09

1.6K 127 73
                                    

“Gimana Sa, udah dapet kamus nya?” tanya Misel sekedar basa-basi saat aku sudah duduk di sampingnya.

“Udah, nih. ” Aku mengangkat kamus Bahasa Jerman berukuran sedang menghadap pada Misel.

Kelas masih gaduh, anak-anak kelas sedang  sibuk bergosip seperti biasanya.
Aku melihat sahabat cerewetku-Feby dan Evita mengobrol dan sesekali tertawa.

Mungkin mereka sedang membahas film-film drakor, atau lainya yang berbau-bau korea. Kulihat Evita akhir-akhir ini juga mulai tertarik dengan film dan cogan korea, mungkin karna terlalu sering menonton drama Korea bersama Feby saat jam kosong.

Berbeda dengan aku dan Misel yang sama sekali tidak tertarik dengan hal semacam itu. 

“Feb, gue mau nanya nih.” Aku menepuk pundak Feby pelan.

“Nanya apa? Kalau lo mau nanya Kak Rehan bakal  ngedeketin lo apa nggak, please jangan tanya gue, gue gak tau kalau soal itu hahaha.” Feby nyerocos lantas tertawa, menyebalkan.

Bahkan sebelum aku sempat menjelaskan apa yang akan aku tanyakan. Lagi pula aku tidak ingin menanyakan tentang Kak Rehan.

“Ih apaan sih, siapa juga yang mau nanya tentang Kak Rehan,” jawabku geram.

Rasanya ingin sekali menelan mentah-mentah anak di depanku ini, untungnya aku masih sadar kalau aku manusia, bukan kanibal.

“Hehe, ya trus apaan?” Feby malah nyengir.

By the way, nama panjang Kak Nael itu siapa sih?”

“Ngapain nanya nama Kak Nael, atau jangan-jangan..., LO NAKSIR YAH SAMA KAK NAEL?”

“Feby... apaan sih, jangan kenceng-kenceng! Nanti kalau pada salah paham gimana?” sergahku yang spontan membekap mulut Feby karena dia berbicara dengan suara lantang. Beberapa anak di kelas langsung menatap kami sekilas. Shit!

“Eh, lo beneran naksir Kak Nael Sa?” Evita berseru mendengar aku dan Feby menyebut-nyebut nama Kak Nael.

“Hadeh..., kalian lagi mbahas apaan sih?” Misel akhirnya ikut berkomentar setelah dari tadi sibuk dengan ponselnya.

“Ya ampun enggak lah, gue tuh Cuma tanya nama lengkapnya Kak Nael siapa? gue gak suka sama dia, kenal aja enggak.” Jawabku dengan penuh penekanan.

“Lagian lo aneh sih, tiba-tiba nanyain Kak Nael, emang lo udah pernah ketemu dia?” tanya Feby lagi.

“Jawab dulu siapa nama lengkapnya Kak Nael, baru ntar gue cerita.”

Aku hanya ingin memastikan kalau cowok yang membantuku di Perpus tadi adalah Kak Nael yang di maksud Feby atau bukan. Siapa tau yang namanya Nael atau Natanael di sekolah ini banyak.

“NATANAEL RAKHA SANJAYA.”

“Busyettt feb, lo beneran hafal nama-nama senior di sini?” tanya Evita, seolah takjub mendengar Feby yang begitu lancar menyebut nama salah satu senior itu.

“Ya enggak lah, Cuma nama cogannya aja yang gue hafalin, yang lainya mah ogah!”

Aku ketawa mendegar ucapan Feby yang terlalu  frontal, Miselpun ikut tertawa.

“Kenapa lo tiba-tiba nanya nama Kak Nael Sa?” kini giliran Misel yang bertanya dengan nada kalem khas Misel.

“Tadi waktu di Perpus gue ketemu sama tuh cowok. Gue kepo aja, apa jangan-jangan Kak Nael yang famous itu nama aslinya Natanael, eh ternyata beneran.” Aku mengedikkan bahu.

“Trus trus kok bisa ketemu?” Evita penasaran.

"Lo ketemu Kak Nael?" Ulang Feby.

“Namanya juga Perpus, pasti banyak orang lah, wajar kalau mereka ketemu, iya kan Sa?” ujar Misel. Ku balas Anggukkan  kecil.

Iya, Memang di sana tempat umum, jadi wajar saja kalau aku bisa bertemu siapapun tanpa di duga. Tapi yang menjadi suatu kebetulan adalah Kak Nael yang tiba-tiba membantuku mencari kamus yang ku cari.

“Gue jadi keinget Kak Nael pas main basket waktu Mos dulu, sumpah dia itu main basketnya Jago banget,”  Feby menambahkan.

Tak terasa pembahasan kami mulai mengarah pada Kak Nael secara lebih rinci, apapun yang berhubungan dengan Kak Nael di bicarakan oleh Feby.

Feby yang menurutku lebih tau dalam hal seperti ini, bahkan mungkin, seandainya di Bikini bottom ada cowok ganteng, tidak menutup kemungkinan akan di bahas juga oleh feby. Dasar!
Aku yang temanya saja sampai Heran kenapa ada makhluk unik yang sok tau seperti Feby ini.  Semoga saja spesies yang satu ini tidak musnah dari semesta. 

“Eh tunggu-tunggu, jadi Kak Nael itu salah satu anggota tim basket?” tanyaku kemudian.

“Bukan anggota, malah dia itu captein tim basket! Masak lo gak tau?” Feby menatapku dengan tatapan tak percaya.

“Iya, gue juga inget. Kak Nael itu yang mencetak skor terbanyak kan.” Lanjut Misel yang sedari tadi ikut nyimak.

“Namanya juga captein tim,” sahut Evita.

“Oh, pantesan aja gue tadi liat mukanya Kak Nael kayak gak asing gitu, gue baru inget kalau dia capteinnya tim basket,”  ujarku.

“Kebangetan kalau lo sampek gatau Kak Bael itu siapa,” tambah Feby lagi.

Memang aku baru ingat kalau Kak Nael adalah captein tim basket. Wajar saja kalau reputasinya melambung, ternyata karena dia captein.

Keren.

Waktu demo eskul tim basket aku tidak terlalu memperdulikan demo dari eskul itu. Karena waktu itu tim basket demo di urutan yang terakhir-terakhir. Disaat matahari sudah membuat peluh bercucuran, Rahang mengering, perut kosong, dan tubuh sudah lelah. Meronta-ronta untuk segera dipulangkan. Siapa juga yang betah jika di suruh duduk di pinggir lapangan dengan panas-panasan. Jadi aku  tidak sempet memperhatikan demo eskul di urutan terakhir-terakhir itu, jangan kan melihat anggota nya, captein nya saja tidak.

Sekarang aku tau kenapa Kak Rehan, Kak Rafi, Kak Arga, Kak Darma, Kak Ghani, dan Kak Nael bisa sepopuler itu di sekolah.

Karena mereka mempunyai karakteristik dan kharismanya masing-masing.

Seperti,
Kak Rehan,  Gitaris kerennya SMA HARBA. Ikut didua eskul- band dan fotografi, yang selalu menjadi sorotan utama di kedua eskul tersebut. Ganteng, tapi playboy tingkat akut.

Kak Rafi, cowok imut blasteran Amerika-Indonesia. Yang sudah seperti bulenya SMA HARBA.

Kak Arga, vokalis band SMA HARBA yang gaul plus keren. Gayanya sudah seperti  anak rocker gitu, Orangnya Usil dan pecicilan.

Kak Darma, si Ketua OSIS SMA HARGA yang terkenal  galak tapi pintar. Beberapa kali menjadi perwakilan Olimpiade Matematika mewakili sekolah.

Kak Ghani, Wakil Ketua OSIS. Anak konglomerat, kategori cogan yang di kejar-kejar banyak cewek, tapi kebanyakan cewek matre.

Yang terakhir,

Kak Nael, captein tim basket, Irit bicara, terkenal dingin dan pintar. Beberapa kali mengikuti Olimpiade Fisika, tidak kalah dengan Kak Darma.

Wajar tidak kalau mereka famous?

Dari sekian banyak cowok-cowok keren di SMA HARBA, hanya mereka berenam yang paling menonjol. Dari yang punya jabatan sampai yang bermodal ganteng Doang.

Menurutku,  Mereka adalah spesies langkah yang harus di abadikan di sekolah Elit ini, selain Evita, Misel dan tentunya Feby.

_________________________

Salam
Nisaaumrh

REHAN ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang