Setelah 10 hari gibran jadi tahanan rumah sakit akhirnya gibran sudah bisa kembali ke rumahnya, setelah kejadian winda memarahi gibran sedikit takut setiap melihat mata winda, tapi winda punya seribu cara untuk mengembalikan sikap gibran dan akhirnya sekarang gibran sudah bersikap biasa saja.
Winda duduk di kursi panjang taman belakang pikiranya kemana mana membuat hati winda terasa tak enak
"Bun" panggil natanWinda menoleh mendapati natan yang tengah berdiri menatapnya"sudah pulang kamu"natan mengangguk
Natan berjalan kearah winda ia duduk disebalah winda"tumben nggak ada rapat katanya bentar lagi ada acara ya, biasanya kalau ada acara acara kamu selalu pulang magrip atau isya"
"Tadi sih gitu mau rapat tapi aku lagi capek"
"Capek apa sih anak bunda"
"Semuanya capek pikiran, raga, hati pokoknya semuanya"
Winda menghembuskan nafasnya kasar"tidur sana nanti malah sakit kamu juga yang susah"
"Bun aku masih nggak percaya kalau gibran sakit keras, aku masih ngerasa kalau itu hanya mimpi dan kalau bangun sudah nggak terjadi apa apa, aku ingin bangun dari mimpi ini"
Winda mengelus punggung natan"bunda harap ini hanya mimpi tapi nyatanya ini kenyataan bang"winda teringat perkataan ihsan dokter spesialis penyakit dalam sekaligus teman dekat winda waktu sebelum nikah dengan hendra.
mereka berdua sangat dekat, ihsan hampir melamar winda tapi orang tua winda sudah menjodohkan winda dengan hendra padahal winda dan ihsan dekat sejak duduk di bangku SMA awalnya mereka semua setuju setuju saja tapi lama kelamaan orang tua winda tidak menyetujui hubungan mereka, winda menangis tidak terima keputusan orang tuanya bahkan winda tidak keluar kamar selama 2 hari.
Dan orang tua winda kawatir dengan anaknya mereka tidak mau winda kenapa napa akhirnya orang tua winda berinsiatif langsung menikahkan winda dan hendra
Setelah menikah winda sempat masuk rumah sakit karna dehidrasi, gila! ya orang tua winda sudah gila karna harta, hari demi hari winda sudah menerima hendra sebagai suaminya walau sangat berat.Walau sejak awal hendra tahu kalau istrinya itu tidak mencintainya tapi hendra tetap bersikap lemah lembut pada winda, hendra sangat mencintai winda walau usia winda berpaut 5 tahun lebih tua darinya, hendra mencintai winda sejak ia duduk di kelas 9 SMP saat orang tua mereka makan malam bersama keluarga rekan bisnis, pertama kali hendra bertemu ia sudah tertarik pada sosok gadis yang lebih tua darinya.
Ah memikirkan itu membuat winda merasa bersalah, karena dulu pernah menyakiti hendra, tiba tiba ia mengingat ucapan ihsan tempo lalu
Flasback
Hendra dan winda duduk di ruangan dokter ihsan, ihsan melihat winda tengah terisak, ia tak tega melihat orang yang dulu sangat di cintainya menangis, walau ihsan sudah ada pengganti winda tetap saja ada rasa cinta itu tetap ada walau tidak sebesar cintanya pada istrinya sekarang
Ihsan menghembuskan nafas kasar, ihsan membuka amplop coklat berlogo rumah sakit mengeluarkan selembar kertas, winda yakin itu hasil ct-scan gibran"ini, letak kanker paru paru yang di derita gibran"ihsan menujuk salah satu paru paru yang tampak berbeda dari satunya.

KAMU SEDANG MEMBACA
my and your hopes
Ficção AdolescenteTentang kehidupan gibran dengan sejuta keindahan yang ia buat sendiri.. Seolah olah masalah gibran alami sejak kecil tak pernah ia alami itulah gibran dengan sejuta topeng untuk menutupinya