-Ngumpul Bareng-

492 12 4
                                    

"Mau kemana kamu, Nggi?" tanya Rasti ketika melihat putrinya mengoleskan lip balm pada bibirnya.

"Ke cafe pojok ma, biasa lah nongkrong sama temen-temen yang lain. Boleh ma?" tanya Anggi meminta izin.

"Hm boleh kok, nanti dari rumah berangkat bareng melda ya?"

"Enggak, Anggi dijemput arfi ma," Anggi tertawa kikuk.

"Cie, kamu kayaknya makin deket aja deh sama arfi," ledek Rasti.

"Ya wajar dong ma, kita kan udah sahabatan 3 tahun lebih. Masa nggak deket, mama apaan deh." sahut Anggi jengah.

"Di antara kalian nggak ada perasaan satu sama lain gitu? Pasti ada, mama yakin. Kalau nggak kamu yang suka sama arfi, pasti arfi yang suka sama kamu," cecar mamanya yang terus meledek.

"Ihh mama ngaco aja deh!" Anggi mendengus, mamanya ini tidak peka. Semenjak mereka membicarakan arfi, pipinya sudah merona. Oh efeknya!

"Anggi! Ini ada yang nyariin kamu," teriak sang papa dari ruang tamu.

Anggi tergesa-gesa mengambil tas selempang nya, memasukkan ponsel dan dompetnya ke dalam.

"Ekhemm..." dehem Anggi menghentikan obrolan kedua pria di depannya yang tengah mengobrol.

Arfi terpaku sejenak melihat penampilan Anggi malam ini.

"Anggi, udah siap?" tanya Arfi.

Anggi mengangguk pelan. "Udah."

"Ya udah kita pergi sekarang ya, takut udah ditunggu," ucap Arfi yang sudah berdiri dari posisi duduknya.

"Om Bayu, Arfi mau bawa Anggi keluar sebentar. Kita ngga hanya berdua kok, ada temen yang lain," sambung Arfi meminta izin kepada papanya Anggi.

"Iya silahkan. Yang penting jaga putri kesayangan saya. Pulang jangan sampai lewat jam 9 malam," peringat Bayu.

"Siap om!" ujar Arfi. Bersalaman dengan papanya Anggi. Diikuti Anggi.

Anggi hanya tersenyum melihat interaksi papanya dengan Arfi.

"Eh kalian nggak ijin sama mama," ucap mama Anggi yang baru saja turun dari lantai atas.

"Oh iya Tante. Tadi Arfi kira Tante udah tidur," kata Arfi kemudian bersalaman dengan mama Anggi yang juga diikuti Anggi.

Jangan sampai mama ngledek aku lagi didepan Arfi-batin Anggi.

"Fi jaga anak tante ya. Nanti kalo dia ngambek, obatnya kasih aja es krim 10 bungkus. Langsung sembuh deh ngambeknya," kata mama Anggi melirik putrinya yang tengah menatapnya dengan mulut mangap.

Anggi kaget dengan ucapan sang mama. Kan dugaan Anggi benar. Apa mamanya ini tak bosan meledeknya terus-terusan? Lalu tadi apa, es krim 10 bungkus? Anggi tak pernah makan sebanyak itu.

"Arfi baru tahu kalo Anggi ngambek bisa berubah jadi doyan makan," Arfi mengatakan itu cengengesan sembari melirik Anggi.

Anggi kesal, kemudian memukul lengan Arfi keras. Bisa-bisanya cowok itu menanggapi omongan mamanya yang tidak sesuai fakta. Kemudian ia pergi keluar rumah dengan dongkol.

"Ya udah Om, Tante, Arfi pamit kalau gitu. Takut kemalaman nanti," pamit Arfi sopan.

"Iya hati-hati ya," ucap suami-istri itu.

Diangguki Arfi dan segera keluar menyusul Anggi yang mungkin sudah dalam fase kesal.

****

"Ahelah, nih bocah-bocah pada kemana? Kok jam segini belum pada nyampe cafe," dumel Deka sesekali melongok ke arah pintu cafe.

KOMITMEN [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang