PROLOG

3.2K 80 18
                                    

Saling percaya dan menjaga hati tanpa sebuah ikatan. Status memang penting dan dibutuhkan, namun komitmen dan saling menjaga lah yang diutamakan.

****

"Mau tau kenapa dulu aku nggak ngajak kamu buat pacaran?" tanya Arfi memecah keheningan. Matanya masih menatap bintang.

Anggi menurunkan pandangannya dari atas langit untuk melihat Arfi dari samping. Menunggu jawaban cowok itu.

"Karena prinsip aku, saat aku udah mulai menyukai seorang gadis bahkan sudah tahap cinta, aku nggak mau mengajak gadis yang aku cinta untuk menjalani hubungan main-main yaitu dengan pacaran contohnya," jeda Arfi sejenak. Matanya ia alihkan untuk menatap Anggi dalam-dalam.

"Sebab kalau aku mengajak gadis yang aku cintai berpacaran, sama aja aku mengikrarkan sebuah janji palsu aku untuk gadis itu. Karena aku hanya ingin mengikrarkan janji suci aku untuk gadis yang aku cintai. Lewat ijab qobul nantinya,"

"Dan gadis itu adalah kamu, Anggi." kata Arfi syarat akan keseriusan.

Anggi diam tanpa kata. Membalas tatapan Arfi sama dalamnya. Membiarkan Arfi untuk menyampaikan pernyataan yang akan kembali keluar dari mulut cowok itu.

"Dan keputusan aku adalah untuk mengajak kamu berkomitmen. Karena aku tahu, komitmen di dalam hubungan adalah pondasi dasar yang akan menguatkan. Kunci utama dalam komitmen ini adalah menjaga. Sebesar apapun masalah dalam hubungan yang di jalani, dan teringat bahwa mereka sudah saling berkomitmen, pasti semua akan baik-baik saja," jelas Arfi masih menatap Anggi.

"Dan aku tahu, kamu punya pemikiran untuk kita harus berpacaran. Seolah perasaan kamu, kayak aku gantung begitu aja kan? Seolah aku nggak serius sama kamu kan, Nggi? Tapi Nggi..ini adalah bentuk keseriusan aku untuk mengajak kamu berkomitmen." ujar Arfi lagi.

Anggi mulai terisak pelan. Ia bukannya sedih atas penuturan Arfi, tetapi ia bahagia sekaligus terharu atas ucapan Arfi.

"Aku Emang sempat berpikiran untuk memaksa kita harus berpacaran. Tapi setelah lama menjalani hubungan komitmen ini sama kamu, aku mulai nyaman dan terbiasa. Jadi aku berpikir untuk selalu seperti ini tanpa harus melibatkan kecanggungan antara kamu dan aku Fi," papar Anggi.

"Maaf Nggi untuk waktu itu," kata Arfi lirih.

"Enggak perlu minta maaf, dengan komitmen ini kita juga sama-sama belajar kan untuk saling menjaga dan menguatkan. Untuk saling percaya juga, jadi setelah itu kita juga harus belajar untuk sama-sama mendewasakan," sahut Anggi dan tersenyum.

Arfi mengangguk dan ikut tersenyum. Mereka kembali saling diam melempar senyuman. Menikmati momen langka seperti ini.

****

Baru masuk PROLOG ya! Kalo pengin tau kelanjutan kisah ceritanya, yuk lanjut aja bacanya!

Semoga syuka :) jangan lupa VOTE setelah selesai baca!!

Selamat Membaca ;)

KOMITMEN [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang