3

8K 480 10
                                    

Suasana pagi ini dikeluarga al-fatih sedikit ada kericuhan karna si bungsu bangun terlambat membuat si bungsu terus terusan mendumel seperti gadis PMS

hendra menatap heran si bungsu yang terus terusan mengomel ia jadi sedikit ngeri bila dulu si bungsu terlahir berjenis perempuan mungkin tiap hari mengomel seperti ini, bahkan saat ngambek lebih mengerikan dari pada winda istrinya"ayah anterin kok, jangan ngomel terus kayak bunda kalok PMS aja"

Winda menatap hendra horor membuat hendra bergedik ngeri"kenapa sih ayah selalu bawa bawa bunda saat anak anak lagi marah marah emang bunda semengerikan itu di mata ayah"

Gibran menggigit roti bakarnya dengan kesal"Pokoknya ini salah bunda sama ayah kenapa nggak bangunin gibran"

"Kan ayah udah bilang nggak usah sekolah aja dulu"

"Nggak mau nanti ada kuis aku nggak mau ikut kuis susulan"

"Kamu nggak mau berangkat sekarang, ini udah 6.35 loh" gibran langsung buru buru mencium punggung tangan sang bunda dan bergegas ke mobil

¥~~~~¥

Jarak rumah gibran ke sekolah tidak terlalu jauh hanya 10 menit kalau macet seperti hari ini bisa 30 menit gibran berucap syukur karna gerbang belum di tutup, saat ia berjalan gibran tidak sengaja menabrak seorang gadis
"Kolok jalan tuh pakek mata" ujar gadis itu

"Eh maaf maaf" ucap buru buru pergi meninggalkan gadis itu

"Dasar gibran bangsat"teriak gadis itu tapi tak respon oleh gibran

Sesampainya di kelas gibran berdecak keras karna guru guru ternyata sedang rapat, nafas sudah tidak karuan gara gara berlari dari jalan raya sampai kelas
"Udah tau punya bengek sok sok an lari"farhan mencari inhaller didalam tasnya gibran

"inhaller lo mana sih"

"Tempat pensil hah,..hah"gibran mencoba menarik nafasnya tapi seolah olah pasokan udara enggan masuk ke rongga paru paru

Farhan menyodorkan inhaller dan langsung di terima gibran, ia langsung menyemprotkan beberapa kali sampai nafasnya mulai teratur

Brakk
Semua orang yang ada dikelas terlonjak kaget karna cika menggebrak meja keras
"lu gila ya"ucap andi sinis

"Lu liat tangan gue luka gara gara lu jalan nggak hati hati"

"Gue udah minta maaf"

"Tapi minta maaf lu itu nggak sopan"

"Ck sopanya gimana gue harus sujud di kaki lu gitu"

"Iya! lu harus sujud di kaki gue baru gue puas"

Farhan merarik tangan cika kasar melihat seberapa parah luka cika, farhan langsung tersenyum remeh saat mengetahui luka cika ternyata hanya tergores sedikit"ck kayak gini aja besok juga sembuh"

"Bocot urusan gue suma ni orang nggak usah ikut campur" cika menunjuk wajah gibran dengan jarinya

"Ada apa ini" suara itu gibran sangat kenal siapa lagi kalau bukan natan, ngapain coba natan kesini waktu jam pelajaran kayak kurang kerjaan aja pikir gibran

"Nih adek kak natan udah nabrak aku nggak mau minta maaf"

"Gibran?"panggil natan

"Gue udah minta maaf"

"Tapi nggak sopan"

"Bran gue nggak pernah..." ucap natan belum selesai langsung dipotong gibran
"Dia maunya gue minta maaf tapi dengan cara sujud dikaki dia"

Natan melirik cika"tadi yang nawarin gue tadi harus sujud biar sopon siapa"

"Sudah sudah kalian ini satu kelas jangan berantem, gue sebagai kakaknya gibran minta maaf atas kesalahan adek gue lu maafin"

my and your hopesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang