Setelah pulang sekolah gibran langsung masuk kekamarnya untuk menghindari dari berbagai pertanyaan orang tuanya, karna gibran melihat mobil ayahnya sudah terparkir rapi digarasi
Tokkk...tokkk
Gibran buru buru memejamkan matanya ia yakin itu ayah atau bundanya
"Gibran bunda masuk ya"winda membuka pintu kamar gibran, saat pertama kali ia melihat sang bungsu sudah tertidur
Winda melangkah keranjang gibran entah kenapa perasaatnya bilang kalau gibran hanya pura pura tidur" bran bunda tahu kamu nggak tidur"
Gibran akhirnya membuka matanya ia tak bisa membohongi bundanya"kenapa bohong"gibran menggeleng pelan
"Bunda tau kamu menghindarkan dari ayah sama bunda"
"Enggak kok bun menghindar kenapa emangnya"
Winda menghembuskan nafas kasar, mengalihkan pandanganya kearah pintu kamar gibran yang terbuka karna di buka hendra,
Gibran sedikit takut raut wajah ayahnya sulit diartikan apa jangan jangan ayahnya marah"kenapa natap ayah gitu, nggak suka"ucap hendra datarGibran menggeleng"bisa di jelasin kenapa kamu pingsan tadi"gibran tetap diam tak mau menjawab
"Jawab!" ucap hendra sedikit membentak
"Ayah" tegur winda
"Kalau kamu nggak bisa diatur, mulai besok kamu home scoling aja kalau buat kawatir orang tua"
Gubran kaget ia masih ingun sekolah normal"aku tadi nggak pingsan yah"
"Kamu masih ngelak juga"
"Beneran, cuma lemas aja makanya ambruk tapi beneran nggak pingsan, aku masih sadar sepenuhnya"
"Setidaknya sekiranya kamu sudah nggak kuat langsung mundur" gibran mengangguk
"Tadi aku kira masih kuat kok tapi waktu aku mau jalan malah ambruk duluan"
"Bisa aja jawabnya" winda mengacak ngacak rambut gibran
"Bunda ih. yah aku mau sekolah normal kalau penyakit ini di manjain nanti malah tambah parah"
"Tapi syaratnya kamu harus nurutin perkataan ayah,bunda atau bang natan" gibran mengangguk
~~~~~~
Setelah sholat magrib gibran tidak tau harus ngapain ia menatap bintang bintang yang menghiasi langit yang menghitam
Gibran jadi memikirkan cika ada getaran sesuatu di hatinya saat bersamanya, entah itu apa gibran juga tak tau"Kok jadi pengen jalan sama cika"monolognya, gibran melihat jam yang melingkar di pergelangan tangan kirinya yang menunjukan angka 18.20
" masih jam segini keluar bentar di izinin nggak ya, alah bodo amatlah yang penting usaha dulu"gibran merogoh hpnya disaku celana boxser yang ia pakaiGibran
PTak butuh lama cika langsung membalasnya
Cika
Ada apa ?Gibran
Lu ada acara nggak ?Cika
EnggakGibran
Keluar kemana gitu yuk, bosen gueCika
Bukanya lu sakit ?
Kalau gue sih mau mau ajaGibran
Gue udah sembuh
Yaudah gue siap siap dulu, entar langsung cus kerumah luCika.
SiapTak butuh lama gibran sudah berpakaian rapi dengan bawahan jeans hitam dan atasan hoodie maron ia menatap pantulanya di cermin"dah ganteng deh"ucapnya tersenyum simpul

KAMU SEDANG MEMBACA
my and your hopes
Teen FictionTentang kehidupan gibran dengan sejuta keindahan yang ia buat sendiri.. Seolah olah masalah gibran alami sejak kecil tak pernah ia alami itulah gibran dengan sejuta topeng untuk menutupinya