Gibran merasa bosan sebenarnya, jelas gibran merasa sangat bosan karna ia tak di perbolehkan kemana mana, buang air kecil saja pakai kateter dan wudhu juga pakai tayamum, sebenarnya sih ia tak mau tapi bagaimana lagi badanya masih sangat lemas, bekas operasinya juga terasa nyeri bila dibuat perkegerakan terlalalu banyak
Gibran menghembuskan nafasnya dengan kasar"kenapa"tanya winda
"Bosen nggak ada yang diajak main" keluhnya
"Kan ada bunda"
"Ya kali aku main sama bunda"
"Ya nggak papa"
"Emang bunda bisa main apa"
"Bisa semuanya"
Sekian kalinya gibran menghembuskan nafas kasar
"Bun, hp aku mana ya" tanya gibran"Tuh ada di laci nakas, ikut ikutan ancur kayak badan kamu" gibran reflek langsung membuka lacinya, numun sebelum membuka gibran langsung meringis sakit karna terlalu agresif pergerakanya
"Akhh" ringis gibran"Gibran kenapa"
"Sakit bunda"
"Makanya nggak usak sok kebanyak gerak, udah ngerti nggak boleh banyak gerak dulu" ucap winda mengambil ponsel gibran yang ada di laci
Ponsel itu layarnya sudah pecah tak beraturan tapi masih bisa di hidupkan walau ada garis garis putih mungkin gara gara jatuh dan tak sengajak ke injek, kata farhan kena ban mobil ridho,"ya ampun kok bisa kayak gini sih, rugi aku belinya 15jt kagak ada setahun udah kek gini bentuknya"
Winda terkekekh"emang uang kamu"
Gibran menyengir"hehe bukan bun"
"Bun bun aku mau hp yang baru keluar tuh iphone 11 kapasitasnya behhh besar sama bagus banget hpnya , kalau nggak iphone 12 yang baru dirilis, hmm di rilis apa belum ya, emm kalau belum ayah bisa pesen dari pabriknya di california kalau nggak salah, ya bun bilangin, nanti anak bunda ini punya iphone 12 pertama di indonesia"
"Kenapa nggak yang iphone 15 atau 20 gitu kan tambah bagus! emang duwit tinggal gali apa!"greget winda, ia sangat gemas sama anak bungsunya itu, gibran jarang minta minta tapi kalau sekali minta pasti yang aneh aneh dan pastinya mahal
"Ih bunda pelit, nanti aku minta sendiri sama ayah"ucap gibran memanyun manyunkan bibirnya
Ceklek
Pintu terbuka menampilkan pria gagah dengan setelan jas hitan membuat ketampanan bertambah walau usianya menginjak 38 tahun,
"ayahhh"pekik gibranHendra menghampiri gibran memeluk gibran dari samping, tak lupa ia mencium rambut anaknya yang baunya kringat gibran yang ciri khas itu, jelaslah bau kringat anak itu tak mandi hampir 10 hari, hanya dilap dengan kain yang di celupkan air hangat setiap harinya, selama di rumah sakit"kenapa hemm"
"Beliin hp ya"
"Jangan mau yah, ntar di rusakin lagi"
"Bunda ih jangan komporin ayah, tapi sayangnya kompor bunda udah mbeleduk duluan jadinya ayah nggak terpengaruh" ucap gibran polos seperti tak punya dosa
"Iya nanti ayah beliin"
Mata winda melebar, ia tak terima kalah dengan anaknyaGibran mengeluarkan lidahnya untuk mengejek winda"wleee ayah beliin, nggak kayak bunda pelittt"ejek gibran
"Iya dong ayah apa pernah pelit sama kamu, yang harga sejutaan kan" sontak winda tertawa terbahak bahak sampai memegang perutnya karna sakit terlalu keras tertawa
"Hahaha sukurin, sama hpnya pak tanto aja bagusan pak punyaknya tanto hahaha"
"Ayahhhh" rengek gibran tak terima

KAMU SEDANG MEMBACA
my and your hopes
Novela JuvenilTentang kehidupan gibran dengan sejuta keindahan yang ia buat sendiri.. Seolah olah masalah gibran alami sejak kecil tak pernah ia alami itulah gibran dengan sejuta topeng untuk menutupinya