-Arfi Manis-

531 15 0
                                    

Malam ini hujan turun begitu deras. Gemericik air di atas genteng bagaikan suara merdu bagi para pecinta hujan.

Arfi yang sudah bergelung dibalik selimutnya tak dapat juga memejamkan matanya. Padahal jam dinding di kamarnya telah menunjukkan pukul 11 malam.

Banyak yang menjadi pemicu ia tak dapat tidur. Bagaikan mata dan pikirannya tak dapat sinkron. Di dalam benaknya ia terus memikirkan kata-kata Adit tadi siang. Pasal Anggi, cewek yang sekarang ia sedang coba perjuangkan.

Apa dirinya harus menjadikan Anggi pacarnya? Tetapi hatinya serasa ada yang mengganjal. Seolah ia tak menginginkan itu.

Drrt! Drrt! Drrt!

Ponselnya yang di atas meja bergetar. Setelah dicek ternyata ada panggilan masuk dari Bagas. Segera Arfi mengangkatnya.

"Hallo!"

"Besok nongkrong, nyok! Biasa di Cafe Pojok. Gue udah ajak anak yang laen juga."

"Eh lo nyadar ngga sih ini jam berapa. Lo nelpon gue cuma buat ngasih tau info itu doang? Elah, besok kan bisa."

"Hehe gue kagak bisa tidur, yaudah gue nelpon lo. Maapkeun bwang,"

"Dasar anoa. Besok jam berapa nih?" Arfi mengucapkan itu setengah kesal.

"Jam tujuh biasa dong. Eh lo jemput anggi ya, masa calon pacar kagak dijemput."

"Apaan sih, kita sahabatan ya."

"Kan OTW jadi pacar. Udah lah apapun itu, lo harus jemput Anggi. Titik!"

"Dih mak---"

Tut! Tut! Tut!

Sambungan diputus oleh Bagas. Arfi menggeram kesal. Dasar anoa, belum juga selesai ngomong, sangat tidak sopan!

"Besok kalo gue ketemu lo, gue mutilasi badan lo!" ucap Arfi marah-marah pada ponselnya yang mati.

Malam semakin larut, tetap saja ia tak dapat tidur. Arfi menyingkap selimut, memilih bangun dari ranjang dan berdiri didekat jendela. Memandangi air hujan yang turun diluar sana.

Tetapi bayangan Anggi yang terus berada dibenaknya. Paras manis, hidung mungil, pipi merona, dan bibir pink milik Anggi pernah ia lihat secara dekat waktu itu.

"Anggi lagi apa ya? Apa dia udah tidur?" gumamnya.

****

Di lain tempat gadis dengan rambut sepunggung itu tengah membaca novel di kamarnya. Gadis itu adalah Anggi. Seakan tak mengantuk, ia terus membolak-balik lembar demi lembar novel yang ia baca.

Ia melongok jam di hpnya, foto seseorang yang ia jadikan wallpaper itu seketika membuat pipinya bersemu merah. Foto Arfi yang ia ambil dari Instragram milik Arfi tempo lalu. Dijadikan gadis itu sebagai wallpaper di ponselnya.

Anggi berpikir, apa ia dan Arfi akan berpacaran? Memikirkan hal itu membuat ia senyum-senyum sendiri tak jelas. Ia menyukai Arfi sejak masih SMA tepatnya kelas XI. Arfi dengan sifat dewasanya, Arfi yang cuek, dan Arfi yang manis. Hihihi.

Seketika khayalan tentang Arfi buyar, kala mendengar pesan masuk di ponselnya.

Tring!

Langsung ia mengecek ponselnya siapa yang mengirim pesan malam-malam begini. Matanya berbinar seakan baru saja mendapat undian mobil, ia berguling-guling di atas kasurnya.

From : Arfian

Malam Anggi. Kamu udah tidur?

Maaf ya kalau aku ganggu tidur kamu. Semoga nyenyak tidurnya dan mimpi indah :)

KOMITMEN [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang