23

3.5K 235 3
                                    

Hari ini gibran akhirnya bisa keluar dari rumah sakit setelah manghabiskan waktu hampir satu bulan ia mendekam diranjang pesakitanya, akhirnya hari ini bisa bebas juga
"Pakai kursi roda aja dulu"

"Nggak mau yah, kalau di manjain terus kaki aku bisa lemas terus"

"Yaudah ayah bantu"

"Enggak aku jalan sendiri" gibran turun dari ranjangnya, saat ia mau melangkahkan kakinya, namun masih dua langkah ia hampir oleng kalau tak di pegangi hendra

"Keras kepala banget sih" bukanya minta maaf gibran malah terkekeh
Hendra mamapah gibran untuk sampai ke depan pintu utama rumah sakit

¥~~~~~¥

Mobil pojero berwarna hitam itu berhenti di pekarangan rumah keluarga al fatih
Hendra dengan sikap membantu gibran keluar dari mobil
"Kenapa pakai mobil ini sih, udah tinggi, jadi susah keluarnyakan" gerutu gibran

"Kalau pakai BMW juga kamu belum bisa keluar sendiri"

"Hehehe Tau aja yah" tawa gibran memperlihatkan giginya yang sedikit tak ratanya itu

Gibran berjalan berlahan lahan dengan di papah hendra menuju pintu utama
Mungkin geberuntungan tidak memihak padanya, saat petama membuka pintu ia melihat wanita paruh baya baya dengan muka menahan emosi
"Hendra sampai kapan uang kamu cuma kamu habiskan untuk pengobatan anak penyakitan ini, sudah mama bilang percumah kamu habiskan uang untuk dia pengobatan ujung ujungnya juga bentar lagi mati"

"1 triliun pun aku akanku keluarkan demi anak aku ma"

"Alah anak penyakitan aja di perhatiin buang buang duwit aja, palingan satu minggu nggak minum obatnya, sudah mati dia"gibran diam semua perkataan yanti itu benar, intinya ia hanya meyusahkan orang tuanya

"MA aku mohon berhenti ngurusin hidup aku, ini keluargaku, tolong jangan ikut campur, lebih baik mama balik ke jerman dan jangan pernah balik kesini kalau sikap mama tetap seperti ini!" ucap hendra sedikit meninggi

Hendra menutup matanya karna tangan yanti sudah melayang di udara sudah siap untuk menaparnya
Plakk
Tanparan itu sangat keras membuat orang di tamparnya hingga tersungkur, tapi hendra tak merasakan apa apa, lantas suara nyaring itu ? ia segera membuka matanya, alangkah terkejutnya ia mendapati anaknya yang tersungkur
"Akhh"ringis gibran karna tumpuan pertama yang ia gunakan tangan kirinya membuat tanganya sangat nyeri

" Gibran "teriak hendra langsung jongkok untuk melihat kondisi sang anak

Buggg
Kaki yanti menendang punggung gibran membuat sang empu  meringis
"Karna kamu anak saya jadi melawan saya!"ucap yanti langsung meninggalkan gibran san hendra

"Bran" panggi hendra sekali lagi

Gibran membuka matanya"sakit yah"ucap gibran merintih, karna tangan kirinya terasa bertambah nyeri

"Balik kerumah sakit ya, takunya ada,,,,"ucap hendra dipotong gibran

"Nggak usah yah, ke kamar aja"

hendra mengangguk paham
Hendra membantu gibran berdiri membanya ke kamar gibran"nanti panggil om ihsan saja kalau gitu."

¥~~~~~~¥

"Kak natan" natan yang merasa di panggil langsung menoleh kebelakang

"Cika"cika tersenyum memperlihatkan gigi rapinya

"kak natan naik apa ?"

"Mobil"

"Ada rapat nggak"natan menggeleng

"Hemm nebeng ya, gue mau main ke rumah kok, hari ini kan gibran udah pulang dari rumah sakit, soalnya motor aku tadi mogok jadi naik bus, mau nebeng farhan atau andi mereka ada latian"

"Boleh kok, tunggu dila dulu ya"

Cika mengangguk paham, natan dan cika menunggu dila yang sedang ke kamar mandi, tak lama kemuadian dila sudah datang

Saat di perjalanan cika lupa kalau hari ini cika belum menjeput aska di sekolahanya, karna hari ini aska tak ada jatwal les, makanya ia pulang seperti cika, biasanya aska akan pulang jam 5 sore kalau ada les
"Ya ampun"cika menepuk jidatnya

" ada apa"tanya dila

"Gue belum jemput aska"

"Di jemput sekalian aja"ujar natan tetap fokus ke depan

"Nggak ngrepotin apa? kalau ke SDN kencana dulu"

"Yaelah satu arah juga"cika mengangguk paham

¥~~~~¥

Sesampainya dirumah al fatih mereka langsung ke kamar gibran

Gibran dengan asik membaca komiknya yang baru di belikan hendra kemarin yang belum sempat dia baca
"Kak gibran" teriak aska langsung berhambur memeluk gibran

Gibran langsung menoleh ke samping, ia langsung terenyum manis saat melihat aska"hay"

"Kangen kak gibran"

Gibran meletakan komik yang sedang ia baca tadi di sampingnya, dan mengelus rambut pirang aska
"Kakak juga kangen bule"
Memang gibran memanggil aska dengan sebutan bule karena wajahnya itu mirip orang luar dan rambutnya pirang, bukan itu saja panggilan itu juga panggilan kesangan yang di berikan gibran

Aska melepas pelukanya"kak gibran udah lama nggak ke rumah, jadi kangenkan bulenya kak gibran "gibran terkekeh mendengarkan ucapan aska itu

"Kak gibranya kan sakit makanya nggak ke rumah"

Gibran tersenyum"kalau gue udah sembuh pasti ke rumah lu kok bul"

"Tapi kapan sembuhnya ?" tanya aska
Gibran terdiam apa yang ditanyakan aska ada benernya juga, emang kapan ia sembuhnya

"Doain aja supaya cepat sembuh" ucap gibran

"Pasti itu"

¥~~~~~¥

Gibran menuruni anak tangga di bantu natan karna kakinya sekarang bukan hanya lemas tapi seperti kesemutan. Sebenarnya ia takut untuk makan bersama keluarganya karena masih ada neneknya

Gibran melihat keluarganya sudah ngumpul di meja makan dengan segera gibran dan natan duduk dimeja masing masing
"Gibran kamu makan yang ini ya" ucap winda menyodorkan piring yang sudah berisi nasi merah, sayur sayaran hijau dan tofu rebus

Gibran melongo saat dipiringnya tak ada lauk yang ada di meja makan
"Bun kok nggak ada lauknya"

"Makan aja dulu, kamu nggak boleh terlalu banyak makan makanan yang bersantan dan berminyak"gibran pasrah memakan makanan yang diambil winda walau rasanya hambar

Yanti menghela nafas kasar"Heh derita anak penyakitan" ujar yanti

"Ma nggak usah mulai" yanti hanya berdehem

¥~~~~~¥

Pagi ini gibran sudah rapi dengan setellan seragam almamater sekolahnya, sebenarnya gibran tak di izinkan sekolah tapi ia tetap kukuh ingin berangkat walau kakinya masih sedikit lemas, kakinya yang kesemutan tadi malam sudah sembuh walau masih terasa jika di buat jalan terus menurus tapi ia tak boleh memanjakan
"Nanti kalau  lemas ke uks aja"

"Iya bundaku yang paling cantik"
Gibran mencium kening winda setelah itu mencium pumggung tangan winda"asalamualaikum "

"Waalaikumsalam" gibran sedikit cepat menyusul natan yang sudah duluar keluar rumah

"Bun aku berangkat kerja dulu"ucap tania,
Hari ini, hari pertama tania bekerja sebagai dokter umum salah satu rumah sakit terbesar di daerahnya

"Iya, hati hati ya" tania mengangguk, setelah itu mengucapkan salam tak lupa tania mencium punggung tangan winda

Part terpendek dan ngetiknya paling lama,
Pikiran aku kayak udah montok, ingin aja menyelesaikan dengan cepat, awalnya mau sampai part 50 tapi masih 23 tapi udah kayak giman gitu, karna gak dapat inspirasi

Kasih inspirasi gays, supaya aku bisa up cepat dan panjangin partnya

my and your hopesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang