Chap 6

2.5K 274 5
                                    

"Direktur Lee.. anda masih disini?" tanya Haechan terkejut melihat Tuan nya masih ada dipavilliun ketika jarum jam menunjukkan pukul 11 malam.

"Haechan?"

"Apa anda ingin saat buatkan kopi atau coklat panas?"

"Tidak.."

"Direktur Lee__"

"Apa ini adalah keputusan yang benar?"

"Nde??" Haechan masih belum tahu apa yang Tuan nya bicarakan.

"Aku.. Aku masih saja merasa bahwa ini tidaklah benar"

Haechan masih diam. Mencoba memahami yang dibicarakan oleh Tuan nya.

"Dulu kami begitu dekat. Tapi.. saat ini kami seperti orang asing yang tak pernah bertemu. Seperti ada sebuah tempok yang berdiri kokoh diantara kami" ujar Mark kemudian menatap gelapnya langit malam diatasnya.

"Aku sangat takut menghancurkan hidupnya. aku takut dia tak bahagia bersamaku. Tertekan hidup denganku. Aku sangat takut itu terjadi.."

Haechan bisa melihatnya.

Raut wajah Tuan nya yang begitu tertekan. Kini ia mulai tahu apa yang sedang dibicarakan oleh Tuan nya saat ini. "Nona Huang sangat menyayangi Jisung.. dan sepertinya itu tidak membuat anda ragu dengan ini semua Tuan" Haechan mencoba memberikan pendapatnya.

Ia berkata jujur. Selama 2 minggu dirumah ini Renjun benar-benar sangat dekat dengan Jisung. Dan bila dilihat pun, Jisung juga sangat nyaman bersama Renjun.

Bahkan beberapa kali dirinya melihat Renjun yang menemani Jisung tidur siang.

Mark menghela nafas. "Aku akan menjadi namja yang sangat egois bila hanya mementingkan putraku saja, tanpa memperhatikan Renjun.." akhirnya nama itu terucap juga.

"Tuan__"

"Dia bahkan meninggalkan kekasihnya" ujar Mark getir.

Haechan tak memiliki pengalaman apapun untuk hal seperti ini, maka dari itu ia lebih memilih untuk diam dan mendengarkan saja keluhan dari Tuan nya itu.

"2 minggu kita tinggal disatu atap, dan baru kemarin aku melihatnya tersenyum tulus padaku.. " Mark tersenyum getir.

Haechan terus menatap Tuan nya itu. ada rasa iba yang tiba-tiba muncul dalam hatinya. Tuan nya adalah orang yang sangat baik. Tapi kenapa Tuhan selalu menguji kesabaran Tuan nya itu.

Haechan selalu berdoa, agar Tuhan mau memberikan setitik kebahagian untuk Tuan nya itu.

..

.

"Renjun?" Mark tak sengaja bertemu Renjun ketika ia akan masuk kedalam kamarnya.

"Gege.." isak Renjun dengan air mata tergenang dipelupuk matanya. "Tolong aku..." rintih Renjun dengan air mata yang akhirnya mentes membasahi pipinya.

Mark tertegun melihat kondisi Renjun saat ini.

Fireflies [MarkRen]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang