-Tahun Baru dan Pengakuan Deka-

343 13 0
                                    

Kelas baru saja selesai. Libur akhir semester pun sudah di depan mata. Ya lumayan untuk pergi berlibur bersama keluarga atau para sahabat. Membuang penat dari segala macam urusan perkuliahan.

"Dek, gue duluan ya bye!" pamit Anggi lalu pergi dengan terburu-buru.

Deka yang tengah membereskan buku-bukunya hanya mengangguk dan tersenyum menatap punggung Anggi yang perlahan menjauh.

"Huh...akhirnya bisa liburan juga. Gue langsung pulang apa nongkrong dulu ya? Eh masa sendirian sih, ah bodoamat!" Deka bermonolog sendiri sembari berjalan ke parkiran.

Saat keluar gerbang dengan mobilnya, ia melihat Anggi yang tengah bersama Arfi. Tertawa ria dan saling bercanda di warung dekat kampus.

Dalam perjalanan, pikirannya terus berkecamuk memikirkan hubungan Arfi dengan Anggi. Apa ia cemburu? Tetapi mengapa harus cemburu?

"Bang, baksonya satu sama es teh satu ya," ujar Deka ketika ia telah sampai di warung bakso.

"Siap mas. Ditunggu sebentar,"

Sembari menunggu pesanannya ia memainkan ponselnya. Tak berapa lama pesanannya datang.

"Mas, ini bakso sama es tehnya," ucap mamang bakso, menyerahkan satu mangkuk bakso dan satu gelas es teh ke hadapan Deka.

"Iya makasih bang,"

Di saat tengah menyantapnya, ia baru menyadari warung bakso yang ia kunjungi adalah tempat yang sama ketika ia datang bersama Anggi tempo hari lalu.

Ia menghentikan makannya sejenak. Mengingat kembali betapa lucunya Anggi ketika memakan bakso dengan rakusnya sampai berkeringat kepedesan. Hal itu membuat Deka tersenyum sendiri.

"Nggi, kapan nih kita makan bakso bareng lagi," gumam Deka. Lantas melanjutkan makannya.

****

Malam harinya Deka tengah berada di balkon kamarnya. Menenangkan hati dan pikirannya yang tengah berkecamuk entah karena apa. Membuat dirinya itu seolah gelisah tak tenang. Tiba-tiba ponselnya berdering bahwa ada panggilan masuk.

Bagas anoa is calling...

"Apaan woy?"

"Besok udah malam tahun baru nih, rencana kita jadikan kan?"

"Tinggal dateng aja besok, ama yang laen juga"

"Okey. Siapin makanan yang banyak lo"

"Gampang lah"

"Udah ya gue tutup dulu teleponnya"

"Hmm"

Deka kembali melihat kembali layar ponselnya. Melihat-melihat story di WhatsApp nya. Hingga netranya menyorot pada postingan Anggi.

"Anggi sama siapa nih?" Deka memperjelas foto yang ditampilkan di postingan Anggi. Setelah diperjelas ia baru sadar akan sosok itu.

"Arfi.." gumamnya.

Rasa itu kembali menyeruak di dalam rongga dadanya.

"Ya Tuhan!!" Deka mengusap wajahnya kasar.

"Lo nggak boleh terus-terusan kayak gini. Rasanya tersiksa dengan perasaan yang terus lo tutupi. Lo seharusnya ungkapin, lo harus gentle dong,"

"Oke, gue harus cepet-cepet ungkapin perasaan ini. Gue ngga mau menutupi lebih lama lagi. Sebelum terlambat untuk menyampaikan hal ini sama dia. Tapi kapan?" Deka masih memikirkan kemungkinan yang akan ia lakukan.

"Yups! malam tahun baru." Keputusannya final dan tersenyum semangat.

****

Tak terasa tinggal menghitung menit saja sudah akan berganti bulan, hari, dan tentu saja tahun yang baru. Harapan-harapan yang dituai adalah semoga tahun nanti akan lebih baik dari tahun kemarin.

KOMITMEN [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang