Arfi dan Anggi tengah melakukan lari pagi bersama. Berlari beriringan di jalan setapak sekitar taman komplek perumahan. Sesekali keduanya bersenandung kecil, tertawa bersama dan membicarakan hal apa saja.
Ngomong-ngomong lari pagi, Arfi datang ke rumah Anggi pukul 5:00 WIB. Mengajak Anggi untuk lari pagi bersama dan Anggi tentu saja masih tidur. Dengan segala keterpaksaannya, Anggi menuruti kemauan Arfi itu. Huh Dasar!
"Kamu capek, Fi?" tanya Anggi yang saat ini memelankan larinya.
"Hah enggak, strong dong." jawab Arfi tersenyum pongah
Anggi hanya mengangguk. Dan kemudian menghentikan larinya. Arfi pun ikut menghentikan langkahnya. Menatap Anggi yang terlihat sekali wajah letihnya. Keringat bercucuran disekitar dahinya. Sehingga anak rambut yang sedikit menjuntai, jadi sedikit lepek terkena keringat.
"Aku yang capek Fi," ucap Anggi sembari menumpukkan kedua tangannya di lutut.
"Aduh maaf ya Nggi, aku nggak peka kalo kamu kecapekan. Ya udah kita duduk di sana yuk," Arfi menuntun Anggi untuk duduk di kursi sekitaran taman.
"Aku beli minum dulu ya." tambah Arfi yang segera berlalu.
Sembari menunggu Arfi membeli minum di warung sana, Anggi memijat pelan kakinya yang agak kram.
"Nih, minum dulu ya." Arfi menyodorkan air mineral ke arah Anggi dan diterima oleh gadis itu. Arfi sendiri, juga tengah menenggak minumnya.
"Kenapa kakinya? Pegel? Kram? Sakit atau apa?" tanya Arfi beruntun.
"Kram sedikit," jawab Anggi.
Arfi mengambil kaki Anggi untuk dibawa ke pahanya, dan ia pijat-pijat perlahan.
"Eh Arfi apaan sih kamu. Nggak usah, awas!" hardik Anggi menolak untuk dipijet.
"Kamu diem aja deh, aku pijet bentar. Pelan-pelan kok."
Selama Arfi memijat kaki kiri Anggi, cewek itu hanya menatap Arfi sembari tersenyum tipis. Arfi baik. Ia sangat beruntung bisa menjadi sosok perempuan yang mungkin sangat Arfi perhatikan setelah ibunya.
"Nah coba gerakin pelan-pelan," ujar Arfi menurunkan kaki Anggi dari pahanya.
Anggi menggerakkan sedikit kakinya. Ya, lumayan agak enakan.
"Makasih Arfi," ucap Anggi tersenyum.
"Iya sama-sama," Karena gemas Arfi mencubit kedua pipi Anggi.
"Aw.. Aduh lepasin Fi, kamu hobi banget cubit pipi aku," kesal Anggi.
Arfi terkekeh. "Pipi kamu bikin aku gemes tahu."
"Udah ah, aku mau pulang," Anggi lantas berdiri, berlalu meninggalkan Arfi yang masih terkekeh.
"Eh tungguin dong!" teriak Arfi, lantas mengejar langkah Anggi.
"Nanti langsung siap-siap ya. Aku mau ngajak kamu pergi." kata Arfi yang berjalan mensejajari langkah Anggi.
"Emang kenapa?" tanya Anggi bingung.
"Kamu ngga inget tadi malem aku bilang apa, weekend ini kita habisin waktu berdua." ucap Arfi.
****
Arfi mengajak Anggi untuk ke toko buku. Ceritanya hari ini ia akan mentraktir Anggi untuk membeli buku.
Keduanya memasuki toko buku yang masih sedikit pengunjung itu. Berjalan-jalan mengitari berbagai rak yang berisi buku-buku. Mulai dari rak buku masakan, kamus, novel, semuanya sudah di jamah.
"Ayo kamu pilih aja buku yang kamu mau, kalau udah selesai bilang aku. Aku tunggu di sana ya."
"Jangan ditinggal tapi," sahut Anggi.
KAMU SEDANG MEMBACA
KOMITMEN [Completed]
Ficción GeneralMasih adakah yang berkomitmen dan memilih bersama tanpa dibebani sebuah status? Sepenggal kisah Arfi dan Anggi. Dimana mereka melakukan perjanjian(keterikatan) yaitu dengan berkomitmen. Apakah ada dari salah satu mereka yang berpikiran untuk menjala...