Semenjak kejadian waktu itu, aku berusaha menghindar dari kak rehan.Berkali kali kak rehan berusaha menemui ku, berkali kali juga aku menolaknya. Di kantin, di gerbang sekolah, bahkan pernah satu kali kak rehan datang ke kelas ku. Spontan saja aku keluar dari kelas, meninggalkannya yang bersiap memulai drama memohon.
Aku memang tidak menghapus nomor kak rehan ataupun memblokir nomornya, tetapi aku selalu menolak saat dia menelfon. Bahkan men-Read saja pesan masuk dari nya.
"Sa, gue rasa kak rehan serius minta maaf ke lo... Dia terlihat merasa bersalah banget, lo nggak mau temui dia gitu?"
Komentar misel pada waktu itu, saat aku melengos pergi dari kantin. Menyadari kak rehan hendak menghampiri ku.
"Gue udah maafin dia sel, gue tau kalau dia serius. Tapi gue nggak mau ketemu sama dia, gue nggak mau deket sama dia lagi sel, rasa sakit di hati gue masih membekas" Jawabku waktu itu.
Huft
Aku menarik napas dalam dalam. Berusaha Melepaskan penat yang bergelayut di pikiranku. Aku duduk di kursi balkon, dengan menatap langit biru di atas, tidak banyak awan putih hari ini, hampir semua biru terang sejauh mata memandang. Langit sedang ceria hari ini.
"Salsa... " Teriak mama dari dalam, yang seperti nya memasuki kamarku.
"Iya ma...?" Jawabku tak kalah berteriak. Meskipun aku tau mama berada di dalam kamarku, jarak kami pun dekat. Di saat saat menenangkan seperti ini, entah ada urusan apa mama memanggilku."Kamu sudah siap siap Belum? Katanya mau jalan hari ini?"
Astaga!
"aduh... Lupa gue" Gerutu ku pelan. Aku menepuk jidatku sendiri, lalu menengok jam tangan yang bertengger di pergelangan tanganku.
Pukul 10.45
Sial. Aku lupa kalau hari ini ada janji dengan kak nael jam 11. Tinggal 15 menit lagi, sedangkan aku belum mandi. Duh bodoh!Secepatnya aku berlari ke kamar, mengambil handuk di gantungan lalu masuk ke kamar mandi. Membiarkan mama yang sepertinya sedang mematikan televisi, karena tadi belum aku matikan. Lupa.
"Tuh kan, kebiasaan deh... Untung ada mama yang ngingetin kamu..." Mama mulai mendumel tak jelas, seperti biasa.
"Untung kemarin kamu bilang ke mama mau pergi sama nael, coba aja kalau enggak... " Samar Samar suara mama memelan. Sepertinya mama sudah keluar dari kamar.Mungkin kalian bertanya tanya, kenapa aku bisa ada janji keluar dengan kak nael?
Cie cie yang kepo :vKemarin, setelah kak nael menghampiri ku di taman belakang sekolah, pulangnya kak nael mengajak ku kerumahnya. Dia bilang tante sarah ingin menemui ku. Aku mau mau saja.
Tante sarah menyambutku dengan sumringah di rumah nya, dia memberi ku beberapa oleh oleh kecil khas yogyakarta. Seperti kaos dengan bahan mahal yang di buat hanya di sana, Pernak pernik gantungan kunci lucu, Dan makanan ringan khas yogyakarta.
Ternyata beberapa hari yang lalu tante sarah baru pulang dari yogyakarta, dari rumah ibunya, nenek kak nael. Bukan semata mata liburan. Kak nael tidak ikut karena harus sekolah."Nenek nya nael itu baik, dia bikinin camilan ini khusus untuk tante, tapi sekarang... tante kasih kan khusus untuk kamu" Kurang lebih seperti itu kalimat tante sarah waktu itu, yang langsung di susul tawa oleh ku, tante sarah, dan kak nael.
Tante sarah memang sangat baik, dan juga menyenangkan. Selepas dari rumahnya, kak nael mengantarkan ku pulang."Makasih tante, salsa pamit pulang dulu... Maaf, salsa jadi ngerepotin tante kayak gini" Ucapku berpamitan, dengan cengiran kecil.
"Aduh... Nggak repot kok, masa sama calon menantu aja di bilang ngerepotin" Tante sarah tertawa ringan.

KAMU SEDANG MEMBACA
REHAN ✔
Teen FictionCerita ini Ringan, Benar benar ringan. Sengaja di buat agar pembaca bisa senyum senyum sendiri. _________________ Kisah ini bermula ketika aku menjadi murid baru di SMA Harapan Bangsa, disitulah awal aku mengenal sosok REHAN ADITYA MAHENDRA, cow...