29 masa kuliah

3.2K 213 13
                                    

Hari demi hari, bulan demi bulan, dan tahun sudah berganti
Cika menjalani hidup dengan mengikuti alur bak air mengikuti arusnya

5 tahun cika hidup tanpa gibran, walau dulu ia bersama gibran hanya hitungan bulan tapi itu sangat berkesan, sejak 4 tahun yang lalu ia loss conteck dengan keluarga al fatih sebab ponselnya hilang. Kini cika kuliah di salah satu universitas  yang ada di jakarta, dulu ia memutuskan mengambil jalur undangan SNMPTN  di jakarta dengan satria,farhan,andi, dan fira bedanya, farhan dan andi melalui jalur mandiri, bukan hal mudah cika mendapatkan jalur undangan itu, ia harus belajar mati matian, les kesana kesini agar ia mendapat undangan itu, saat ini ia sudah semester 6

walau berat meninggalkan kota bandung karna yang pasti ia akan meninggalkan adiknya aska tinggal sendiri tanpa dirinya hanya bersama pengasuh, orang tuanya resmi bercerai saat ia menginjak kelas 11 semester 2, itu sebabnya ia sangat berat meninggalkan aska

Untung saja tahun ini aska masuk SMA pindah di jakarta, supaya bisa dekat dengan kakaknya, aska mengikuti ekselerasi sehingga saat ini ia sudah masuk SMA

Cika siap untuk berangkat kuliah tinggal tunggu jemputan dari satria"mana sih satria kok belum datang juga"

"Kak gue berangkat dulu ya"cika memandang orang yang lebih tinggi darinya yang tak lain aska

"Iya, jangan sampai ke capekan, jangan main basket dulu ya"

"Nggak janji, bentar lagikan ada laga persahabatan"keluh aska

"Hmm ntar kalau kambuh, ngeluh, kak dada aku sakit, kak dada sesak, kak...." ucap cika dipotong aska

"Bocot" unpatnya

"Eh eh mulai nggak sopan ya sama kakaknya, awas aja ngeluh sama gue, kalau lu ngeluh gue ceburin kolam belakang"

"Tulul banget sih punya kakak, bisa mati gue" gerutu aska

"Ya ampun mulut lu gue cobekin ya sama cabe" cika sedikit mendorong aska

"Eh calon kakak ipar" sapa aska pada satria yang baru datang

"Eh lu sat berangkat sekarang yok, telinga gue geli dengar si bocil ngomong terus"

"Gue kerokin tuh telinga, biar nggak bisa denger"

"Jadi berangkat nggak sih heran gue" tegur satria

"Yaudah yuk sekarang" satria dan cika memasuki mobil dan segera berangkat

¥~~~~~~¥

Saat di parkiran netra cika melihat gerumbulan mahasiswi yang heboh meminta foto"sat itu ada apa sih"

"Nggak tau, kenapa cewek cewek pada histeris kayak gitu ya"

"Lah bodo amat, gue udah ada kelas nih" cika melangkah pergi duluan meninggalkan satria yang masih menatap gerumbulan mahasiswi, padahal satria itu tipikal orang yang masa bodo tapi entah kenapa ia sangat penasaran sama orang yang di gerumbuni kaum hawa itu.

"Udah fotonya di tunda nanti ya"ujar orang yang di gerumbuni mahasiswi

"yah"keluh para mahasiswi itu langsung bubar satu satu

Satria sontak membeku melihat orang di depanya"gibran" gumam satria tapi masih di dengar gibran

Gibran yang merasa ada yang panggil, menengok kebelakang"satria"panggil gibran
"Apa kabar sob" gibran menepuk pundak satria

"Baik, lu kuliah di sini"

Gibran mengangguk"lu juga disini"satria mengangguk
"emm kita bicara di kantin aja yuk, lu ada kelas sekarang"

"Enggak, masih satu jam lagi, yaudah ke kantin, lama kita nggak ketemu"
mereka berjalan beriringan menuju kantin

"Lu beda banget ya sama dulu"tanya satria

"Beda gimana"

"Tambah segalanya sampai sampai baru pertama masuk banyak fansnya, oh ya pengobatan lu berhasil"

"Alhamdulillah berhasil, lu ambil jurusan apa"

"Matematika murni, lu apa"ucap satria mengaduk jus yang ia beli tadi

"Spesialis penyakit dalam"

Satria langsung terkejut saat mendengarkan gibran bicara"S2?"

"Iya"

"Gila gue aja masih semester 6 walau sudah mau sidang sih, paman gue aja punya gelar dokter itu pendidikanya 6 tahun lebih, lah lu ngggak denger berapa tahun aja sekarang tau tau udah jadi dokter"

Gibran terkekeh "apasih yang yang nggak bisa gue pinginin"

Satria tersenyum miris, apa lu akan daketin cika lagi dan mendapatkan hatinya batin satria"holang kaya mah bebas"

Gibran tertawa garing"bisa aja lu"

Seorang gadis langsung duduk di kursi depan satria tanpa tau siapa yang di sampingnya, gadis itu menyrobot minuman di depanya"gue sebel sumpah dosen pembibing gue masak datangnya di undur lagi"gerutu gadis itu tak lain adalah cika

Gibran tersenyum melihat mantan kekasihnya itu, eh bukan mantan bahkan dirinya dulu atau cika belum ada kata putus, apa kini perasaan cika ke dirinya sudah berubah"Cik minuman gue baru gue minum dikit loh, tapi udah lu minum hingga tandas" sontak cika mendengarkan suara yang amat ia rinduka itu tubuhnya seketika langsung menegang,

Cika mendongak dan benar saja orang itu"gi..gibran"gibran menunjukan senyum ciri khasnya, yang menampilkan giginya yang sedikit tak rapi, namun banyak memikat hati kaum hawa

Cika sontak langsung berdiri saat kakinya mau melangkah, langsung di cegah gibran"mau kemana"

Cika menghapus air matanya yang menetes "bukan urusan lu"cika sedikit membrontak namun cekalan itu cukup kuat

"Gue...." belum selesai becara gibran sudah di potong cika

"Gue udah nggak ada urusan lagi sama lu, jadi lepasin tangan gue"ucapnya ketus

"Lu udah lupain gue"

Cika mengangguk"gue udah ada pengganti lu"

"Siapa"

"Satria" satu kata itu membuat ke dua orang didepanya menegang, tangan gibran yang mencekal tangan cika langsung mengendur
"Ayo sat pergi dari sini"

"A..ayo"

Gibran menatap sendu ke dua insan berbeda jenis itu sampai keluar pintu kantin, padahal alasan ia pindah ke jakarta itu ingin menemui gadis yang amat ia cintai setelah ibunya, namun ternyata gadis itu sudah dengan orang lain

.
.
.
.
.
.akhirnya gue bisa lanjutin cerita konyol ini😂😂

my and your hopesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang