Suasana pagi ini tampak cerah, embun membasahi tanah dan tanaman yang tampak masih asri apalagi ditemani secangkir kopi teh dan gorengan bercengkrama bersama keluarga yang tampak mengasikan
"Ah om curang aku kan belum siap" suara natan membuat sumua orang tertawa pasalnya dari tadi ia bermain catur selalu kalah karna dicurangi salah satu omnya bukan dicurangi sih tapi natan aja yang tak bisa bermain catur"Kamu aja yang nggak bisa main"
natan mengalihkan pandang ia tidak sengaja matanya bertubrukan dengan orang yang berada di lantai 2 orang itu tampak tersenyum, natan mambalas juga dengan senyuman
Natan beranjak dari duduknya"kamu mau kemana, disini aja sarapan belum siap"
"Aku mau ke kamar om kasian gibran sendiri"
Firman salah satu omnya itu tampak geram setelah mendengarkan nama itu"ngapain sih ngurusin tuh anak, nggak ada gunanya"
"Gibran itu adik aku dan aku berhak mengurusi hidup dia"
"Kenapa kalian jadi berantem karna anak itu mending kita ke meja makan, sarapan sudah siap"
Merekapun berjalan meninggalkan taman belakang menuju meja makanSemua orang sudah ngumpul kecuali gibran yang masih dikamar"kenapa kalian diam saja semua orang sudah ngumpul"ujar indri ibu dari winda
"Gibran belum ngumpul ma" jawab hendra
"Ngapain nunggu anak itu kalau lapar juga turun, kalian terlalu manjain anak itu jadinya ngelunjak"
"Ma yang mama sebut anak itu tuh anak aku" ucap winda yang tidak terima anaknya di katain orang walau itu orang tuanya sendiri,
"Winda semenjak anak kamu itu lahir kamu jadi berani lawan mama ya, gara gara anak itu mama hampir saja kehilangan kamu dan mama nggak terima itu"ucap indri penuh emosi, ia teringat dulu anaknya hampir meninggal karna melahirkan gibran pada saat itu kandungan winda sangat lemah dokter sudah mengatakan kalau kandungan winda di gugurkan saja tapi winda tetap kukuh mempertahankan kandungan
Pada usia kandunganya yang masih 30 minggu ketuban winda sudah pecah dan mengalami pendarahan, setelah itu winda langsung langsung menjalani operasi cessar sekaligus operasi pengangkatan rahim karna terjadi komplikasi pasca melahirkan, winda mengalami koma selama 4 bulan bahkan sampai jantungnya berhenti berdetak semua orang menangis merasa kehilangan sosok winda, mereka semua menyalahkan bayi mungil yang tidak lain adalah gibran tetapi hendra tetap yakin kalau istrinya masih hidup ia memasuki ruangan icu memarahi semua tenaga medis yang mau melepas penopang hidup winda, ia berjalan mendekati winda meletakan gibran di dada winda setelah beberapa detik jantung winda kembali berdetak terlihat dari mesin EKG, semua tenaga medis bernafas lega karena detak jantung pasien sudah kembali.
Kala itu kondisi gibran saat pertama kali dilahirkan berat badanya hanya 2200 gram, untung saja semua organ tubuhnya normal membuatnya bertahan kala itu karna berat badanya dan umurnya yang belum siap dilahirkan paru parunya terkena Respiratory Distress Syndrome, gibran di ruang nicu hampir 1 bulan untuk memantau kondisi lebih itensif
Itulah penyebab saudara saudaranya membenci gibran sampai saat ini hanya ayah dari hendra lah yang menyayangi gibran sepenuh hati, padahal dulu yang berjuang dengan maut itu winda tapi kenapa saudara saudaranya dan orang tuanya membenci gibran, winda saat pertama kali membuka mata langsung sangat menyayangi gibran tidak ada rasa benci sedikit pun walau ia hampir meninggal karna anak itu.
#Oh ya author belum cerita tantang anak pertama dari winda dan hendra mereka itu mempunyai anak 3 satunya lagi bernama tania putri syafatih yang berusia 20 tahun, tania tinggal bersama orang tua hendra di jerman sejak kelas 4 SD, tania memutuskan tinggal bersama orang tua hendra karna muak melihat gibran yang selalu di manja sama orang tuanya padahal tidak, winda dan hendra selalu adil tentang kasih sayang ke anaknya memang mereka sedikit memperhatikan gibran yang sering sakit sakitan sejak kecil#

KAMU SEDANG MEMBACA
my and your hopes
Fiksi RemajaTentang kehidupan gibran dengan sejuta keindahan yang ia buat sendiri.. Seolah olah masalah gibran alami sejak kecil tak pernah ia alami itulah gibran dengan sejuta topeng untuk menutupinya