Chap 25

1.9K 216 8
                                    

“Jadi, kau menang?” tanya Renjun antusias setelah Hendery memberinya kabar bahagia bahwa Hendery dan Tim nya menang dalam Kejuaran Ilmiah tingkat Asia itu.

“Hmm.. tapi tidak juara pertama. Juara Dua tepatnya”

“Tak masalah. Yang penting menangkan” Renjun sangat bahagia mendengarnya. Kerja keras Hendery dan Tim nya berbuah manis. Tidak sia-sia mereka selama ini bekerja sangat keras.

Hendery mengambil Jurusan Teknik Mesin Industry dan Renjun selalu bangga dengan semua hal yang Hendery ciptakan dari ide kreatifnya.

“Kami yang memenangkan Kejuaraan ini akan bertemu Sponsor dan Investor utama untuk pengembangan proyek kami kedepannya” kata Hendery antusias.

“Oh.. benarkah?”

“Hmm.. besok jam 10 Pagi kami akan bertemu di gedung seminar Universitas mu”

“Oh ya? Bukankah itu bagus. Jadi kita bisa merayakannya setelahnya!?” seru Renjun semangat.

“Tentu, Injun_ah.. tentu. Kita akan merayakannya..” Hendery mengacak-acak gemas rambut Renjun.

...
.

Mark baru saja masuk ke dalam kamarnya.

Berniat ingin meminta Renjun untuk membuatkannya Teh Hitam sebagai teman lemburnya, tapi melihat Renjun yang tertidur lelap membuatnya tak tega.

Beberapa hari terkahir ini Renjun terlihat sangat lelah dan sibuk.

Istrinya itu juga lebih sering tidur lebih dulu. Jarang menemaninya di ruang kerja seperti sebelum-sebelumnya.

Mark tersenyum menatap wajah polos Renjun yang tertidur pulas. “Cantik” gumam Mark pelan.

Hubungannya dengan Renjun perlahan mulai membaik.

Tak lagi canggung seperti dulu.

Renjun juga tak sungkan lagi untuk bercengkrama akrab dengannya.

Mark senang dengan perkembangan hubungan pernikahannya ini.

Tapi dibalik rasa senangnya ada sebuah kebahagiaan yang tak bisa di ukur oleh apapuan, yakni kedekatan Jisung dan Renjun.

Bayi kecilnya itu begitu lengket dengan Renjun.

Seperti permen karet yang selalu lengket pada pemilik nya.

“Selamat malam, Renjun” Mark mencium kening Renjun sebelum memutuskan untuk keluar dari kamarnya dan melanjutkan pekerjaannya.

Mark berjalan menuju dapur untuk membuat Teh Hitam. Ia tak akan bisa bertahan bila tak ada kafein masuk dalam tubuhnya.

“Tuan Lee” Haechan menyapa hormat pada Tuan nya itu.

“Oh.. Haechan. Kau belum tidur?” tanya Mark yang cukup terkejut bertemu dengan pengasuh bayi nya itu.

“Saya sedang mengambil air”

“Oh begitu. Istirahatlah”

“Nde, Tuan”

Haechan pergi dari hadapan Mark untuk kembali kedalam kamarnya, tapi beberapa detik setelahnya Haechan menghentikan langkahnya. Dengan ragu-ragu Haechan berbalik dan berjalan mendekati Tuan nya.

“Saya akan buatkan kopi untuk anda Tuan, jika akan lembur!” seru Haechan sopan.

“Tidak usah. Kau pasti lelah sekali seharian ini karena menjaga Jisung” Mark menolak sopan. Kesibukan Renjun beberapa hari ini di Universitas membuat Haechan harus menjaga Jisung sepenuhnya.

Haechan memang pengaush Jisung, tapi beberapa kali Haechan juga harus membantu beberap pelayan di rumah ini untuk ikut menjaga dan membereskan di rumah mewah ini.

“Ini sudah kewajiban saya untuk menerima perintah apapun dari anda Tuan”

Haechan mengambil alih pekerjaan Mark yang terlihat kesulitan untuk menyedu Teh Hitam.

Mark mengerti itu. Akhirnya ia menyingkir juga dan membiar Haechan melakukannya. “Gomawo, Haechan”

“Nde, Tuan”

Haechan menoleh tiba-tiba kita mendapati Tuan nya itu masih berada di dapur. “Tuan. Anda bisa kembali ke ruang kerja anda. Saya akan membawakan untuk anda ke ruangan anda”

Mark membalasnya dengan Senyuman sebelum ia memutuskan pergi.

Hacehan? Bagaimana dengan Haechan setelah mendapat senyuman dari Tuan nya itu.

Tentu jawabannya adalah bahagai. Sangat bahagia.

“Sadarkah dirimu Haechan_iee.. berhentilah mengkhayal” tegur Hechan pada dirinya sendiri.

Fireflies [MarkRen]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang