BF - 17

304 61 7
                                    

Seoul baru saja menunjukkan pukul 06.00 KST ketika sebuah lapangan di dekat sebuah gedung tempat untuk syuting hari ini terlihat ramai. Banyak orang dan juga kru yang membantu menyiapkan kamera, lightning, dan persiapan lainnya karena hari ini adalah hari perdana untuk syuting.

Sohyun tiba cukup pagi di tempat itu, dengan membawa naskah dramanya. Gadis itu sedikit canggung karena ini pertama kalinya ia datang ke tempat pembuatan drama. Ia sempat kagum dengan segala persiapan yang dilakukan oleh tim Sutradara Lee kali ini.

"Oh, Penulis Pemula!" seru pria bernama Lee Taeil. Pria berkaca mata itu berteriak dari tempat duduknya ke arah Sohyun.

"Nde!" seru Sohyun dengan senyum di wajahnya dan dengan cepat gadis itu melangkah menghampiri Taeil.

"Selamat pagi, Pak!" sapa Sohyun dengan senyum lebar dan mata yang berbinar-binar.

"Wah ... kau mengejutkanku dengan datang pagi-pagi," ucap Taeil, "kau bawa naskahnya?"

"Ini naskahnya," ucap Sohyun seraya menyerahkan naskah tersebut, "Aku juga sudah memperbanyaknya dan memberikannya kepada aktor dan aktrisnya beberapa hari lalu."

Taeil membuka naskahnya, membacanya sekilas, dan tersenyum puas, "Perbaikan saat kita reading sudah bagus. Wah, Minah beruntung bisa bekerja sama dengan asistennya sendiri. Kau cukup cakap."

Siapa yang tidak senang dipuji orang pagi-pagi? Lihatlah, wajah Sohyun merona karena senang.

"T-terima kasih, Sutradara Lee!" ujarnya sembari membungkukkan tubuhnya sopan.

"Ah, kalau begitu kau bisa menunggu di sana," kata Taeil sembari menunjuk salah satu kursi tunggu yang ada, "kita akan menunggu pemainnya dulu, baru kita akan mulai syuting."

"Baiklah. Terima kasih, Pak!" ujar Sohyun tersenyum senang. Gadis itu pun berjalan ke sebuah kursi yang ada di sana. Udara dingin di musim panas membuatnya merapatkan jaketnya. Matanya bergerak ke kanan dan ke kiri dengan gembira. Sungguh, ini hari yang ia tunggu-tunggu, walau hanya sebagai penulis yang tidak terlalu memiliki nama yang besar, dan penulis bayangan.

Ketika sedang asyik-asyiknya menikmati suasananya, Sohyun tertegun karena sebuah benda hangat menyentuh pipinya. Gadis itu terlonjak, dan semakin terkejut ketika melihat Yoongi menyodorkan minuman kaleng hangat kepadanya.

"Sonbae-nim ... kenapa ada di sini?" tanya Sohyun dengan mata besar.

"Apa lagi? Tentu saja menemanimu," ucap Yoongi santai. Pria itu menyodorkan sekali lagi minuman kaleng di tangannya kepada Sohyun. Dengan rasa tidak percaya yang masih menghantuinya, Sohyun menerima minuman tersebut. Matanya masih mengikuti gerak gerik dari Yoongi yang mendudukkan dirinya di sebelah Sohyun.

"Sejak kapan kau di sini?" tanya Sohyun.

"Sejak..." kata Yoongi sembari melihat jam tangannya, "...tadi."

Sohyun menghela nafasnya gemas, "Aku serius, Yoongi Sonbae."

"Aku juga serius, Kim Sohyun," balas Yoongi dengan wajah tenangnya, "Aku di sini disuruh oleh Chanyeol untuk menemani Minah dan kau."

"Oh," gumam Sohyun singkat. Gadis itu masih merasa canggung dengan Yoongi karena kemarin mereka sempat berdebat kecil. Keheningan menyapa mereka untuk beberapa saat.

"Maaf membuatmu marah waktu itu," ucap Yoongi tiba-tiba. Sohyun hanya bisa diam mendengarkan tanpa berani menatap pria di sebelahnya.

"Aku rasa kau memiliki masalah yang cukup besar dengan Minah. Tapi aku tidak tahu apa," ucapnya, "aku harap kau mau cerita denganku."

Best Friend ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang