-Berkunjung Ke Rumah Mertua-

747 19 7
                                    

Pagi hari telah kembali datang. Arfi yang berada di kamarnya sudah bersiap-siap sedari tadi. Mengingat kegiatan paginya kini adalah bekerja.

"Pagi ma," sapanya kepada sang mama yang tengah menata piring di atas meja makan.

"Pagi juga Nak. Kamu udah siap? Ayo cepetan sarapan dulu," perintah mamanya.

"Dengan senang hati mama." sahut Arfi menarik salah satu kursi yang terdapat di meja makan. Mamanya tersenyum hangat.

Melihat hidangan makanan di meja makan membuat Arfi tak tahan ingin segera melahapnya, perutnya sudah keroncongan.

"Papa sama alfin udah berangkat ya ma?" tanya Arfi ditengah kunyahan nya.

"Udah, dari tadi malah." jawab mamanya singkat. Arfi hanya manggut-manggut dan kembali fokus dengan sarapan paginya.

Setelah selesai sarapan, akhirnya Arfi pamit untuk pergi bekerja. Di perjalanan, dengan suasana jalan yang sedikit padat, dibenaknya Arfi kembali mengingat obrolan kemarin malam bersama Anggi di telepon.

"Maaf Nggi, kalo nanti tiba-tiba gue suka sama lo," gumamnya lirih di tengah padatnya jalan.

Setelah hampir 15 menit di perjalanan, Arfi sampai di tempat kerja. Seperti biasa ia langsung berganti pakaian dan mulai bekerja. Sekarang ia mempunyai tanggung jawab baru, bekerja untuk membantu keuangan keluarganya. Selalu semangat untuk diri sendiri!

****

"Anggi," panggil Arfi. Saat ini Arfi tengah berhenti di halte komplek Taman Melati.

Anggi sedikit terlonjak kaget. "Arfi, lo baru pulang kerja apa gimana?"

"Iya Nggi gue baru pulang. Lo juga baru pulang kuliah?" Arfi berbalik tanya.

"Ehem...tadi ada kelas tambahan," jawab Anggi menganggukkan kepalanya.

"Ayo, gue antar lo pulang!" ajak Arfi.

"Nggak usah, gue nunggu bus aja. Takut ngerepotin lo," sahut Anggi.

Arfi terkekeh geli. "Selama yang ngerepotin gue itu lo, nggak masalah, Nggi."

Anggi tertawa kecil, "Ya sudah deh kalo lo maksa sih."

Keduanya tertawa bersama. Kemudian segera meninggalkan halte setelah memakai helm di masing-masing kepala mereka.

Sampailah 2 sejoli remaja itu di rumah Anggi, rumah minimalis bercat biru tosca yang pelatarannya banyak sekali tanaman bunga berbagai jenis.

"Fi makasih ya, nih helmnya," ucap Anggi sembari menyerahkan helm ke arah Arfi. "Ayo mampir dulu, kemarin mama nanyain lo." lanjutnya.

"Nggak usah, gue langsung balik aja ya. Kapan-kapan aja gue mampirnya, kalau sekarang takutnya ganggu lo mau istirahat. Salam aja buat orang rumah." ujar Arfi tersenyum dan siap menstater motornya.

"Bentaran aja kok Fi, ya?" Anggi terus memaksa Arfi agar mau mampir ke rumahnya sebentar.

"Hmm...oke deh." sahut Arfi mengalah. Lalu keduanya masuk kedalam rumah.

"Assalamu'alaikum. Anggi pulang ma!" Anggi mengucap salam dengan sedikit berteriak. Membuat Arfi yang membuntuti gadis itu di belakang menggeleng pelan dan tersenyum maklum.

"Wa'alaikumsalam, eh udah pulang sayang. Nggak usah teriak kan bisa," ucap mama Anggi menggelengkan kepalanya.

Anggi hanya nyengir polos menampilkan deretan giginya yang rapi serta putih.

"Sore Tante," Arfi menghampiri Rasti,  menyalami tangan kanannya dan mengecupnya.

"Iya sore juga. Eh ini..., Arfi ya? Temen SMA nya Anggi? Cowok yang punya lesung pipi itu kan?" tanya mama Anggi antusias.

KOMITMEN [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang