Hari ini ujian kenaikan kelas di mulai seluruh siswa maupun siswi siap tidak siap harus siap untuk mengikuti ujian tanpa terkecuali, gibran saja walau masih sakit ia ngotot untuk mengikut ujian di rumah sakit
Kemarin gibran menyuruh natan untuk mengambil buku pelajaranya untuk ia belajar
"Sudah siap ujianya" ujar guru fisika bername tag jarot s.pd, yang mengawasu gibran hari ini"Insa'allah siap pak"
Jarot mengambil username dan pasword yang akan gibran gunakan untuk ujian"ini ya, sudah tau caranya kan"
"Sudah pak" gibran mulai memasukan username dan pasword ke laptop yang ia gunakan
Setelah log in gibran mulai mengerjakan soal seni budaya, ujian pertama pada hari ini,
Tak butuh waktu lama gibran mengerjakan hanya 40 menit dari 45
"Alhamdulillah""Sudah selesai" gibran mengangguk
"Kerjakan mata pelajaran selanjutnya"
"Siap pak" gibran mulai mengerjakan ujian ke dua, yaitu pendidikan agama
¥~~~~~¥
Di suabuah bangunan bekas pabrik yang sudah di tinggalkan pemiliknya itu, terdapan 3 lantai dan lantai ke dua sudah disulap menjadi tongkrongan, dan faselitasnya pun sudah lengkap
"Jangan samapi kalian diluar sana menyebut nama gue, mengerti""Mengerti bos, teman anda brian, dan alex sudah di jadikan sanksi bos, kalau samapi mereka buka mulut, bos akan terancam"
Brakkk
Ridho menggebrak meja didepanya"bodoh, mereka tak akan buka mulut, karna bokab gue sudah ngancam ke mereka"¥~~~¥
Gibran menghirup dalam dalam udara di taman rumah sakit, gibran ngotot untuk ingin keluar dari ruangan itu, dan ingin berjalan jalan ditaman rumah sakit, walau ia harus memakai kursi roda karna kakinya masih lemas untuk digerakan
Di temani sang kekasih gibran jalan jalan di taman rumah sakit yang begitu luas karna ini termasuk taman umum juga, jadi banyak orang yang bukan pasien berjalan jalan di taman ini, karna bukan hanya taman yang luas disini juga banyak pohon yang rindang, bunga yang bermekaran, mainan anak kecil, tempat main skateboard, panjat tebing dan masih banyak lagi
"Cik ke situ yuk" tunjuk gibran ke arah anak kecil berbaju pasien yang sedang disuapi salah satu susterCika mengangguk mendorong kursi roda yang digunakan gibran menuju anak kecil yang usianya sekitar 9 tahun
"Hai, kakak boleh disini"tanya gibran, bukanya menjawab anak kecil itu malah memeluk suster, karena anak kecil itu tampak ketakutan"nggak boleh gitu diyo" ujar suster itu yang bernama lina
"Kakak baik kok, mau main sama kakak"
Diyo melepaskan pelukanya dan mengangguk"nama kakak gibran dan ini kak cika"
"Nama aku diyo" ujar diyo
"Kenapa takut"
Lina menghembuskan nafas pelan"diyo sebenarnya tidak penakut dulu diyo sangat periang, semenjak diyo jadi korban kekerasan ART nya jadi penakut sama orang baru"
"Oh gitu, diyo nggak usah takut sama orang lain lagi ya, tidak semua orang itu jahat"
Diyo mengangguk paham"nanti kalau diyo di tampar kalau nggak di pukul pakai sapu gimana, diyo sakit, nggak mau di tampar, nggak mau di pukul, sakit"rancau diyo
Gibran tertegun mendengarkan cerita anak kecil yang berusia sekitar 9 tahunan itu"enggak kok kayak kakak ini contohnya nggak mungkin akan nampar diyo"
Diyo mengangkat jari kelingkingnya"janji"
Gibran juga mengkat jari kelingkingnya menyatukan harinya ke jari diyo"janji"

KAMU SEDANG MEMBACA
my and your hopes
Teen FictionTentang kehidupan gibran dengan sejuta keindahan yang ia buat sendiri.. Seolah olah masalah gibran alami sejak kecil tak pernah ia alami itulah gibran dengan sejuta topeng untuk menutupinya