Cika menghembuskan nafasnya kasar "sat maafin gue ya udah ngaku ngaku jadi pacar lu, di depan gibran"
Pacar beneran juga nggak papa, batin satria"nggak papa kok gue tau perasaan lu sekarang"
Cika menghapus air matanya yang dari tadi keluar
"Makasih udah ngertiin, padahal gue udah berjuang untuk lupain dia tapi kenapa disaat gue udah mulai lupain dia, tapi dia malah kembali"Satria memeluk cika"gue yakin lu pasti bisa"
"Gue masih sayang sama dia sat, tapi gue nggak bisa kembali sama dia, udah sekian tahun gue berusaha lupain dia tapi kenapa nggak bisa"
"Gue yakin lu pasti bisa, lu harus bangkit berusaha membuka hati lu untuk orang lain, ada orang lain yang lebih sayang sama lu"ujarnya melepaskan pelukayan
¥~~~~~¥
Andi dan farhan menghampiri gibran yang duduk sendirian di bangku kantin
"Ini dia master kita" ucap farhan menepuk bahu gibranGibran tersenyum miris"apaan sih lu"
"Lu yang kenapa, masih pertama masuk kok udah muram gitu"
"......"
"Lu kenapa sih"
"Nggak papa, satria sama cika pacaran ya" tanya gibran
"Lu udah ketemu sama mereka, kalau kita sih nggak tau hubungan mereka sedekat apa, tapi mereka sejak dulu dekat, semenjak cika lu tinggal berobat deketnya sama satria mulu, kemana mana ya sama satria itu"
"Siapa saja sih yang kuliah di jakarta"
"Kita berdua,cika,satria,reta,fira"
Gibran mengangguk ngangguk paham
"kalau mereka beneran pacaran, lu emang udah lupain cika""Gue nggak tau"ucap gibran memelas
" lupain ajalah cewek kayak dia mah di pasar abang banyak, lu tuh ganteng,tajir,pinter, udah mapan, di luar sono banyak cewek lebih cantik,pinter,baik, yang ngejar ngejar lu bayak, jadi buat apa lu pertahanin dia"ujar farhan
Gibran menghembuskan nafasnya kasar "emang cika cewek apaan di tanah abang banyak, nggak semudah itu han"
"Si reta nganggur tuh, lu embat juga boleh, dia lebih dari cika" bisik farhan
Gibran menjitak farhan
"Bodo amat gue udah ada kelas nih"¥~~~~~~¥
Sepulang dari kampus gibran langsung pulang ke rumah karna ia tak mood pergi ke rumah sakit, ia memang sudah berkeja di rumah sakit sejak 1 minggu yang lalu di rumah sakit keluarganya,
Winda melihat anaknya sudah pulang langsung menghampiri nya"udah pulang anak bunda, nggak ke rumah sakit"winda mengelus surai hitam gibran
"Enggak"Gibran merebahkan tubuhnya dengan bantalan paha winda"kenapa sih, sakit"
Gibran menggeleng"kenapa cerita dong sama bunda""Nggak papa kok bun, cuma sedikit pusing aja"
"Bunda ambilin obat ya kalau gitu"
"Nggak perlu"
"Bran kamu nggak ingin bantuin abang kamu ngurus perusahaan"
"Bun udah aku bilang berapa kali sih aku nggak mau, aku ingin jadi dosen"
"Jadi dosen kok ambil penyakit dalam"
"Bunda ih nggak papa"
"Terus nanti udah lulus S2, nerusin S3 tua di kampus kamu"
"Umur aku itu masih muda bun, kalau nanti aku jadi juga ambil S3 palingan umur 23 udah lulus"
"Terus nikahnya kapan bunda kan juga pingin liat kamu punya istri dan anak, nggak malu sama bang natan aja udah mau jadi ayah, biasanya kamu nggak mau kalah sama bang natan"
Memang natan sudah menikah setahun yang lalu,natan memutuskan menikah 1 minggu setelah lulus S1 dan dila masih kuliah waktu itu awalnya orang tua dila melarangnya karna dila masih kuliah apalagi sudah semester akhir dan nggak boleh cepat cepat nikah, tapi mereka membujuk orang tua dila kalau natan pasti akan tanggung semua resikonya dan akhirnya mereka direstui, Kini dila tengah mengandung 34 minggu"Bang natan mah emang udah tua, aku tuh nggak mau cepat cepat nikah,..... jodoh aja belum ada, mau nikah sama siapa"
Natan dan dila baru saja datang langsung ikut bergabung percakapan winda dan gibran "udah gede masih aja manja manja an sama bunda"ujar natan
"Bodo amat"ucap gibran ketus
" inget sama umur"
"Gue baru 20 tahun ya"
"Ssst" ringis dila karna merasa perutnya keram
Winda yang pertama menyadari dila meringis langsung kawatir"Dil kamu kenapa"
"Sakit bun" keluh dila
Natan yang enak enakan menertawai gibran, langsung kaget saat dila mengeluh sakit"apanya yang sakit"
Winda menaruh kepala gibran disofa, ia langsung mendekati dila"sakitnya gimana"
"Kayak keram, di bagian sini"tunjuk dila dibagian bawah perutnya
"ke kamar mandi yuk, coba bunda cek"dila mengangguk
Winda dan dila bernjak diikuti natan" kamu mau ngapain"tanya winda"Ya mau lihat dila lah bun"
"Kamu disini aja sama gibran"natan hanya menjawab deheman
"istri lo mau lahiran ya bang"tanya gibran
Natan menghembuskan nafasnya kasar"nggak tau, bukanya masih tiga minggu lagi"
"Namanya lahiran itu ada yang maju ada yang mundur, iya deh bang kayak mau lahiran, soalnya dulu gue waktu koas tuh gitu kalau mau lahiran, perutnya keram, tapi tadi kok kak dila nggak triak triak ya"
"Emang istri gue orang utan"
"Gue dulu gitu liatnya, ngeri banget bang sumpah, gue semenjak bantu ibu ibu itu, gue nggak berani sama bunda, takut kualat"
"Eh lu yang bantu ibu itu ngelahirkan"gibran mengangguk polos"ibu ibu itu nendang lu nggak, saat tau yang bantu lahiran cowok tengil kayak lu"
"Ya kagak lah, tapi itu kan waktu malam hari dan apesnya gue tuhya rumah sakit segitu gedenya dokternya nggak ada entah kemana, cuma gue sama temen gue, tapi temen gue lagi sakit jadi nggak tega, kata suster awalnya ibu ibu itu nggak mau di bantu sama cowok padahal pembukaanya udah lengkap, terus gue masuk nih, seett dengan gue menunjukan ketampanan gue yang hakiki ini, ibu ibu itu langsung bilang 'if this handsome doctor I want help my birth' padahal ada suaminya, gue yang baru masuk tuh nggak tau apa apa langsung kaget, dalam hati gue berkata 'lah ibu ini gimana sih katanya pembukaannya udah lengkap tapi kok malah bersikap biasa sih"
"Terus terus"
"Bayi itu susah keluarnya, padahal gue intruksi gue udah bener, terus ya ibu itu sampai triak triak,nyubit suaminya,narik rambut suaminya, pokoknya rasis banget, apesnya lagi ya bang untuk pertama kalinya setelah gue sembuh dari penyakit sialan gue itu, setelah bayinya keluar bengek gue kambuh dan terpaksa gue dibawa suster di UGD"
Natan tertawa keras, sampai sampai perutnya sakit, ia berhenti tertawa, ia tampak berfikir"nanti dila kalau lahiran gitu nggak ya?, kok jadi ngeri gitu"
"Gue doain ya tambah parah dari itu" natan yang tak terima tangangnya langsung menjepit leher gibran dan menjitaki berulang kali
"Bunda...bunda...bunda" teriak gibranWinda dan dila baru datang langsung kaget"ada apa sih bang kok adiknya disiksa gitu"
"Gibran resek bun, masak doain dila lahirannyaaaa" natan begidik ngeri, membayangkan apa yang dikatakan gibran tadi"hih amit amit deh"
"Lo doain gue apa" ucap dila ketus
Gibran mengangkat jarinya berbentuk V "nggak doain apa apa"
"Masa ni ya sayang kamu di doain lahirannya..." ucap natan terpotong
"Bayinya udah brojol tuh di lantai" sontok semua mata mereka beralih pada lantai yang di pijak dila
"Kaburr" gibran belari ke arah anak tangga
"GIBRAN" teriak mereka bersama
Gue nulis apa sih gaje banget😂😂

KAMU SEDANG MEMBACA
my and your hopes
Fiksi RemajaTentang kehidupan gibran dengan sejuta keindahan yang ia buat sendiri.. Seolah olah masalah gibran alami sejak kecil tak pernah ia alami itulah gibran dengan sejuta topeng untuk menutupinya