-Diklaim Menjadi Pacar-

591 15 2
                                    

"Anggi, kenapa Arfinya nggak diajak masuk rumah?" tanya Rasti kepada putrinya.

"Udah aku paksa ma, tapi Arfinya aja yang nggak mau," jawab Anggi sembari melirik Arfi.

Arfi hanya senyum-senyum saja.

"Ayo kamu masuk dulu Fi," kata Mama Anggi.

"Enggak Tante, saya mau pamit pulang aja takut ganggu Anggi mau istirahat," ucap Arfi sopan.

"Bandel kamu ya. Sebentar aja kok," ujar Mama Anggi tersenyum.

"Yaudah deh Arfi mampir sebentar." ucap Arfi kemudian.

Ketiganya lantas masuk kedalam rumah minimalis itu.

"Eh kita langsung ke meja makan ya, kayaknya bi Minah udah selesai masak," kata Mama Anggi yang berjalan ke arah meja makan.

"Anggi..Ayo kamu ajak Arfi juga buat makan bareng," lanjutnya.

"Nggak usah repot-repot Tante, tadi Arfi udah makan kok di Mall sama Anggi," tolak Arfi sopan.

"Udah deh ayo makan, nggak usah sok nolak kali." Anggi terkekeh kemudian menyusul mamanya yang sudah di meja makan.

Arfi kembali mengalah, dan segera menyusul ke meja makan. Hitung-hitung menghargai ajakan sang tuan rumah.

"Om bayu kemana Tante?" tanya Arfi ketika sudah duduk di meja makan.

"Biasa, om Bayu lagi keluar kota urusan kerjaan." jawab Mama Anggi yang sedang menata piring di atas meja.

Arfi mengangguk dan beroh ria.

Kemudian ketiganya makan dengan lahap. Setelah selesai makan, Arfi dan Anggi duduk di ruang tamu sembari mengobrol.

"Ngelihat kalian deket lagi kaya gini, jadi ingetin waktu kalian SMA," ucap Mama Anggi tiba-tiba, dan ikut bergabung untuk mengobrol di ruang tamu.

"Bareng melda, bagas, deka. Nugas bareng-bareng disini," tukasnya lagi.

"Kamu tahu nggak Fi?" tanya Mama Anggi yang saat ini berganti menatap Arfi.

"Tahu apa ya Tante?" jawab Arfi bingung.

"Setelah lulus SMA itu, Anggi jadi kesepian. Soalnya dia nggak ada temen lagi yang main ke rumah. Jadi dia menghibur diri dengan baca-baca buku. Eh sampai sekarang keterusan suka baca buku," jelas Mama Anggi memandang putrinya itu.

"Oh iya, hahaha. Sukanya ngurung di kamar terus dong Tan," sahut Arfi melirik Anggi sembari terkekeh.

"Iya gitu. Apalagi kalo hari minggu, disuruh mandi ngga mau dianya. Katanya males atau mager apalah itu. Pernah juga ujung-ujungnya nggak mandi," kekeh Mama Anggi, sengaja ia meledek putrinya.

"Ihh mama apaan sih..." kesal Anggi, mukanya sudah sangat merah menahan malu.

Arfi tertawa menanggapi itu. Fakta baru tentang Anggi yang ia dengar langsung dari Mamanya. Emm...itu cukup menarik baginya. Hahaha.

****

"Woy guys ada yang berantem di lapangan kampus!" ucap Bagas heboh.

Anggi, Deka, Melda sedang berada di kantin kampus dikagetkan dengan kedatangan Bagas, yang teriak-teriak heboh sendiri.

"Berisik! Santai aja sih." kata Deka kesal.

"Iya aneh banget deh nih orang satu," timpal Melda.

"Emang siapa yang berantem, Gas?" tanya Anggi.

"Udah.. mending lo pada lihat sendiri aja deh, buruan!" ucap Bagas mengajak ketiga sahabatnya.

Mereka bergegas menuju lapangan yang dimaksud Bagas, tempat di mana ada yang berkelahi di sana.

KOMITMEN [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang