Anggi tengah menikmati teh panasnya di balkon kamarnya. Sembari memandang ribuan bintang yang tersebar di langit sana. Sesekali ia mengembuskan napas kasar.
Arfian is calling...
Begitu tau ponselnya berbunyi tanda panggilan masuk, langsung saja ia mengangkatnya.
"Halo?"
"Iya Fi halo. Kenapa?"
"Aku tadi ke rumah kamu, tapi kamunya nggak ada. Kata tante Rasti kamunya belum pulang kuliah"
"Kamu kemana aja?"
Anggi mendengar suara Arfi di telepon terlihat berbeda. Ada nada dingin nan datar di setiap ucapan Arfi.
"Aku..pergi sama deka, Fi"
Terdengar helaan napas diseberang sana. Anggi menggigit bibirnya tanda ia tengah risau.
"Seharusnya kamu izin dulu sama mama kamu, biar mama kamu nggak khawatir"
"Ya udah aku tutup teleponnya ya. Kamu istirahat, good night"
Setelah itu sambungan diputuskan secara sepihak oleh Arfi. Apa Arfi marah? Tolong ingatkan Anggi untuk meminta maaf!
"Dodol banget sih, gue tadi lupa juga ngga izin sama mama sebelum pergi. Dan Arfi, gue juga ngga bilang sama dia, haduh..." monolog Anggi frustasi.
"Pokoknya kalo besok ketemu arfi, gue harus minta maaf sama dia, ya minta maaf!" tambahnya.
****
From : Arfian
Maaf nanti nggak bisa jemput. Aku disuruh jemput adit di rumahnya.
Kamu yang semangat belajarnya. See you:)
To : Arfian
Iya nggak papa. Kamu juga semangat kerjanya. See you too :)
Anggi menghela napas berat. Setelah itu, dia bersiap-siap untuk mandi.
"Anggi sarapan dulu, yuk." ajak Rasti yang melihat putrinya tengah menyisir rambut.
"Iya ma," jawab Anggi lesu.
"Kenapa putri mama, pagi-pagi udah cemberut gini?"
Anggi menggeleng. "Oh ya ma, arfi kemarin kesini ya?"
"Iya kemarin arfi kesini, lumayan lama loh di sini. Katanya nunggu kamu pulang tapi kamunya ngga pulang-pulang,"
"Kemarin kamu mampir kemana dulu sampai ngga izin ke mama." tambah sang Mama.
"Anggi pergi sama deka. Anggi juga lupa nggak ngabarin mama. Maafin," ucapnya manja sembari memeluk mamanya.
Mamanya membalas pelukan putrinya. "Iya sayang. Tapi kamu minta maaf juga sama arfi udah buat dia nunggu kamu lama di sini."
Anggi hanya mengangguk sebagai jawaban dan segera menyantap sarapannya.
****
Anggi telah sampai di kampus dengan diantar sopirnya. Berjalan di koridor dengan langkah lesu. Sungguh ia tak semangat untuk hari ini. Ia masih berpikiran Arfi yang marah kepadanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
KOMITMEN [Completed]
General FictionMasih adakah yang berkomitmen dan memilih bersama tanpa dibebani sebuah status? Sepenggal kisah Arfi dan Anggi. Dimana mereka melakukan perjanjian(keterikatan) yaitu dengan berkomitmen. Apakah ada dari salah satu mereka yang berpikiran untuk menjala...