Alunan musik beserta beat-nya terdengar dengan kencang di dalam ruang latihan yang besar. Orang-orang menggerakan tubuh dengan penuh semangat, seiring dengan nada-nada yang terdenga, terlihat dari peluh keringat yang mengalir di wajah mereka. Kang Nami mengamati mereka bersama dengan pelatih senior lainnya. Gadis itu terlihat puas dengan gerakan seluruh idol yang berlatih untuk kali terakhir, karena lusa adalah hari dimana konser besar itu akan diadakan.
Ketika musik berakhir, tepuk tangan tunggal terdengar dari tangan Nami. Semua mata tertuju kepadanya, termasuk Sehun. Untuk pertama kalinya, Nami tersenyum senang usai melihat mereka berlatih hari ini.
"Well, kerja bagus untuk semuanya hari ini!" ujar Nami dengan senang, diiringi sorak sorai bahagia dari para idol tersebut. Rasa lelah mereka seolah terbayar dengan pujian dari Nami yang biasanya selalu memarahi mereka.
"Terima kasih, Coach-nim!" seru mereka sembari membungkukkan tubuh.
"Besok adalah hari libur kalian. Jadi sekarang, kalian bisa pulang. Dan juga, lusa adalah hari dimana konser akan dilaksanakan. Jadi tetap jaga kesehatan sampai harinya tiba. Mengerti?!" seru Park Yeoul selaku pelatih senior.
"Nde, Coach-nim!"
"Sekian, silakan bubar."
"Wah ... akhirnya!"
"Aku ingin pulang dan tidur di dorm!"
"Sehun!"
Pria itu menoleh melihat rekannya Jungkook sedang menghampiri dirinya.
"Mau makan malam bersama malam ini?" ajak Jungkook.
"Ah ... tapi aku—"
"Ei ... ayolah. Kau tidak pernah makan bersama dengan kami. Red Velvet dan Love Girls juga ikut," ujar Jungkook lagi, "Jarang sekali bukan?"
Sehun terdiam sejenak. Pria itu sempat ragu karena pikirannya terbang kepada Sohyun. Ia sudah janji dengan gadis itu untuk makan jjajangmyeon dan menceritakan keluh kesahnya, sekaligus melepas rindu dengan sang sahabat.
"Hei, ayolah! Sekali ini saja," ajak Jungkook lagi.
Sehun tersenyum sejenak, "Baiklah."
"Oke. Aku tunggu di depan lift nanti!" Jungkook pun keluar dari ruang latihan. Sehun mengeluarkan handphone dari dalam tasnya, kemudian mengabari manajernya bahwa ia akan pulang terlambat karena acara makan-makan bersama teman-temannya yang lain. Pria itu kemudian menekan speed dial 1, dan terhubung ke nomor Sohyun.
"Halo?"
"Sehun! Kau dimana? Aku sedang jalan ke kedai jjajangmyeon kesukaanmu!"
Sehun menghela nafasnya sejenak, "Sohyun-ah, mian. Sepertinya aku tidak jadi makan bersamamu malam ini. Teman-temanku di sini mengajakku makan bersama."
Terdengar hening sejenak, kemudian suara Sohyun terdengar kembali, "Oh begitu. Eoh ... baiklah, tidak apa. Aku akan makan sendirian saja."
"Maaf, ya?" ujar Sehun dengan nada penuh rasa bersalah.
"Tidak masalah. Ya sudah, aku matikan ya. Sudah mau sampai!" ujar Sohyun dengan nada semangat.
"Eoh. Nanti aku telpon lagi," jawab Sehun. Sambungan panggilan di antara keduanya kemudian terputus. Sehun pun melangkahkan kakinya keluar ruangan, menyusul Jungkook kemudian.
***
"Aish ... dasar menyebalkan," gerutu Sohyun usai Sehun mematikan sambungan teleponnya. Gadis itu mendengus kesal karena ia sendiri sudah sampai di kedai tersebut—tepat berada di depan pintu masuk saat Sehun mematikan sambungan teleponnya. Sohyun menatap kedai tersebut, dan menghela nafasnya sejenak. Namun dalam waktu beberapa detik kemudian, raut wajahnya berubah ceria.
KAMU SEDANG MEMBACA
Best Friend ✔️
RomantizmTentang kehidupan dua orang sahabat dari segala perbedaan yang ada. Mereka saling mendukung dan terkadang saling membenci. Tapi mereka yang paling kompak dan paling solid dalam segala hal. Itulah yang membuat mereka jadi sahabat baik dari masa sekol...