Waktu menunjukan pukul 01.30 dini hari gibran terbangun dari tidurnya karna rasa sesak yang menyiksa dan perutnya rasanya melilit seperti ada yang mau mendesak keluar, ia buru buru bangkit dari tempat tidurnya memaksa kakinya yang lemas itu ke kamar mandi
Gibran mencengkram erat westefel kamar mandi
"Huekk....huekkkk,..uhukk...huekk....huekkk"seluruh makanan yang ia makan semalam keluar begitu saja"huekk...huekk"gibran meluruh ke lantai kamar mandi seluruh tubuhnya terasa lemas, matanya sudah berkunang kunang
"huekk...huekk" bukanya hanya cairan lambungnya yang ia keluarkan melaikan darah segar turut keluar
Gibran mengerjab ngerjabkan matanya untuk menetralkan matanya, ia segera bangkit untuk mencari benda ajaib itu
Gibran berpegangan apapun agar tubuhnya tak oleng, padahal jarak kamar mandi ke nakas tempat benda ajaib itu berada hanya 7 meter, numun rasanya sangat jauhDengan tangan bergetar gibran membuka tutup obatnya dan segera meminumnya, setelah itu ia menidurkan badanya yang terasa remuk itu di kasur empuknya tak lupa ia memakai nasal canula, tak butuh lama gibran sudah dialam mimpinya, masa bodohlah tidur dengan baju yang berlumuran darah yang terpenting ia tak merasakan sakit lagi
¥~~~~~¥
Libur akhir semester telah tiba semua murit bersorak gembira menyambutnya, melupakan semua tugas yang membuat otak mereka harus bekerja terus dan sekarang waktunya bersenang senang tanpa ada yang menghalangi apapun itu termasuk apa yang dirasakan natan
Setelah menuaikan sholat subuh natan berniat untuk ke kamar gibran mengajak anak itu berjalan jalan di sekitar perumahan, saat natan membuka pintu kamar adiknya ia begitu terkejut melihat baju adiknya yang sudah berlumuran darah kering
"Gibran, bran bangun" natan menepuk nepuk pelan pipi adiknya agar segeta bangun
"Bran, gibran" cobanya sekali lagiAkhirnya usahanya membuahkan hasil, untuk membangunkan adiknya
Manik mata indah itu terbuka berlahan lahan"lu kenapa?, apa yang sakit, kita ke rumah sakit aja ya"tanya natanGibran belum sadar sepenuhnya, ia tak mengerti apa yang dikatakan natan, ia terlalu fokus dengan rasa sakit di perutnya yang belum mereda
"Bran" panggil natanGibran baru sadar pasti kakaknya itu kawatir padanya, karna baju yang ia kenakan berlumuran darah, ia merutuki nasibnya kenapa ia bisa lupa untuk mengganti bajunya, pasti bentar lagi ia akan di seret ke rumah sakit
"Jangan kasih tau ayah dan bunda" ucapnya lemah"Tapi sekarang kita ke rumah sakit"gibran menggeleng ia tak mau ke rumah sakit
" bran jangan batu, badan lu juga demam""Gue nggak mau"
"Gibran lu batu banget sih"
"Gue mau kencan sama cika, kalau gue ke rumah sakit, pasti om ihsan nggak ngizinin gue pergi"
"Lu tuh lemah sadar diri napa, tolong ngertiin semua orang yang ada di samping lu mereka kerepotan ngurusin lu yang harus bolak balik keluar masuk rumah sakit emang biayanya murah, ayah relain metting metting besar demi jagain lu" ucap natan kesal, ia sebenarnya tak ingin berbicara seprti itu, tapi sikap gibran lah yang memancing emosinya
Gibran menatap natan tak percaya ternyata natan tak juah berbeda dengan yanti dan tania, sama sama mengeluhkan dirinya yang penyakitan, bedanya natan jarang mengeluhkan pada orang lain, hanya direndam dalam hatinya"KELUAR"teriak gibran
"Bran gue nggak bermaksut bilang kayak gitu"
"GUE BILANG KELUAR" nafas gibran tampak kembang kempis tak beraturan padahal nasal canula masih ia pakai,
Gibran melepas paksa nasal canula yang ia kenakan, membuatnya tambah sesak namun ia abaikan
![](https://img.wattpad.com/cover/177849738-288-k140806.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
my and your hopes
Teen FictionTentang kehidupan gibran dengan sejuta keindahan yang ia buat sendiri.. Seolah olah masalah gibran alami sejak kecil tak pernah ia alami itulah gibran dengan sejuta topeng untuk menutupinya