Saat brankar gibran di dorong oleh beberapa temanya ia masih sadar sepenuhnya walau matanya tertutup karna rasa pusing yang mendera,
Gibran juga mendengarkan semua cacian hinaan dari mulut orang orang di sekitarnya bukan hanya gibran yang menerima cacian tapi cika juga,
Gibran di bopong farhan dan andi untuk di pindahkan ke dalam mobil, mobil yang di kendarai andi itu berjalan dengan tenangGibran membuka matanya,menetralkan matanya yang mengabur"ja..ngan..na.ngis"ucap gibran kepayahan
Tangan gibran mengusap air mata yang menetes dipipi cika"Hiks ke rumah sakit ya" gibran lagi lagi menggeleng
¥~~~~~¥
Natan duduk disalah satu kursi panjang taman, hatinya gelisah mengingat keadaanya adiknya tadi
"Bodoh"gerutu natanTiba tiba kerah baju natan diangakat oleh seseorang
Buggg
Natan tersungkur, ia langsung bangkit" mau lu apa"ucap natan sinis"Gue mau dila jadi milik gue"
Natan berdecak"mimpi"
Tanpa natan langsung memukul orang didepanyaOrang itu dan temanya tak terima langsung menghajar natan, namun natan tak mau kalah ia berhasil mengalahkan 4 orang sekaligus walau ada beberapa lebam
"Jangan coba coba main main sama gue"Orang itu tersenyum sinis"lu akan menyesal atas perbuatan lu, gue akan lenyapin orang yang paling berharga di hidup lu"ucap orang itu langsung meninggalkan natan sendiri
¥~~~~¥
Tania duduk bersantai di depan kolam renang bersama yanti dan winda menikmati pemandangan yang ada disekitar
"Lusa gibran ada olimpiade"ucap winda"Terus"jawab tania singkat
"bunda mungkin nggak ikut wisuda kamu"
Tania langsung bangkit dari duduknya" bunda kapan berubahnya sih, aku cuma menyuruh bunda ikut wisuda aku sekali aja, sejak SD, SMP, SMA, purnawiyata tania nggak pernah ayah bunda hadiri dan sekarang bunda juga nggak mau menghadiri"ucap tania berkaca kaca
"Win kali ini aja kamu turutin tania"
"Tapi ma winda nggak bisa tinggalin gibran disini sendirian, toh kalau winda ikut kalian juga tidak mau gibran ikut"
"Jelas aku nggak mau, anak penyakitan itu ikut, di rumah banyak pembantu nggak usah kawatir"
"Ma stop bilang gibran penyakitan, gibran nggak penyakitan"
"Nyatanya seperti itu bun, bunda pokok nya harus ikut wIsuda aku"
"Tapi tan"
"Tania nggak mau di bantah! pokoknya besok ayah, bunda dan natan harus ikut"
Jumi terpogo pogoh menghampiri mereka"mbak..den gibrann Hah hah"ucap jumi mengatur nafasnya yang memburu karna berlari
"Kenapa gibran"
"Kayaknya kambuh lagi, karna tadi di bopong sama den farhan dan den andi" setelah mendengarkan winda langsung berlari menghampiri gibran
Sesampainya di kamar gibran, winda langsung masuk ke kamar tanpa mengetul
"Sayang kamu kenapa, apanya yang sakit"Gibran tersenyum dibalik masker oksigen yang ia pakai"gibran nggak papa bun cuman tubuh ini aja yang yang lagi manja"ucap gibran lirih
"Jangan sakit terus, bunda juga ikut ikutan sakit"lagi lagi gibran hanya tersenyum
"kalian balik aja ke sekolah"
"Gue mau disini aja"
Gibran menggeleng tak memperbolekan teman temanya disini,pasalnya jam masih menunjukan pukul 11.00
"Kalau kalian nggak balik gue akan marah" mereka berdecak kesal dan menuruti perkataan gibran
"Kita balik dulu" andi dan andi mencium tangan winda tak lupa mereka mengucap salam
KAMU SEDANG MEMBACA
my and your hopes
Teen FictionTentang kehidupan gibran dengan sejuta keindahan yang ia buat sendiri.. Seolah olah masalah gibran alami sejak kecil tak pernah ia alami itulah gibran dengan sejuta topeng untuk menutupinya