Chap 44

2.3K 248 15
                                    

“Dimana Mark Ge?” tanya Renjun ketika masuk kedalam rumah yang disambut oleh Haechan dan Bibi Moon.

Haechan dan Bibi Moon cukup terkejut dengan kembalinya Renjun.

“Bibi Moon? Haechan? Dimana Mark Ge?” tanya Renjun lagi pada kedua penanggung jawab rumah Mark itu.

“Beliau di Ruang Kerja Nona Lee” Lucas yang datang bersama Renjun lah yang pada akhirnya menjawab pertanyaan Renjun.

Tanpa menunggu apapun, Renjun langsung berlari kedalam rumah. Menunju lantai dua, berlari kearah Ruang Kerja Mark.

..
..
.

Ceklek..

Renjun membuka pintu Ruang Kerja Mark.

Gelap.

Itulah yang pertama kali dilihatnya ketika masuk kedalam Ruang Kerja Mark.

“Jangan dinyalakan lampunya Haechan. Bukankah sudah kubilang, Aku ingin sendiri. Pergilah.. dan katakan pada Bibi Moon juga untuk tidak menanggangguku” kata Mark dingin dalam gelap.

Renjun mengurungkan niatnya untuk menyalakan lampu ketika perkataan dingin Mark terdengar olehnya.

Renjun cukup terkejut mendengarnya.

Apalagi nada bicara Mark yang membuatnya seketika merinding. Takut.

Mark tak pernah berbicara begitu dingin dan tak berperasaan seperti ini.

Ini pertama kalinya.

Dan itu mengejutkan Renjun.

Tiba-tiba timbul rasa bimbang dalam diri Renjun.

Apakah melanjutkan niatnya untuk menemui Mark? Atau berhenti cukup sampai disini? dan berlari keluar dari Ruangan Kerja Mark?

Hisk..

Renjun mendengar Mark terisak.

Masih belum percaya akan pendengarannya. Apakah itu benar-benar Mark yang terisak?

Hisk..

Lagi, isakan terdengar.

Dan kini Renjun yakin bahwa Mark lah pemilik isak tangis itu.

“Ge..” lirih Renjun pelan dan hanya dirinya yang mampu mendengarnya. Dirinya masih ragu.

Apakah yang dilakukannya ini tindakan yang benar?

Rasa sakit tiba-tiba menerpa Renjun ketika ia akhirnya menyadari bahwa apa yang menimpa Mark, itu semua karena dirinya.

Andai saja dirinya tak pergi, mungkin Baby Jie masih disini bersama Mark.

Bukan malah dipisahkan dan berada jauh dari Ayah nya.

Dengan langkah goyah penuh keraguan, akhirnya Renjun mulai memantapkan hatinya dan bertekad untuk menemui Mark.

Tak masalah bila nanti Mark menolaknya atau yang lebih parah kembali menyuruhnya pergi.

Ia sudah bertekad saat ini.

Berjalan, melangkah mendekati Mark yang duduk dikursi kebesarannya dengan menatap keluar jendela, membelakangi Renjun dalam gelapnya Ruang Kerja Mark.

Bisa dilihatnya pundak Mark yang goyah karena isakan tangis yang berusaha ditahannya.

Hati Renjun hancur melihatnya.

Begitu dalam luka yang sudah ia torehkan pada diri Mark.

Renjun sangat menyesalinya.

Andai waktu dapat diputar kembali.

“Ge..” Renjun berdiri dihadapan Mark. Menguatkan diri sendiri, untuk bisa menghadapai Mark.

Mark tentunya dibuat terkejut dengan keberadaan Renjun yang kini berdiri dihadapannya.

Mark masih mencoba untuk mencerna keadaan di gelapnya Ruang Kerja nya. Menyakinkan diri bahwa yang berdiri dihadapannya adalah Renjun.

“Gege..” Renjun semakin mengejutkan Mark ketika dengan berani duduk diatas pangkuan Mark.

“Renjun?”

“Hmm..” Renjun mengangguk, tersenyum lega bahwa Mark akhirnya menyadari keberadaannya di gelapnya Ruang Kerja Mark.

“Kau___”

“Aku kembali Ge” Renjun memotong omongan Mark.

Kemudian kembali membuat Mark terbelalak tak percaya ketika Yeoja berdarah Tiongkok itu mengalungkan kedua tangannya di leher Mark. Memeluknya erat.

Fireflies [MarkRen]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang