Chap 1

9.6K 448 37
                                    

"Renjun_ah.."

Renjun terdiam. Masih menundukkan kepalanya. Tak sama sekali menanggapi panggilang mama nya.

"Huang Renjun!!"

"Kenapa aku harus melakukannya, mama?" tanya Renjun dengan mata merahnya dengan air mata yang perlahan mengalir membasahi pipinya. "Kenapa aku harus melakukannya, mama? Kenapa aku harus??" isak Renjun.

"Karena hanya kau yang bisa menggantikan posisi Yingying"

Lagi! Kata-kata itu lagi yang muncul.

Kenapa ia harus selalu hidup dalam bayang-bayang Jiejie nya.

Dirinya bukan lagi anak kecil yang selalu hidup mengikuti Jiejie nya yang selalu lebih unggul darinya. "Aku bukan lagi anak kecil, mama.. aku punya jalan hidup sendiri!" seru Renjun tegas. Sudah cukup ia harus hidup seperti itu. selalu menjadi bayangan Jiejie nya.

Saat ini ia memiliki cita-citanya sendiri, jalan hidupnya sendiri dan tak akan lagi tumbuh mengikuti Jiejie nya, seperti keinginan mamanya yang menjadikan Jiejie nya sebagai cerminan kesuksesan dalam setiap langkahnya.

"Kalau begitu lakukan ini untuk Jisung. Bayi yang kakak mu lahirkan 3 bulan lalu.."

Renjun selalu bertanya-tanya, apakah kelahirannya telah dikutuk? Sampai harus hidup seperti ini. Selalu berada dalam posisi yang menyudutkannya dan tak bisa menolak.

Apakah tak ada sedikitpun cela untuk dirinya hidup sesuai dengan yang di inginkannya? Melakukan apapun yang di inginkan? Tanpa harus memikirkan hal lainnya.

"Mama, sangat kejam padaku!" seru Renjun getir.

Yixing, yang merupakan mama Renjun hanya terdiam mendengar perkataan getir putri bungsunya ini.

Ia menyadiri bahwa ini adalah tindakan egois. Dimana ia harus menikahkan putri bungsungnya dengan suami mendiang putri sulungnya.

Tapi, itu terpaksa dilakukannya. Karena ia tak tega bila cucu satu-satunya yang baru berusia 3 bulan itu diasuh oleh orang asing yang akan menggantikan mendiang putri sulungnya yang kini sudah disurga.

..

.

Taman Kota, Jilin, Tiongkok.

"Kenapa tiba-tiba harus ke Korea? Terjadi sesuatu?" tanya Hendery terkejut mendengar perkataan kekasihnya, Renjun.

Renjun hanya memeluk Hendery erat. Tak mengatakan apapun setelah memberitahu kekasihnya bahwa dirinya akan pergi ke Korea.

Yeoja 21 tahun itu hanya ingin mengenang aroma kekasihnya sebelum akhirnya berpisah dan menikah dengan kakak iparnya, nanti di Korea.

"Bisakah kau memelukku saja? Tanpa bertanya ini dan itu!" seru Renjun sedih. Ia hanya ingin dipeluk kekasihnya saja. Tak mau menjawab ini dan itu dari kekasihnya. Hanya ingin mengenang betapa nyamannya berada dalam pelukan kekasihnya.

Hendery binggug. Tapi, melihat bagaimana Renjun yang ngotot ingin bertemu dan tiba-tiba memeluknya saat bertemu sampai saat ini membuat Hendery menuruti saja keinginan kekasihnya.

Apalagi saat Renjun mengatakan akan pergi ke Korea. Tentu saja itu membuatnya semakin terkejut. "Baiklah! Aku akan memelukmu erat.." Hendery akhirnya memeluk Renjun erat. Seperti yang di inginkan sang kekasih.

Timbul pertanyaan dalam benak Hendery. Sampai kapan kekasihnya ini akan berada di Korea? Ingin sekali menanyakannya, tapi melihat Renjun yang seperti ini dalam pelukannya membuat Hendery tak tega melakukannya dan mengurungkan niatnya.

"Bukankah hembusan angin ini sangat menyegarkan.." gumam Hendery mencoba untuk memperbaiki suasana hati kekasihnya yang terlihat sangat tak baik.

Taman kota adalah salah satu tempat yang menjadi favorit Hendery dan Renjun bertemu. Menghabiskan waktu bersama.

Tempatnya yang berada dipusat kota dengan berbagai pohon rimbun dan hembusan angin membuat keduanya sangat menyukai tempat ini.

"Wo Ai Ni.. Ryry.." gumam Renjun menenggelamkan dirinya dalam pelukan Hendery. Pelukan yang akan sangat dirindukannya nanti.

"Wo Ye Ai Ni.. " balas Hendery mencium pucuk kepala Renjun.

Fireflies [MarkRen]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang