-Bagas dan Melda-

320 8 0
                                    

Kegundahan hati Bagas makin menjadi. Entah ada apa di balik hatinya ini. Seperti ingin mengungkapkan sesuatu, tetapi tentang apa?

Berjalan kesana kemari tetapi tak mendapat pencerahan sama sekali. Yang ada malah, dirinya yang capek. Solusinya adalah, dia harus menghubungi salah satu sahabatnya untuk dimintai menjadi teman curhatnya. Tapi siapa?

Pilihannya jatuh pada sosok Arfi. Segera ia menghubungi Arfi untuk bertemu di Cafe Bintang. Sekalian dirinya ingin menceritakan tentang suasana hatinya kepada Arfi.

"Nanti ketemuan ya di cafe bintang, gue kangen sama lo."

"Dih najis,"

Bagas tertawa mendengar ucapan Arfi diseberang sana.

"Nanti pokoknya lo harus dateng, ada hal penting yang mau gue sampein,"

"Iya bawel lo. Udah, gue lagi sibuk"

Kemudian sambungan diputuskan oleh Arfi secara sepihak. Dan Bagas segera bersiap untuk pergi ke cafe bintang.

Setelah bersiap-siap, segera ia melajukan mobilnya menuju Cafe Bintang. Sesampainya Bagas di sana, ia langsung mencari tempat duduk dan langsung memesan cemilan untuk dirinya dan Arfi. Ia mengirim pesan kepada Arfi.

To : Arfian

Gue udah di cafe nih, cepetan lo kesini. GPL!

Sembari menunggu Arfi, Bagas menyesap coffe yang tadi dipesannya. Setelah lama menunggu, akhirnya yang ditunggu datang juga. Menarik kursi di depan Bagas dan mendudukinya.

"Gimana kabar lo?" tanya Bagas tersenyum lebar.

"Baik. Ngapain lo ngajak gue kesini, terus Deka nggak lo ajak," balas Arfi.

"Enggak, gue kan pengin berduaan sama lo," sahut Bagas mengerlingkan sebelah matanya.

Arfi hanya bergidik ngeri. "Ada apaan sih?"

"Gini Fi, gue lagi suka sama seseorang. Tapi gue masih bingung, ini perasaan suka atau apa gitu," jawab Bagas memandang Arfi.

"To the point aja deh." pinta Arfi.

Bagas mengembuskan napas pelan. "Oke-oke, gue kayaknya suka sama melda Fi."

"Melda? Sahabat kita?" tanya Arfi bingung. Ia sempat terkejut dengan pernyataan Bagas.

"Iya lah melda siapa lagi emang? Gue bingung makanya, gue suka sama dia tapi gue nggak mau rusak persahabatan kita kalau gue sama dia lagi ada masalah nanti,"

Respon Arfi malah tergelak. "Haha..bercanda kan lo, biasanya kan lo cuma modusin cewek-cewek."

"Gue serius dodol! Lo anggep gue bercanda lagi," dengus Bagas.

"Iya sorry Gas, abis gue heran aja ternyata lo bisa serius juga sama cewek." ledek Arfi, hal itu pun membuat Bagas tambah kesal.

"Jadi sejak kapan lo bisa suka sama melda? Ya ampun gue masih nggak nyangka, hahahaha" tambah Arfi masih dengan tertawa.

Bagas berdecak, kemudian dirinya menceritakan awal sukanya dengan Melda. Arfi hanya diam menyimak.

"Lo serius nih?" tanya Arfi.

"Serius dong, tapi gimana caranya gue nembak melda ya?" Bagas mengetuk-etuk jarinya di dagu.

"Kalau gue sih terserah lo aja. Setiap orang kan punya hak buat ngungkapin perasaannya. Yang penting persahabatan kita terus terjaga. Jangan karena masalah pribadi jadi berantakan," peringat Arfi.

"Oke deh! Gua akan pikir-pikir buat ambil tindakan selanjutnya. Gue janji, pasti bakal bedain urusan pribadi sama urusan persahabatan."

"Semoga berhasil Gas, apapun jawaban dari melda lo harus terima," Arfi menepuk bahu kanan Bagas.

KOMITMEN [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang