BF - 19

295 63 13
                                    

"Kenapa kau mengganggu hari ini, eoh?!" tanya Taeil. Tindakan Sohyun benar-benar di luar pemahaman sutradara satu itu.

"Jalan ceritanya tidak seperti ini," jawab Sohyun, "ini ... ini terlalu berbahaya bagi Sehun."

"Ayolah. Kami mengerti bagaimana membuat film!" seru Taeil frustasi, "Bagaimana mungkin kami akan mencelakakan aktor dan aktris kami?"

"Tapi ... ini—"

"Sudah cukup kau membuat masalah kemarin, Sohyun," ucap Taeil dengan serius, "bagaimana jika Minah tahu apa yang kau lakukan ini, eoh?"

Sohyun diam tidak menjawab. Dalam hatinya ia tidak setuju dengan keputusan sepihak yang dilakukan Minah dalam menulis naskah. Ia juga perlu tahu, dan ia juga berhak berpendapat! Adegan yang ditulis Minah terlalu buru-buru. Memang benar, tim produksi adalah orang professional dalam membuat suatu film. Tapi tetap saja, Sohyun merasa takut jika Sehun mengalami cedera saat melakukannya tanpa pemeran pengganti.

Sehun benar-benar melakukan adegan tersebut pada sebuah gedung tinggi! Totalitas katanya. Tapi itu benar-benar membuat jantung Sohyun akan lepas.

"Lebih baik sekarang kau pulang, Sohyun," ucap Taeil, "aku tidak mau kau membuat keributan seperti tadi."

"Sutradara Lee ... maafkan aku," ucap Sohyun membungkukkan tubuhnya, merasa bersalah karena mengacaukan syuting.

Taeil pun berjalan meninggalkan Sohyun. Gadis itu mengusap wajahnya kasar. Ia menyesal telah mengacaukan semuanya. Namun naskah drama ini benar-benar bertentangan dengan isi ceritanya. Mengapa sutradaranya tidak menyadari hal ini?

"Sohyun..."

Gadis itu menoleh ke sumber suara. Sehun sedang berdiri tak jauh darinya dan kini menghampirinya. Melihat kedatangan pria itu, lantas Sohyun tiba-tiba menangis.

"Yaa ... Sohyun, kau kenapa?" tanya Sehun tertegun.

"Kenapa kau tidak menolak melakukan adegan berbahaya tersebut?!" ujar Sohyun.

Pria itu menghela nafas, "Hyun-ah ... aku melakukannya dengan alat pengaman. Banyak kru juga yang berada di sana."

"Tapi kau harus benar-benar melompat melewati gedung itu!" seru Sohyun. Nada suaranya makin tinggi, "kau tidak tahu berapa resikonya jika harus totalitas seperti itu!"

Tiba-tiba Sohyun berpikir, bahwa mungkin Minah marah karena beberapa hari lalu, Sehun membelanya di depan semua orang. Saran Sehun untuk menyuruhnya menulis naskah di depan orang banyak, berpengaruh buruk pada pandangan orang kepada Minah.

"Intinya, aku mau kau menolak melakukan syuting jika itu adegan yang berbahaya! Kau harus menggunakan pemeran pengganti!" ucap Sohyun dengan tatapan tajam.

"Sohyun ... kau aneh," ucap Sehun. Pria itu menggaruk tengkuknya karena pendapat Sohyun, "kenapa aku harus melakukannya? Kau tidak pelu sepanik itu."

"Aneh?"

"Yah ... kau tidak seperti biasanya. Kau tidak perlu sepanik itu. Aku melakukannya karena keinginanku dan aku percaya padamu selaku penulisnya,"

"Bukan aku yang menulis bagian itu, Sehun..."

Sohyun terdiam sejenak, ia tidak berani melihat reaksi wajah Sehun.

"Itu Minah yang menulisnya,"

"Lalu kenapa jika Minah yang menulis? Toh dia juga penulis naskah ini. Aku percaya bagaimana ia menulis—"

"Sehun, Minah ingin mencelakaimu!" balas Sohyun. Air mata kembali mengalir dari pipinya, "sadarkah kau akan itu?!"

"Sohyun-ah..."

Best Friend ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang