? " Giliran Tante Sarah yang angkat suara.

"Iya tante. " Aku mengangguk pelan pada Tante Sarah.

Aku bisa melihat bibir Kak Nael yang kembali terkatup setelah aku menjawab kalimat Tante Sarah lebih dulu.

"Bagus deh,  kalau kalian sudah akrab satu sama lain. " Tante Sarah tersenyum penuh arti.  Yang membuatku hanya bisa tersenyum kaku.

"Salsa,  kamu sering-sering dong main ke rumah tante. Tante mau ajak kamu bikin kue dan masak-masak yang ennnnak banget. Nanti biar di jemput sama Nael,  sekalian juga di anterin pulang. Mau yah? " Ujar Tante Sarah.

Dia tampak bersemangat di setiap kalimat yang ia ucapkan. Dia tersenyum lebar.

"Nah,  betul itu Sa. Dari pada kamu diem di rumah, mending belajar masak sama Sarah, "  Tambah Mama.

"Gimana Salsa, mau ngak?"

"Boleh tante, " Jawabku kemudian.

Aku tidak bisa membayangkan bagaimana jadinya jika aku diantar dan dijemput Kak Nael nantinya.

Setelah perbincangan ringan di meja makan selesai, makan malam pun di mulai. Kami memakan makanan yang tersedia di depan mata. Saat ini semua piring penuh dengan nasi beserta lauknya.
Makan malam berjalan nyaman seperti semestinya.  Sesekali Papa bergurau di sela-sela makan. Semua orang tertawa ringan. Membuat suara sendok dan piring yang berbenturan nyaris tersamarkan.

Beberapa menit kemudian makan malam selesai.

Kulihat semua orang sudah menyelesaikan makannya, tapi belum beranjak dari tempat duduk. Mama mengambil tisu dan mengelap mulutnya pelan.
Aku menuang air putih yang berada di depanku.

REHAN ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang