4

7K 479 8
                                    

Setelah mendengarkan kalau gibran pulang karna sakit natan tidak bisa berkonsentrasi lagi sampai beberapa kali di tegur guru guru karna tidak memperhatikan guru yang mengajar waktu begitu lambat tidak seperti biasanya setelah ia menunggu 3 jam akhirnya bel panjang bertanda pulang natan langsung bergegas pulang membatalkan rapat hari ini karna ia kawatir pada adik

Sesampainya di rumah natan langsung menuju kamar adiknya mengeceknya apakah baik baik saja tapi dikamar kosong tidak ada orang,.natan bertambah kekawatiranya saat melihat guling  dan seprai adik ada bercak darah"gibran"teriak natan ia mendengarkan kembricik air dikamar mandi pasti itu adiknya

Ceklek

Pintu terbuka menampilkan gibran yang masih setengah telanjang karna baru selesai mandi"ini kamar bukan hutan"

Natan berjalan mendekati gibran, menepuk nepuk pipi gibran pelan"lu nggak papa kan"

"Emang kenapa, lu liat gue nggak kenapa kenapakan"

"Itu bercak darah apa" tunjuk natan pada guling yang ada bercak darah

Gibran bungkam ia tidak tau harus bilang apa ia tidak mau membuat semua orang kawatir pada dirinya"itu, hmm iya itu tadi tangan gue kenak kater terus berdarah"

"Mana gue liat"

"Lu pergi gih, gue belum sholat keburu habis waktunya"akhinya natan pasrah pergi meninggalkan gibran

¥~~~~~~~¥

Di kamar natan ia masih memikirkan adiknya karna ia masih tak yakin dengan jawaban adiknya tadi kulit adiknya lebih pucat dari biasanya dan ia baru menyadari tubuh adiknya sekarang betambah kurus jauh dari dirinya yang kekar mempunyai roti sobek diperutnya karna ia aktif nge gim setiap 2kali seminggu
"natan"panggi sang bunda dengan lembut

"Eh bunda kok masuk nggak ketuk pintu"

"Bunda ketuk kok kamu aja yang nggak denger, anak bunda lagi mikirin apa hemm" winda mengelus rambut natan yang sedikit memanjang dikalangan pelajar itu

"Adek bun"

"Adek kenapa tadi nggak papa kok nggak usah kawatir, tadi dia pulang karna males pelajaran katanya tadi juga sempet bunda cek juga nggak ada yang dikawatirkan"

"Bunda kayak nggak ngerti gibran gimana dia selalu memendam rasa sakitnya sendiri aku takut terjadi yang nggak diinginkan apalgi saat asmanya kambuh dia nggak mau di bawa rumah sakit, kalau bunda nge cek dirumah aja bisa aja diagnosa bunda meleset, hasil laboratorium aja bisa salah bun apalagi bunda bukanya aku nyalahin bunda aku cuma kawatir sama gibran"natan diam sejenak

"tadi aku sempet liat ada bercak darah yang lumayan banyak di guling dan seprai gibran tapi  katanya tanganya cuma kenak cater kalau kenak cater itu luka pasti lumayan pajang atau dalam tapi aku lihat tangan gibran nggak kenapa napa, ia juga sering batuk batuk apalagi malam hari yang emangsih penderita asma itu wajar kalau batuk dan aku lihat tubuh gibran juga semakin kurus bun aku takut hiks..hiks"pertahanan natan runtuh ia menangis ia tak mau adiknya kenapa napa

Apa yang dikatakan gibran ada benarnya juga di agnosanya bisa saja salah karna keterbatasan alat medis pikir winda"nanti bunda bujuk gibran biar mau cek ke rumah sakit, udah kamu siap siap ya tadi ayah sudah pulang bunda juga mau siap siap"natan mengangguk setelah itu winda pergi untuk bersiap siap menghadiri acara makan malam bersama keluarga besar darinya dan hendra

¥~~~~~¥

Setiap sehabis sholat magrib biasanya cika mengajari lebih tepatnya sih menemani dan mengerjai adiknya yang sedang belajar,aska adik cika termasuk anak yang mempunyai otak encer tak seperti dirinya, cika heran kenapa ia tak seencer adiknya yang masih duduk dikelas 2 SD saja adiknya sudah fasih 2 bahasa yaitu indo dan inggris sebenarnya aska bisa 3 bahasa tetapi bahasa mandarin ia baru belajar walau baru belajar saja lumayan fasih dari pada dirinya cika saja bahasa inggris masih belepotan tak jelas apalagi bahasa mandarin padahal ia keturunan inggris dari ayahnya,walau ia blesteran kulit cika dulu sawo matang seperti ibunya yang berkulit sawo matang tapi kalau dilihat dari mata

my and your hopesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang