“Hoammm.”
Sesampainya di kamar aku langsung merebahkan tubuhku di atas kasur, setelah melempar tas ku ke sembarang arah.
Hari ini aku lelah, apalagi tadi harus menungu Kak Galih di depan gerbang sekolah. Mungkin lain kali, lebih baik memesan ojek online saja.
Aku menghela nafas perlahan lalu meraih bantal di sebelah ku.Merasakan tubuhku yang kelelahan membuat mata ingin terpejam, dan aku memejamkan mataku perlahan, hingga beberapa detik kemudian aku teringat kejadian sepulang sekolah tadi. Aku membuka mata dan mencari kertas kecil itu.
Dimana aku meletakkanya?
Aku membuka tas ku, mencari kertas kecil itu dan aku baru ingat kalau menaruhnya di saku seragam.Aku meraih ponsel ku yang masih mati, ku coba tekan kembali tombol power, tapi hasilnya nihil.
Sedari tadi aku mencoba menghidupkanya, tapi tetap tak ada respon. Layar ponsel ku tetap menghitam. Tidak ada lagi yang bisa di lakukan.
Akh..., sial!!!
Aku melempar kasar ponsel ku ke atas nakas dekat kasur.
Percuma saja dari tadi aku berusaha menghidupkan ponselnya, toh dia tetap tidak mau menyala.Huft.
“KAK SALSA...”
Pintu kamar ku di buka dengan kasar dari luar, aku terlonjak kaget.
Dan mendapati gadis kecil bersidekap di ambang pintu, aku mengernyit menatapnya.“Apa an?” tanyaku ketus.
“Kak Salsa yang ngabisin salad aku di kulkas kan? IYA KAN?!” Dia berbicara dengan nada yang meninggi, atau lebih tepatnya menuduhku.
“Kok aku? palingan di makan kucing,” balas ku tidak terima di tuduh.
“Kak Salsa bohong..., pasti Kak Salsa yang makan saladku! MA... KAK SALSA NYEBELIN!”
Dia menghentak-hentak kan kakinya kemudian berlari tanpa menutup pintu kamarku.
“Tuh kan ngadu,”
Aku berdiri dan berjalan ke arah pintu, melihat Ara yang sudah menuruni tangga menuju dapur, lantas menutup kembali pintu kamarku.
Aku tau dia pasti akan mengadu kan ku pada mama, dasar bocah.
Sebenarnya memang aku yang memakan saladnya tadi pagi, karna tak sempat sarapan. Toh nanti bisa beli lagi, mungkin saat ini dia sedang merajuk minta di belikan salad ke Mama, aku tidak peduli.
Namanya Arabella Clarista, pangilanya Ara. Dia adik perempuanku.
Berumur 9 tahun, sekitar kelas 3 SD.
Dia sangat manja dan menyebalkan.Hobinya merengek dan mengganguku, dia selalu saja mengusik ketenangan ku bahkan satu hari pun aku tak pernah merasakan ketenangan gara-gara dia.
Aku heran kenapa Ara tidak pernah bisa akur denganku, sedangkan dengan Kak Galih selalu terlihat harmonis.
Bahkan dia lebih memilih tidur dengan Kak Galih dari pada tidur dengan ku yang sama-sama perempuannya, lebih memilih duduk di sebelah Kak Galih dari pada di sebelah ku.
Seakan akan aku ini orang jahat yang perlu dia jauhi, adik kakak macam apa cobak?
Tapi jujur, aku lebih sering menjahilinya dari pada bersikap manis padanya.
Dia menyebutku ‘nenek lampir’ , jadi jangan salahkan aku kalau menyebutnya ‘bocah cengeng’.
_________________________
See you, sabtu depan ^^
![](https://img.wattpad.com/cover/205442140-288-k366509.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
REHAN ✔
Teen FictionCerita ini Ringan, Benar benar ringan. Sengaja di buat agar pembaca bisa senyum senyum sendiri. _________________ Kisah ini bermula ketika aku menjadi murid baru di SMA Harapan Bangsa, disitulah awal aku mengenal sosok REHAN ADITYA MAHENDRA, cow...