Chap 13

2.1K 240 9
                                    

Incheon, Airport

"Mama pulang dulu" pamit Yixing pada Mark dan Renjun. Menatap menantu dan putri bungsunya sebelum meninggal Korea untuk kembali ke Tiongkok.

"Mama nitip Renjun, Mark" Yixing memeluk menantunya. "Jangan sampai kau tertipu oleh wajah polos dan air matanya. berdirilah dengan kokoh, tunjukkan pada Renjun bahwa kau adalah suami yang sempurna" bisik Yixing lirih.

Mark terdiam mendengar bisikan Yixing. Terseyum kemudian ketika mertuanya melepaskan pelukan dan tersenyum juga pada dirinya.

"Menantu Mama" Yixing menepuk lembut pundak lebar Mark bangga.

Perhatian Yixing beralih pada Renjun.

Menarik Renjun kedalam pelukannya. "Jangan berbuat macam-macam. Buat dirimu pantas menjadi Istri dan Mama untuk Jisung" bisik Yixing lirih.

Yixing mau Renjun menerima semua takdirnya ini tanpa mengeluh.

Mungkin tokoh antagonis memang akan selalu melekat padanya, dimata Renjun. Tapi tak apa, itulah yang namanya kehidupan. Selalu ada tokoh antagonis dan protagonis.

Yixing melepaskan pelukannya. Menatap Renjun. Berbicara dengan sorot matanya tajam. Ia mau Renjun memasukkan bisikannya tadi kedalam kepala dan hatinya.

"Mama pergi" Yixing mencium kening Renjun. Kembali tersenyum sambil mengelus pipi lembut putri bungsunnya. Elusan lembut yang memiliki makna berbeda bagi Renjun.

"Daaahhhh..." Yixing melambaikan tangannya pada Mark dan Renjun.

"Hati-hati, Ma!" seru Mark melambaikan tangannya yang juga di ikuti Renjun kemudian.

Renjun melepas kepergian Mama nya kembali ke Tiongkok. Tanah kelahirannya. Tanah yang penuh dengan kenangan dalam hidupnya.

"Hendery disana!" seru Renjun dalam hatinya sedih.

..

.

"Kita makan dulu ya?" ujar Mark pada Renjun dengan fokus yang terbagi antara menyetir dan mengajak Renjun bicara.

Mark menoleh, ketika Renjun tak menanggapi ajakannya.

"Renjun?!" Mark kembali memanggil Renjun.

Mark melihat Renjun yang nampak melamun. Sorot matanya fokus keluar jendela mobil. Entah apa yang menarik perhatian Istrinya itu diluar jendela mobil.

"Renjun?!" lagi, Mark memanggil.

Masih sama, tak ada tanggapan.

Sentuhan lembut Renjun rasakan diatas punggung tangannya yang bertumpu diatas kedua pahanya yang berbalut dress cantik berwarna cream polos. "Gege?" Renjun menatap Mark penuh pertanyaan sebagai respon dari sentuhan lembut Mark.

Mark tersenyum. "Kita makan dulu!"

"Oh.. Hmmm.." Renjun mengangguk. Jujur, dalam hatinya saat ini tengah berkecamuk. Melihat Mama kembali ke Tiongkok membuatnya ingin kembali juga.

Betapa ia merindukan Tiongkok dan kekasihnya disana.

Bisakah ia kembali bertemu dengan Hendery?

Apakah takdirnya benar-benar sudah berakhir dengan Hendery?

Rasanya aku ingin pergi jauh. Ke suatu tempat, dimana aku tidak memikirkan apapun. Hanya aku sendiri dan rasa cinta yang kumiliki untuk Hendery. Renjun mengalihkan tatapannya, bersandar di sandaran jok mobil yang didudukinya. Kembali menatap keluar jendela dengan tatapan sedihnya.

Mark menarik tangannya. kembali memegang setir mobil dengan kedua tangannya. Menatap lurus kedepan dengan perasaan sedih.

Sorot mata Renjun membuat Mark bersedih.

Entah apa yang dipikirkan Renjun, tapi yang pasti sorot mata Renjun tak bisa berbohong kalau Istrinya itu tengah bersedih.

Fireflies [MarkRen]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang