BF - 10

378 72 11
                                    

Setelah lama menghilang, akhirnya update juga hehe ^^

Happy reading! ^^












Minah menatap beberapa tumpuk naskah yang ada di atas meja dengan rasa kesal. Ah... entahlah ia harus kesal atau senang. Sejak pertemuannya dengan Sohyun seminggu yang lalu, gadis itu dengan cepat menyelesaikan 5 draft naskah Dear My Love hanya dalam waktu seminggu!

Minah pikir, Sohyun akan tetap berada di bawah tekanannya, membuat gadis itu tertekan, marah, atau mungkin menangis. Namun gadis itu seperti orang kesurupan, menulis semua naskah dan memberikannya kepada Minah.

"Jangan lupa bayaranku, Eonnie." Minah masih ingat ucapan Sohyun saat gadis itu memberikan naskah episode terakhir dari drama itu.

"Sial..." desis gadis itu menatap benci naskah yang seharusnya memang ia tunggu-tunggu.

Sebuah panggilan membuyarkan pikiran Minah. Dengan cepat gadis itu menerima telepon dari atasannya, Park Chanyeol.

"Halo,"

"Minah, kau tidak lupa bukan bahwa besok kita ada pertemuan untuk membahas proyek barumu bersama Sehun?"

"Iya, Ketua Park. Aku ingat," jawab Minah mencoba mengendalikan nada suaranya.

"Aku mengucapkan selamat kepadamu. Perkembangan yang pesat. Dramamu yang satu belum selesai, kau sudah siap menulis naskah yang baru. Hebat sekali!" puji Park Chanyeol, " Ah, dan kuharap kau tidak keberatan bekerja sama dengan asisten penulismu yang ikut menggarap naskahnya nanti."

Mendengar kata asisten penulis, wajah Minah menjadi kaku seketika.

"Nde,"

"Baiklah. Aku tutup."

Minah meletakkan handphone-nya dengan kasar ke atas meja. Tangannya mengepal kencang, dan dalam satu waktu kemudian, gadis itu meraih vas bunga dan memecahkannya ke lantai, melampiaskan amarah yang ada padanya.

"Penulis Bang!" seru salah satu asisten yang ada di rumah Minah yang terkejut karena mendengar pecahan kaca. Wanita paruh baya itu langsung masuk ke ruangan dan mendapati Minah sedang mengusap wajahnya kasar.

"Penulis Bang, Anda tidak apa-apa?" tanyanya.

"Keluar. Biarkan aku sendiri," ujar Minah dengan nada dingin.

"Nde."

Seiring dengan tertutupnya pintu, Minah menatap menerawang ke arah bawah, menatap pecahan kaca yang terberai entah kemana. Gadis itu secara tidak sengaja mungkin melecehkan dirinya karena tidak bisa menulis seperti dirinya, cepat dan memiliki ide yang sangat banyak.

Ia tidak suka gadis itu lebih unggul darinya, dan ia tidak suka Sohyun yang serba bisa. Rasa khawatirnya akan Sohyun mungkin menggeser posisinya sebagai penulis terbaik di Korea, membuatnya menjadi menaruh rasa dengki pada Sohyun

Minah sangat benci itu. Menyesal dirinya pernah baik kepada Sohyun. Tangan gadis itu menggenggam ujung meja hingga buku tangannya memutih.

"Aku akan menghancurkannya," ujar Minah dingin.

***

"Yaa, Kim Sohyun!" seru Yoongi dengan suara menggelegar ketika Sohyun masuk ke dalam ruang kerjanya. Gadis itu menghentikan langkahnya sebentar, dan menatap heran Yoongi saat pria itu berjalan mendekati Sohyun dengan cepat.

"A-ada apa, Sonbae?"

Tidak menjawab, Yoongi malah memeluk Sohyun dengan cepat, sebentar, lalu melepaskannya dan menatap Sohyun yang sekarang menatap Yoongi dengan mata dua kali lebih lebar dari biasanya.

Best Friend ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang