-Senja Cemberut?-

350 9 0
                                    

Tak dapat dipungkiri, setelah kejadian Deka menyatakan perasaannya kepada Anggi, gadis itu masih memikirkannya. Ya.. dirinya masih tidak menyangka saja, sedikit hatinya pun merasa bersalah kepada Deka.

Anggi berkali-kali mengembuskan napasnya kasar. Ia kembali teringat dengan permasalahan mamanya dengan sang papa. Beribu pesan dan panggilan tak ada yang direspon oleh sang mama.

"Mama di mana sih? Mama baik-baik aja kan?" gumam Anggi.

Tiba-tiba ponselnya itu bergetar, pertanda ada pesan masuk.

From : Ibu Negara

Anggi..kamu jangan khawatir dengan keadaan mama. Mama baik-baik saja. Saat ini mama berada di rumah Oma, jika ingin kemari datang saja. Mama bisa menceritakan kepadamu apa yang terjadi.

Panjang umur! Baru saja dirinya memikirkan mamanya, ia mendapat balasan pesan dari sang mama. Anggi sangat senang!

"Oke, besok gue harus pergi ke rumah Oma." monolog Anggi.

Selepas itu ia bisa tidur nyenyak tanpa harus memikirkan kembali keberadaan sang mama.

****

Anggi sudah bersiap sejak tadi. Jadwalnya hari ini adalah pergi ke rumah Oma menemui sang mama.

"Mau kemana kamu Nggi?" tanya sang papa yang sedang duduk diruang tamu.

Anggi menghela napasnya. "Apa urusannya sama papa?"

"Anggi! Sudah berani kamu melawan papa hah?!" geram Bayu kepada putrinya.

Anggi tak menggubris ucapan sang papa. Ia masih kecewa dengan kejadian beberapa hari lalu.

Maafkan Anggi pa-batinnya.

Bayu memijit pelipisnya pelan. Kepalanya berdenyut ketika ia membentak putrinya tadi.

Hanya beberapa menit saja Anggi telah sampai di depan gerbang rumah omanya. Tadi ia menaiki ojek online agar bisa sampai disini.

"Assalamu'alaikum," salam Anggi sembari mengetuk pintu coklat itu.

Pintu terbuka menampakkan wanita paruh baya. "Wa'alaikumsalam...Anggi,"

"Mama.. Anggi kangen mama," ucap Anggi langsung memeluk sang mama.

"Iya sayang, mama juga kangen kamu," balas Mamanya sambil mencium pucuk kepala Anggi.

"Masuk yuk, oma di dalem tuh. Pasti seneng kamu dateng kesini,"

"Oma!" teriak Anggi menghambur ke pelukan Omanya.

"Aduh cucu Oma makin cantik aja deh," jawab Oma.

Anggi hanya terkekeh. Mengambil duduk di sebelah Sang Oma ketika pelukan keduanya terlepas.

"Kesini naik apa tadi?" tanya sang Mama.

"Anggi sama bang ojek ma," cengirnya.

Mama Anggi tersenyum. "Papa tahu kamu kesini?"

Anggi menggeleng. "Tadi sempet nanya mau kemana, tapi sama Anggi nggak digubris. Biarin aja, Anggi kecewa sama papa,"

"Nggak boleh gitu sayang. Sejahat-jahatnya orang tua, kita nggak boleh bales jahat juga," peringat Oma.

Anggi hanya menunduk. "Ma, sebenarnya apa yang terjadi sih? Kenapa mama sama papa sampai berantem kayak waktu itu?"

Mama Anggi memandang ke arah Oma meminta persetujuan agar dirinya cerita. Omanya mengangguk saja.

"Papa kamu ditipu sama orang Nggi. Waktu itu papamu ditawari untuk bekerja sama dalam proyek bisnis oleh perusahaan besar. Ya tentu papamu sangat setuju dengan peluang itu. Tetapi saat pertemuan keduanya, ternyata yang datang bukan dari pihak perusahaan tersebut. Tapi dari pihak ketiga yang bermaksud untuk menipu papamu," terang Mama Anggi.

KOMITMEN [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang